Sudah 3 bulan ini hari-hari Kania diisi dengan aktifitas yang itu-itu saja, tidur, makan, melamun dan menangis. Kania merasa hampa akan hidupnya sekarang. Haikal benar - benar seperti hilang di telan bumi.
Vinia yang awalnya optimis kakaknya akan membaik setelah 3 bulan seperti mayat hidup itu pun mulai menyerah. Vinia tidak marah pada Haikal, akan tetapi ia marah pada keaadaan yang tidak adil untuk kakaknya itu. Semenjak mama Kania dan Vinia meninggal, hanya Kania lah sosok perempuan yang sangat disayangi oleh Vinia.
"Kak, nonton yuk, udah lama ni kita enggak nonton" ajakku Vinia ke kakaknya.
"Kamu aja dek, kakak lagi enggak enak badan"
"Kakak selalu gitu, ayo dong, bosan ni di rumah terus, aku udah pesan tiket 2 juga" Kata Vinia sambil menunjukkan tiket yg sudah dibelinya.
"Kakak pusing dek, kamu ajak temen kamu aja"
"Ih kak, aku dah pesen loh ini tiketnya, ayo dong, plisss"
"Kakak lagi pengen di kamar aja dek" jawab Kania dan langsung pergi ke kamar.
"Serah deh"
Vinia menyesal membeli tiket nonton itu, tapi dia merasa rugi kalau tidak jadi nonton. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke bioskop dengan taksi dan menonton sendiri.
Malam jam 8, ayah Kania dan Vinia sudah pulang ke rumah. Hari ini Beliau terlambat pulang karena ada beberapa hal yang harus di urus di pabrik mebel nya.
"Ayah udah pulang? " tanya Kania dari kamarnya di lantai 2.
"Udah nak, kamu udah makan? " tanya ayah Kania.
"Belum yah, Kania enggak lapar" jawab Kania sambil menuruni tangga dan akhirnya duduk di sofa disamping ayahnya.
"Masih sedih nak? "
Kania tidak menjawab pertanyaan ayahnya, akan tetapi dia langsung memeluk ayahnya dari samping dan menyandarkan kepalanya di bahu ayah.
"Yaaah, peluk" kata Kania sambil mengeratkan pelukannya.
"Manja beneer"
"Hehe, biariiinnn" Kania mulai tersenyum. Ayahnya yang melihat senyum itu pun senang.
"Sampe kapan ini mau peluk ayah? "
"Gatau, pokoknya mau peluk ayah aja"
"Haha, Kania-kania, eh adek mana?, kalian udah pulang nonton? "
"Adek pergi nonton sendiri yah, Kania lagi males keluar yah"
"Kamu ini, kamu enggak bosan di rumah terus nak? Ayah aja liatnya enek"
"Ih ayah, masa liat aku di rumah enek sih" Kania cemberut tapi itu hanya bercanda.
"Haha, bukan gitu, ya kamu juga kan harusnya refreshing gitu, keluar rumah"
"Assalamualaikum" kata Vinia dari pintu depan.
"Waalaikum salam" jawab Kania dan ayah serempak.
Vinia baru saja pulang dari nonton bioskop dan langsung memeluk ayah dari samping dan duduk di sofa sehingga ayah pun diapit kedua anak perempuannya yang cantik.
"Kenapa langsung meluk dek? " tanya ayah.
"Enggak tau, kakak meluk ayah ya aku ikut peluk aja"
"Nonton sendiri jadinya dek? " tanya Kania.
"Menurut situ? " jawab Vinia sambil mecibir.
"Hehe, maaf ya dek, tadi juga pulang naik taksi lagi? Biar kakak ganti ongkosnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Actually, I Love You "Guntur & Kania" (Sudah Terbit)
RomanceKisah ini dimulai saat Guntur, seorang pria kaku berusia 28 tahun, setuju untuk menikah dengan Kania yang baru saja menamatkan kuliahnya dan baru berumur 21 tahun. Kania semula menolak pernikahan yang bukan berawal dari perjodohan ini. pernikahan in...