Chapter 7 : Sebuah Pernyataan

10.5K 1K 35
                                    

Tangan Sasuke menyentuh titik-titik sensitif di tubuh Naruto, sedangkan Naruto tampak begitu menikmatinya. Kedua insan yang telah dipenuhi gairah itu terus berciuman dengan penuh gairah, berusaha menghangatkan tubuh mereka dari dinginnya malam.

Sasuke seolah telah dirasuki setan malam ini. Ia memang minum alkohol dengan jumlah yang lumayan banyak, namun ia tak cukup mabuk untuk kehilangan kesadarannya. Ia tak mengerti mengapa tubuh bagian atas Naruto yang telanjang dapat membuat dirinya begitu bergairah hingga ia tak mampu menahan diri untuk tak melampiaskan gairahnya yang memuncak.

Bukan berarti ia tak pernah bergairah, hanya saja ia selalu mampu menahan dirinya sebelum gairahnya memuncak sampai seperti ini. Ia bahkan tak peduli dengan julukan 'pertapa' yang diberikan oleh kakaknya maupun tukang gosip di kantornya. Namun malam ini ia berniat melepas titel itu pada seseorang yang bahkan bukan kekasihnya, apalagi orang yang terikat dalam ikatan pernikahan dengannya. Ia berniat melakukannya bersama lelaki yang merupakan anak adopsinya secara sah.

Logika Sasuke benar-benar sudah mati. Ia seolah tak peduli dengan fakta jika Naruto adalah putra adopsi nya. Ia harus memuaskan gairahnya malam ini.

"S-sasu-ke..." Naruto mengerang dan menyebutkan nama lelaki dihadapannya secara refleks ketika Sasuke menyentuh titik yang membuat Naruto merasa geli. Kejantanannya bahkan agak menegang sebagai reaksi atas sentuhan Sasuke.

Erangan Naruto membuat hewan buas yang selama ini terkurung dalam diri Sasuke semakin memberontak dan akhirnya melepaskan diri. Sasuke melepas pakaian Naruto dengan cepat serta melemparnya ke sembarang arah serta melepaskan pakaiannya sendiri hingga mereka berdua tak lagi mengenakan sehelai benangpun.

Sasuke mendekatkan tubuhnya pada Naruto dan merasakan kulit serta area sensitif keduanya yang bersentuhan, menciptakan sebuah sensasi tersendiri yang tak terlukiskan oleh kata-kata.

Sasuke kembali mencumbu Naruto, bibirnya mengecup bibir lembut Naruto dan melumatnya entah untuk kali yang keberapa malam ini. Setelah puas, bibirnya mulai bergerak turun dan menciumi serta menempatkan lidahnya pada titik-titik sensitif di tubuh Naruto.

Naruto memejamkan matanya. Ia telah kehilangan kesadaran dan tak begitu peduli dengan orang yang berada dihadapannya saat ini. Yang jelas, ia merasakan sebuah kenikmatan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Dan kedua lelaki yang telah sepenuhnya dikuasai nafsu bersiap melakukan hal yang begitu nikmat namun berdosa, hal yang telah ditunggu-tunggu dalam hidup keduanya selama bertahun-tahun.


.

.


Sasuke menganggap jika semua hal yang telah terjadi semalam ialah sebuah mimpi erotis paling liar yang pernah ia rasakan sepanjang hidupnya. Ia menganggapnya begitu hingga ia terbangun di pagi hari dan mendapati Naruto yang berbaring di sampingny dalam keadaan telanjang, sama seperti dirinya sendiri.

Sasuke melepaskan bed cover yang menutupi tubuhnya dan menyentuh kepalanya yang terasa agak pusing. Penglihatannya sedikit kabur dan kepalanya terasa agak sakit. Ia menyentuh kejantanannya dan merasakan sesuatu yang lengket dan berbau amis.

Sasuke memejamkan mata sejenak, sesaat ia masih tak begitu menyadari apa yang terjadi hingga ia kembali membuka matanya dan menatap pakaian yang berserakan di sekeliling ruangan dan ceiran aneh yang menetes diatas lantai, membuatnya tersadar akan realita dan ia hampir berteriak saat itu juga.

Apa yang dianggap Sasuke hanyalah sebuah mimpi adalah realita. Dan Sasuke hanya dapat duduk terdiam diatas ranjang, memikirkan apa yang harus ia lakukan saat ini, juga penjelasan yang harus ia berikan pada Naruto. Otaknya bagaikan sebuah gumpalan benang kusut yang sulit terurai.

Daddy's BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang