Tata, atau nama KTP nya Kharinta Pacia sudah menjadi drafter di perusahaan biro konsultan arsitektur sekitar 3 tahun. Dan selama 3 tahun itu pula, kerjaan Tata ngeluh terus.
"Elah, kesel design gue ditolak lagi. Vi kenapa gue jadi drafter sih?????"
Tovi, temen patungan apartment Tata dengan santainya menjawab, "Ya kan lu kuliah jurusan arsitek."
"terus kenapa gue gak jadi arsitek, malah jadi drafter?????"
"mungkin taun depan."
"Taun lalu juga lu bilang gitu"
"taun depan juga kayanya gue masih bilang gitu"
Tata melirik Tovi tajam, ingin rasanya menumpahkan milo panas pada kaki mulus temannya itu. Tapi ntar siapa yang bayar apartment? kalau sendiri kan Tata gak sanggup.
Masalahnya itu Tovi yang notabene seorang model, sama sekali tidak mengerti kompleks yang dialami Tata di kantor. Misalnya saja, topik sensitif seperti kenapa arsitek lebih terkenal dibanding drafter?
Yang menciptakan gambar adalah drafter, yang mempunyai ide adalah drafter, tapi kenapa yang disanjung dan yang mempunyai nama adalah arsitek, bukan drafter?
Sedangkan arsitek, kerjaannya cuma memberi data pada drafter. Nyuruh bikin design sesuai data-data yang dikasih, lalu ngasih deadline mepet banget.
Terus siangnya, minta pesenin nasi goreng kambing lewat go-food.
Tunggu, ini ko Tata jadi deskripsiin kepala studio alias arsitek kantornya sih. Padahalkan gak semua arsitek (mudah-mudahan) semodel pak Daniel.
Namanya Prawira Daniel, umurnya 28 tahun. Seumur sama Tata. masuk - masuk langsung jadi kepala studio, sekantor sih curiga dia anak yang punya perusahaan. Habisnya jarang - jarang tuh masuk langsung jadi kepala studio, walaupun latar belakang dia yang bagus tapi kan ada Pak Wawan dan senior- senior lainnya yang sudah lebih dari 8 tahun jadi drafter.
Dia lulusan arsitek dalam negeri, tapi langsung melanjutkan pendidikan di Jerman dan setelah itu bekerja sebagai arsitek di singapore. Sering banget nerima project gak cuma satu, bikin semua drafter dibawah naungannya kelimpungan. Termasuk Tata. Belum lagi kalau udah ngeliat design gak sesuai ekpektasi, ngomongnya nyelekit banget. Baru juga delapan bulan masuk kantor udah dapet julukan anak setan.
Setannya kan yang punya perusahan.
Walaupun begitu, Tata sayang banget sama perusahaan ini. Apalagi kalau udah awal bulan Ketika ngecek tabungan dan mendapati digitnya nambah satu. Kalau udah begitu, rasanya Tata pengen langsung booking resort di Raja Ampat!
Yang mulia
design jd bsk ya. sy lusa prgi
11.44 PM
Tata melongo. Liat chat dari Daniel. Masalahnya ini tengah malem dan Tata belum nyentuh revisian tadi siang.
kharinta
tapi pak ini kan udah malem
11.50 PM
yang mulia
msh ada wktu 8 jam 10 mnt sblm msk kntor
kharinta
terus gue tidur kpn setan|
Gak. Typing an terakhir tadi gak Tata kirim. Kan Tata udah bilang, Se benci-benci nya dia sama perusahaan dan orang di dalamnya, Tata masih sayang banget sama gaji nya.
kharinta
siap pak
Keesokan harinya Tata (dengan mata beler) menghadap Daniel di ruanganya, sambil membawa print out design yang ia buat semalaman suntuk, Tata hanya berharap kali ini designnya di terima.
"Nyontek dari google ya, Ta?"
Daniel mengetuk-ngetukan ballpointnya diatas design lantai 2 yang Tata buat.
Atensi Tata yang bermula pada print out designya kini berganti pada raut wajah Daniel, pemuda itu jelas tampak tidak puas dengan hasilnya.
"Tapi pak,"
"klien ngapain pake konsul-konsul segala dong kalau designnya ada di google?"
Bibir Tata kembali mengatup, tertangkap basah menggunakan jasa google. Padahalkan cuma lantai 2, lantai 1 kan murni buatan dia. Habisnya mana keburu dengan waktu segitu.
"saya kasih waktu sampe jam 12," Daniel melihat jam dinding, lalu bergumam "gini doang tiga jam keburu lah"
gini doang
gini doang KATANYA GENGS!!! IA IA PERCAYA YANG LULUSAN ZERMAN SAMA SINGAPUR
Tata ngedumel dalam hati tapi tetap mengiyakan permintaan Daniel lalu pamit keluar dari ruangan.
"Oh iya Ta,"
Tata yang hampir membuka kenop pintu menoleh, mendengar Daniel memanggil kembali namanya.
"iya kenapa, Pak?"
"Pesenin nasi goreng kambing ya?"
Buku buku jemari Tata memutih, akibat terlalu keras meremas kenop pintu. Kesel.
Nasi goreng bubuk mesiu aja gimana Pak?
Tapi alih-alih, Tata hanya tersenyum manis. kembali mengiyakan permintaan Daniel lalu keluar dari ruangan.
belum sampai tiga langkah meninggalkan ruangan tadi, ponsel nya bergetar tanda ada pesan masuk
yang mulia
Ta
Tata mendesah. apalagi? Nasi gorengnya gak pedes? udah tau kok Pak!
Alih-alih membalas pesannya, gadis itu berbalik dan menyembulkan kepala nya dari sela-sela kusen pintu ruangan Daniel.
"Bapak butuh apa lagi?"
Daniel masih di tempat yang sama, namun bedanya pemuda itu tampak bergerak-gerak tak nyaman. membuat Tata mengerutkan keningnya bingung.
"Lusa ada waktu kan, Ta?"

YOU ARE READING
Resign | Kang Daniel
Fanfiction"Pacaran sekantor aja gak boleh, masa bapak ngajak nikah?" "Yaudah kamu resign." "Bapak aja yang resign," "Kamu." "Bapak!"