"Nah.. ini nihh, kalo udah kena faktor bucin jadi pengennya berduaan mulu, ye gak, Bram?" kalimat itu terlontar dari mulut sang pengerecok suasana, siapa lagi kalau bukan Bima.
Sedari tadi ia menceritakan gadis yang ditemuinya bersama Bram kepada teman-temannya. Tentu saja semua anggota Wilson tampak menyimak setiap perkataan Bima. Mereka tampak belum puas karena Bram tidak menyebutkan nama gadis itu pada Bima. Yang jelas mereka hanya senang jika Bram memiliki teman cewek.
Tapi, Bram sama sekali tidak menggubris perkataan Bima, ia langsung mengambil sebotol wine yang ada dimeja dan langsung menenggaknya.
"Lama banget lo, abis ngapain aja tuh?" goda Alex sambil cengengesan bersama yang lainnya. Nampaknya, malam ini banyak anggota Wilson yang berkumpul, dan sepertinya itu pertanda bahwa akan ada info kepentingan yang harus disampaikan saat itu juga.
"Apa jangan-jangan lo udah kena virus playboy dari si Roy tuh! Hahaha.." timpal Zoy yang sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya.
"Loh, nape jadi ke gue?!" protes Roy. Ia tidak ingin dikata bahwa dirinya adalah seorang playboy, tapi ia juga tidak menyangkal kalau dirinya lah yang sangat handal dalam urusan percintaan. Apalagi trik berganti-ganti pasangan. Cih.
"Gimana Bram? Lo terima atau nggak tuh tawaran si Niko?" kini giliran Devin yang membuka suara.
Devin ini adalah orang penting juga di Wilson. Setiap ada perlombaan balap atau semacamnya, Devin dan Alex lah yang menjadi perantara akan hal itu. Dan, Bram hanya tinggal menerima beresnya dengan persetujuan yang tidak pernah ia tolak.
"Apa gue pernah nolak tawaran.?"
Satu kalimat itupun sudah dapat dimengerti oleh kawanannya. Terdengar sedikit tengil tetapi ya mau bagaimana lagi? Ia adalah Bram.
"Oke. Lusa malem lo udah harus stay disini." kata Devin.
~●~
Sudah berkali-kali Bram menguap didalam perjalanannya menuju apartemen Gley. Bayangkan saja sekarang waktu masih menunjukan pukul enam pagi. Dan seorang Bram sedang mengendarai mobil untuk pergi menjemput gadis yang memaksanya untuk pergi dan pulang sekolah bersamanya.
Tadi malam sebelum Gley beranjak ke dalam apartemennya...
'Dia udah bikin masalah sama gue. Kalo gue bikin masalah sama dia kayanya seru juga.' Batin Gley yang masih berada didalam mobil Bram.
"Ngapain lo bengong? Turun cepet!" ucap Bram dengan nada ketus.
Gley melirik Bram dengan kesal lalu membuka pintu mobil dan menutupnya dengan kencang. Ia bukan berjalan mengarah pintu lobby apartemennya melainkan mengarah pada sisi mobil tempat Bram menyetir.
Ia pun mengetuk kaca pintu mobil itu, mau tak mau Bram menurunkan kaca mobilnya hingga terbuka dengan sempurna.
Gley menarik sudut bibirnya membentuk senyuman kecil. Ia pun menunduk dan melipat kedua tangannya di pintu mobil bagian kaca, mensejajarkan wajahnya dengan Bram dihadapannya.
"Ehm, lo tau kan mobil gue ancur gara-gara lo?" ucapnya sambil memainkan rambutnya. "Itu artinya gue gak punya kendaraan untuk pergi ke sekolah, iya kan?" Gley berbicara dengan nada yang menjengkelkan. "Dan lo sebagai pelaku tabrakan mobil gue, harus menambah bentuk tanggung jawab lo. Yaitu antar jemput gue ke sekolah." tambah Gley untuk terakhir kali.
Gley bisa saja menggunakan mobil nya yang lain. Tetapi itukan mobil balap. Dan juga ia belum sempat mengganti plat nomernya dengan yang baru, setelah mengikuti perlombaan balap minggu lalu. Jika ada Polisi yang mengetahui plat nomernya, akan menimbulkan kekacauan pastinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/132341829-288-k476665.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Love
Teen FictionAgleyna Lorriana. Hidup dari keluarga yang keras membuat dirinya yang sekarang menjadi berantakan. Terlalu pusing oleh memori-memorinya dulu sehingga ia mencoba menenangkan pikirannya lewat hal-hal yang seharusnya ia hindari. Bramasta Leonardo. Tumb...