Prolog

8.8K 285 1
                                    

"Kania,  kita mungkin enggak bisa sama-sama lagi" kata Haikal.  Kania tahu hari ini akan tiba,  hari dimana tidak ada lagi cerita manis tentang mereka, kisah yang akan diakhiri hari ini. 

"Jadi kita selama ini apa Kal? " Tanya Kania pada Haikal.

"Kania,  berulang kalk aku bilang , aku sayang sama kamu,  tapi memang sayang aku ini enggak bisa buat aku dan kamu punya status lebih"

"....." Kania hanya bisa terdiam dan menangis mendengarkan perkataan Haikal.

Kania dan Haikal menjalani hubingan dekat  mereka selama 7 tahun semenjak mereka kelas 3 SMP dan sekarang mereka sedang berkuliah di universitas mereka masing-masing yang beda kota.  Akan tetapi,  selama 7 tahun mereka tidak berstatus pacaran,  akan tetapi mereka dapat dikarakan memiliki hibungan yang spesial dan dekat. Mereka saling suka,  saling sayang dan saling sayang satu sama lain.  Akan tetapi hubungan mereka sangat ditentang keras oleh tua Haikal.  Hal ini dikarenakan Haikal dan Kania memiliki perbedaan suku , Haikal yang bersuku Aceh,  dipaksa ibunya untuk menjalin hubungan hubungan dekat dengan perempuan yang bersuku Aceh juga.

Berkali-kali Haikal mencoba mendekatkan Kania dengan ibunya.  Akan tetapi semua usaha Haikal sia-sia.  Ibu Haikal sampai sakit karena Haikal pernah membentak ibunya untuk membela Kania.

"Kal,  aku kalau enggak ada kamu,  aku gimana Kal? " tanya Kania sambil menahan tangis pada Haikal.

"Nia,  kamu kira aku gimana?  Aku sayang sama kamu,  tapi aku juga sedih mama sampe harus sakit kayak gitu,  aku bingung,  aku mesti gimana? "Tanya Haikal sambil memegang lengan Kania.

Saat ini,  Kania dan Haikal sedang berbicara  di teras rumah Kania.

"Kall" rengek Kania manja sambil meremas baju Haikal di bagian dadanya.  Dagu Kania bergetar karena menangis.  Air matanyabtrrus mengalis sambil menatap Haikal.

"Aku harua buat apa Kania?  Aku bingjng sekarang" kata Haikal sambil terua menatap mata Kania dan mengelus lengan Kania.

"Aku enggak sanggup Kal" kata Kania setelah beberapa lama, akhirnya Kania tetap menunduk sambil terus menangis.

"Kamu cinta pertama aku Kal,  walaupun kita enggak pernah berstatus jelas,  aku gak pernah bisa suka dan cinta sama yang lain,  hati aku dah ounya kami Kal,  aku gak yakin bisa ngelewatin ini. "

"Aku juga Kania,  aku cowok yang gak bisa setengah-setengah kalau udah sayang,  selama ini aku cuman sayang sama kamu Kania,  aku juga gak tau apa aku bisa suka sama orang lain.  Semuabudah aku kasih ke kamu Kania Zahrina,  cuman kamu"

Haikal akhirnya menempelkan keningnya pada kening Kania.  Kania menutup mata nya dan tetap meremas baju Haikal.

"Kal" panggil Kania.

"Ya" Haikal memundurkan kepalanya agar bisa melihat wajah Kania dengan jelas.  Dengan perlahan tapi pasti,  Kani mendekatkan wajahnya pada wajah Haikal,  Haikal masih bingung dengan apa yang akan dilakukan Kania.  Akhirnya  bibir Kania  menyentuh bibir Haikal. Mereka berciuman sambil menangis. Mereka tidak melakukan apa-apa selain menyentuhlan bibir mereka masing-masing.

Setelah beberapa lama,  akhirnya mereka melepaskan ciuman itu.

"Jadi udah?  Cuman sampe sini aja ya Kal?" Tanya Kania.

"Enggak ada Nia,  maaf" jawab Haikal sedih.

Mereka berdua tersenyum sambil saling menatap.

"Aku sayang sama kamu" kata Haikal.

"Aku sayang sama kamu juga" balas Kania.

Keheningan pun tercipta ketika Kania dan Haikal saling menatap dan tersenyum sedih.

"Mulai besok jauhin aku ya Kal"

Haikal mengerti maksud Kania.  Kania merasa menjauh satu sama lain adalah cara terbaik.

"Kita jangan kontakan lagi"

"Block semua sosmed kita"

Akhirnya,  Haikal memundurkan dirinya dari hadapan Kania,  mengambil tasnya dan berjalan menuju motornya yang di parkir tidak jauh dari tempat mereka duduk.

"Aku pulang,  malam ini aku langsung balik ke Banda Aceh." Kata Haikal setelah memakai helm dan sedang memakai jaket.

"Oh" Kania terdiam "Hati-hati di jalan ya Kal".

"Ya iyalah,  siapa juga yang mau celaka,  yauda ya,  aku pulang,  byee"

Akhirnya Haikal pergi dengan motornya,  Kania tidak merasa sakit hati,  itu hanya cara Haikal yang tidak ingin memperlihatkan kesedihannya.

Kania termenung di teras rumahnya,  walapun sudah hampir 10 menit Haikal pergi dari rumahnya.  Kania menyesal kenapa dia tak memeluk Haikal untuk terakhir kalinya.  Akhirnya Kania menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan menunduk.

"Kak,  masuk yuk,  jangan nangis disini,  yuk masuk yuk" kata Vinia,  adik Kania.

"Viiiiiinnnn" kata Kania sambil memeluk Vinia sehingga semakin terisak.

"Iya kak,  iyaa,  yuk kita masuk yuk kak"

Kania dan Vinia ahirnya berjalan masuk ke rumah.  Vinia tahu,  bahwa setelah ini,  kakaknya akan menjadi lebih rapuh hatinya.

Haaaaii para pembacakuuu,  gimana?  Penasaran gak sama kisah Kania?  Yuukk baca lagi yuukkkk

Actually,  I Love You "Guntur & Kania" (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang