2. Bramasta Leonardo

61 11 3
                                    

Sudah 15 menit berlalu Bram masih belum menampakan batang hidungnya sekalipun.

Ni orang mandi kembang berapa ratus macem sih, lama banget. Batin Fero.

Ia sedang menunggu Bram keluar dari rumahnya untuk berangkat ke sekolah bersama.

Sedari tadi Fero hanya melamun seperti kambing bodoh yang kehilangan giginya.

Biasanya di waktu senggang seperti ini ia biasa menjalani rutinitasnya yaitu bermain game.

Tetapi tidak untuk sekarang, dikarenakan baterai ponselnya sedang tidak memadai.

Tinnn..

"Ayam.. ayam!!" Fero melonjak kaget dan hampir terjatuh dari motornya. Ia langsung menengok kebelakang asal suara klakson motor yang membuat lamunannya buyar seketika.

Didapati Bram yang sudah duduk dijok motornya seraya memasang helm. Wajah datar dan tampang tidak bersalahnya pun membuat Fero geram atas ulahnya yang sering kali dilakukan pada dirinya.

"Kampret lo sialan! selalu aja lo bikin gue ngelolosin rahasia negara milik gue." kata Fero sebal seraya ikut memasang helm dikepalanya.

Melihat Fero yang sedang menggerutuinya, Bram hanya terkekeh pelan dan melaju dengan motor hitam miliknya. Diikuti Fero dengan mulut yang masih mengoceh.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke sekolah, sekarang mereka sudah berada di area parkir.

Ketika Bram membuka helm, para siswi-siswi langsung memandanginya. Entah mereka merasa asing atau memang mereka kagum oleh paras wajah Bram.

Banyak yang mencuri-curi pandang ataupun pura-pura melintas didepan Bram.

Fero yang menyadari itu langsung berdehem.

"Kayanya lo bakalan punya banyak fans dadakan nih disekolah baru lo ini" ucap Fero sambil cengengesan.

"Ngaco lo" sahut Bram masih dengan wajah datarnya. Menurutnya itu hal biasa.

Mereka pun langsung berjalan menuju kelas XI IPS 6, tepatnya kelas Fero.

Ya memang Bram memilih masuk jurusan IPS karena memang otak nya tidak sampai pada pelajaran IPA. Dan beruntungnya ia bahwa kelas XI IPS 6 siswanya ganjil. Tentu saja Bram dimasukan di kelas itu supaya siswa mereka semuanya genap.

Baru saja mereka berdua melangkah masuk kedalam kelas, semua murid langsung menatapnya. Terutama pada Bram.

Mereka merasa terhipnotis oleh ketampanan Bram.

Bagaimana tidak, mereka menjerit bersamaan ketika Bram mengacak-acak rambutnya. (Perlu dipertegas bahwa mereka yang dimaksud itu adalah kaum hawa).

Menurut mereka, itu malah menambah kesan cool pada Bram. Padahal ia cuma berniat merapihkan rambutnya saja.

"Iya tau, gue ganteng! liatinnya biasa aja dong" ucapan Fero yang cukup keras, sukses membuat pandangan siswa-siswi itu buyar, dan juga sukses membuat Fero disoraki serentak.

Berada ditengah-tengah kebisingan membuat Fero dan Bram mempercepat langkahnya menuju barisan belakang tempat duduk Fero.

"Lo duduk dibelakang gue aja tuh! kosong kok." ucap Fero yang dibalas anggukan kecil oleh Bram dan langsung menduduki bangku tersebut juga memasukan tasnya dikolong meja.

Suasana gaduh tadi sudah mereda, dan mereka juga sudah kembali pada aktivitas-nya masing-masing.

Tetapi sepertinya kedua mata Via masih belum puas memandangi Bram dibelakang sana yang sekarang sedang bercengkrama bersama Fero dan teman-temannya.

Bad Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang