Part 5

24 5 2
                                    

19.35

Kami bertiga tengah duduk di sebuah restoran yang yap mewah sekalii. Ya kami bertiga . aku, rendi, dan perempuan itu perempuan yang beberapa jam tadi bertemu di luar supermarket tanpa sengaja sedang duduk menunggu makanan datang.

Awalnya aku malas untuk ikut saat ini, bahkan aku tidak kenal siapa dia. Tapi karena rendi memaksa ku untuk ikut dan makanan yang menjadi sogokan nya ya mau gimana lagi yakan.

"Apa kabar ren? Kamu beda ya sekarang" seru perempuan itu yang di balas deheman rendi, yang bisa ku katahui sepertinya mereka ada hubungan yang kurang baik.

"Kamu masih tinggal di apart yang lama, nanti kapan kapan aku main yah?"
"Enggak aku udah gak disana"
"Loh kenapa, itu kan tempat favorit kita ren" aku kaget dengernya karena kalian tau suara perempuan itu uuh kalo aku lelaki sepertinya aku akan tergoda. Aku bersikap tidak peduli saat ini karena toh emang gak peduli dan gak ngerti juga.
"Dulu, sekarang kan udah gak ada kita antara aku sama kamu, gak liat apa aku udah sama siapa? Lagian itu bukan tempat favoritaku itu favorit kamu"
"Maksudnya ren? Emang siapa dia?"
"Kenalin callia calon isteri aku" aku hampir tersedak, apaapa nih main klaim sembarangan
"Cal dia siska mantan aku"
Mau gak mau aku mengulurkan tangan ku kan untuk kesopanan tapi
"Ini pacar kamu ren? Gak salah? Abis dari aku selera kamu jatuh ya, haha"

Apa katanya? kurang ajar, bahkan dia tidak membalas uluran tangan ku.emang dia lebih baik hah? Ya iya sih dia bohay cantik dan pinter dandan dan dia juga kayak nya sosialita tingkat akut. Tapi ya gak usah gitu juga dong, menyebalkan.

"Gak apapa, setidaknya dia terima aku apa adanya dan gak banyak nuntut apa yang gak aku mampu."

Hah?, walau dia membela ku di akhir kalimat nya tapi dia bilang apa tadi? Gak apapa? Tanpa sadar dia mengiyakan dong.

"Cal, pulang yuk udah malem. Kamu belum istirahatkan?"ucap rendi sambil menarikku keluar dari restoran itu

Ahh padahal aku udah jatuh cinta banget sama dessert yang aku pesen tadi.

"Ren,Reeeeenn" ujarku gemas
"Apa cal?"
"Kenapa?"
"Apa?"
"Kamu kenapa"
"Gak kenapa"
"Yaudah kalo gak mau cerita, btw aku keberatan ya sama apa yang kamu bilang ke siska tadi"kataku sambil melepaskan tangan rendi di tangan ku dan berlalu mendahului.

"Cal, nanti aku cerita pasti. Soal yang aku bilang tadi, emang kamu gak mau jadi isteri aku?" Tanya nya serius memandangku tajam
"Enggak" jawabku singkat sambil berlalu lagi
"Cal?"serunya sewot, apa coba?
"Apa?"
"Kok enggak sih jawaban nya?"
"Ya emang harus apa, buat saat ini jawaban aku ya itu. Aku tau kamu aja baru, tau nya juga gak sengaja lagi"
"Ya tetep aja jangan gitu dong jawabnya" aku hanya mengidikan bahu tanda gak peduli dan lanjut jalan
"Cal pokonya aku gak peduli aku bakal lamar kamu, ke orang tua kamu langsung. Lusa aku bakal ke bandung." Serunya sambil nyelonong mendahuluiku

Apapaan coba? Iyuwhh menyebalkan.

Setelah sampai rumah, aku langsung keluar dari mobilnya tanpa bicara apa pun. Sedari tadi suasana di mobil memang hening.

"Buka dong bagasinya"
"Biar aku yang bawa"
"Gak us.."
"Stt" seperti biasa dia memotong ku bicara, dan melenggang membawa belanjaan ku tadi. seperti nya itu salah satu hobinya.

Aku membukakan pintu, rendi masuk ke menuju dapur dan menaruh semua belanjaan.

Aku hanya memperhatikan, setelah menaruh semua belanjaan dia duduk di sofa dan menyalakan tv.

Lihat apapaan dia, bahkan sekarang sudah jam 9 malam.

"Cal, masak dong. Dari tadi kan kita belom makan"
"Siapa suruh tadi malah pergi, gaje dasar" jawabku ketus sambil membuka belanjaan dan mulai memasak
"Ya aku kan males ketemu siska lagian dia kurang ajar sama kamu gak suka aku"tuturnya aku senyum mendengarnya, eh kok senyum yah?
"Cal?"
"Apa"
"Aku suka sama kamu, aku mau kamu jadi isteri aku. Kamu beneran gak mau sama aku? Aku kaya kok aku bisa biayain kamu serius" katanya yang membuat ku ingin ketawa,
"Apa maksudnya tuh, kamu pikir aku matre?"
"Ya gak gitu, aku tau cewe suka belanja. Ya setidaknya aku bisa bikin kamu senang dengan memfasilitasi kamu belanja gitu"
"Kamu bener suka sama aku?"
"Bener lah, kan aku bilang lusa aku ke bandung. Mau ikut?"
"Kok kamu bisa sih suka sama aku?"
"Ya bisa lah, kamu cantik, pinter, body oke lah, trus kamu juga dokter gak malu maluin" setelah mendengar itu aku langsung ke ruang tv sambil masih memegang sinduk
"Apa coba sekali lagi, tadi ngomong apa? Gak sopan ya." Seru ku marah, dia terlihat kaget melihat ku datang dengan membawa sinduk untuk ku pukul.
"Eeh mau apa cal?ampun ampun jangan di pukul dong" yang berakhir ku cubit
"Adu duh aduuhh sakit cal"
"Makanya kalo ngomong tuh di saring, awas ya ngomong gitu lagi"
"Iya iyaa aduh sakit cal" sambil mengusap bekas cubitan ku di tangan nya yang yah cukup Merah.

Aku kembali ke dapur untuk menyajikan masakan ku di meja makan

"Sini, makan cepet"
Dia duduk di depan ku masih sambil mengusap tangan nya
"Aduuuh"
"Coba sini aku liat" kasihan juga aku lihatnya pas ku lihat lagi cubitan ku itu ternyata, tangan nya robek ya walau kecil tapi aku tau pasti perih rasanya
"Aku bawa kotak obat dulu ya" kataku sambil beranjak
"Nanti aja, makan dulu. Biar aku tahan aja ini"
"Bener?"
"Iya, udah makan"

Akhirnya ku duduk lagi dan makan walau ada rasa gak enak

"Emm masakan kamu enak, ahh berarti nanti aku bakal makan enak terus dong ya" katanya sambil tersenyum dan menyuapkan lagi makanan nya
"Pede banget kamu"
"Yaa iyala, tapi kamu emang gak mau jadi isteri aku? Gakan nyesel?"
"Dih, ya aku sih terserah bunda sama ayah aja, kalo mereka setuju ya oke aja aku"
"Serius? Ahh berarti lusa aku harus bawa mama papa aja kali ya sekalian, oiya besok aku jemput kamu ya,kita ke rumah aku"

Setelah selesai makan aku segera membereskan semua nya dan segera mengambil kotak obat. Saat ku kembali dia ada di ruang tv aku segera menghampirinya

"Sini coba liat tangan nya"dia mengulurkan tanganya yang tadi sobek itu
"Aww, pelan pelan dong cal. Perih"
"Lebay kamu" ku bersihkan lukanya dan ku tutup dengan plaster
"Aduh, punya pacar dokter beda ya. Luka dikit langsung sembuh ini" ujarnya sambil senyum senyum
"Siapa? Aku? Pacar kamu? Sejak kapan?"
"Sejak sekarang, kamu pacar aku fix ya. Kita pacaran"
"Bisa gitu ya? Temuin dulu tuh ayahku baru bilang pacar"
"Iyaa kan nanti lusa aku ke bandung,kamu ikut ya"
"Gak ah aku seminggu lagi cuti, kalo lusa ambil izin ntar takutnya cuti tahunaan aku gak keluar lagi"
"Yaudah, ini jam berapa ya? Aku pulang deh ya biar kamu tidur" dia berajak dari sofa
"Yaudah hati hati"
"Oalaaaa, iya aku bakal hati hati jaga hati ya"
"Apaan sih"
"Yaudah, baik baik di rumah tidur langsung" katanya sambil mengusap kepalaku
"Daahh" setelah itu mobilnya pergi hilang ditelan jarak

Ahh rendi bisa aja bikin ku melayang..

Kayanya gak apapa kali ya buka hati buat rendi, kita lihat lusa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. Thanks for reading sorry for everything.
And don't forget to vote, commnet, and share.
Luv u

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang