Last Chapter : Jawaban

9.8K 998 49
                                    

Sasuke terdiam, tak tahu harus bereaksi seperti apa atas penyataan Naruto. Kedua lelaki itu seolah membiarkan keheningan mengalir diantara mereka berdua hingga salah satunya memutuskan untuk bereaksi.

Seolah menyadari tatapan Naruto yang seolah menunggu reaksi dirinya, ia segera meneguk ludah dan memberikan sebuah tanggapan paling logis yang bisa ia ajukan pada Naruto, "Kau... tertarik padaku yang juga seorang pria sepertimu? Terlebih lagi, usiaku hampir dua kali lipat dari usiamu?"

Naruto tertegun mendengar pertanyaan yang diajukan Sasuke padanya. Sasuke menatap tajam kearahnya, dan Naruto merasa tidak enak sekaligus khawatir. Bagaimana jika Sasuke bukan seorang pecinta sesama jenis, atau yang lebih parah lagi lelaki itu sebetulnya adalah seorang homophobic? Naruto merasa takut jika pernyataannya malah membuat hubungan mereka semakin canggung hingga mustahil kembali seperti dulu.

Meskipun mereka berdua bercinta semalam, bukan berarti Sasuke pasti merupakan seorang homoseksual. Bisa saja lelaki itu begitu mabuk hingg mengerayangi Naruto yang dilihatnya sebagai seorang wanita semalam.

"Maaf jika pernyataanku membuatmu risih. Tolong lupakan ucapanku tadi."

Sasuke menatap nanar. Pagi ini ia jauh lebih emosional dibandingkan biasanya. Ia yang biasanya tenang kini mulai kehilangan kesabarannya. Ia merasa jengkel jika tak mendapat jawaban atas pertanyaannya dalam waktu singkat.

"Jawab pertanyaanku."

Naruto merasa agak tidak nyaman dengan tatapan tajam dan intonasi suara yang mengesankan ketidaksabaran yang ditujukan padanya. Naruto merasa benar-benar gugup dan ia membuka mulut dengan jantung berdebar keras.

"A-aku... merasa nyaman denganmu dan mulai tertarik padamu sejak tahun lalu. Walaupun hubungan kita adalah dan anak, terkadang aku membayangkan romansa bersamamu. Aku membayangkan bagaimana jika aku menjadi milikmu sebagai seorang pria, bukan sebagai seorang anak. Karena kupikir kita mungkin tak akan bertemu lagi dalam situasi seperti ini, maka aku-"

Ucapan Naruto terputus saat ia menyadari seseorang menyentuh dagunya dan mengangkatnya serta salah satu ibu jarinya di sudut bibir Naruto, sedangkan ibu jari lainnya diletakkan di pipi Naruto.

Mata Naruto tertuju pada Sasuke yang kini sedang menyentuh wajahnya. Naruto merasa gugup menatap wajah lelaki itu dan berniat menundukkan kepala, namun tangan Sasuke yang menahan dagunya membutnya tak bisa menundukkan kepala.

Sasuke tak tahu apa yang telah merasuki dirinya kali ini. Di satu sisi ia merasa senang mengetahui jika Naruto memiliki ketertarikan padanya, namun di sisi lain ia merasa harga dirinya sebagai pria sedikit terinjak karena seseorang yang menyatakan cinta terlebih dulu padanya.

Sasuke sedikit mendekatkan wajahnya dan ia hampir mengecup bibir Naruto. Namun ia segera menghentikan dirinya sendiri.

Mendadak keraguan kembali menyeruak di dalam diri Sasuke. Apakah perasaan yang kali ini dirasakannya pada Naruto benar-benar cinta, bukan gairah semata? Selama lebih dari tiga puluh tahun ia hidup, ia belum pernah jatuh cinta pada seorang perempuan maupun lelaki hingga ia mendefinisikan dirinya sendri sebagai aseksual. Lalu bagaimna bisa seorang lelaki sepertinya malah jatuh cinta pada putra angkatnya sendiri, hal yag tak pernah terbayangkan dan terkesan agak aneh menurutnya.

"Aku.. tidak mungkin jatuh cinta padamu kan, dobe?"

Naruto tertegun dengan pertanyaan dengan suara pelan yang diajukan pada Sasuke. Bahkan Sasuke sendiri agak kaget karena ia mendadak menyuarakan pikirannya sendiri dengan suara pelan. Sejak tadi pagi ia benar-benar kacau hingga rasanya ia tak mampu melakukan apapun dengan benar.

"K-kau-" Naruto memberanikan diri untuk bertanya, "-memiliki perasaan yang sama padaku?"

Sasuke terdiam. Ia kembali mengajukan pertanyaan yang sama pada dirinya sendiri. Jika sebelumnya ia malah semakin bimbang, kali ini ia mulai merasa yakin.

Jika ia kehilangan Naruto, atau setidaknya hubungan mereka tak sedekat saat ini, ia yakin jika dirinya akan hancur. Ia tak sanggup membayangkan jika ia harus kembali pada kehidupan soliternya seperti saat sebelum ia mengenal Naruto. Ia tak sanggup menghabiskan hari-hari tanpa senyum cerah Naruto yang sanggup mengubahnya menjadi sosok yang lebih hangat. Ia tak sanggup menahan rasa kesepian tanpa keberadaan Naruto.

Sasuke yakin jika perasaan cintanya terhadap Naruto merupakan sumber dari perasaan aneh dan debaran jantung yang tak terkendali yang ia rasakan ketika sedang bersama Naruto. Bahkan mungkin rasa cinta sekaligus gairah dan ketertarikanlah yang membuatnya kehilangan akal sehat semalam.

Tanpa mengatakan apapun, Sasuke segera mendekatkan wajahnya ke wajah Naruto hingga jarak mereka begitu dekat. Sasuke kemudian memejamkan matanya tepat ketika bibirnya telah bersentuhan dengan bibr merah dan lembut milik Naruto yang telah dilumatnya entah berapa kali semalam.

Jantung Naruto terasa seolah akan meledak ketika wajah Sasuke semakin mendekat dan ia bisa melihat dengan jelas ketampanan wajah lelaki paruh baya itu. Namun ia segera memejamkan mata dan membiarkan Sasuke menciumnya selama beberapa detik sebelum lelaki itu menghentikan dirinya. Ia merasa bahagia dapat 'merasakan' Sasuke.

Sasuke membuka matanya dan menatap wajah Naruto lekat-lekat. Jantungnya berdebar semakin keras, namun ia berusaha agar tetap terlihat tenang dan menatap lurus ke iris sapphire Naruto.

"Jadilah kekasihku, dobe."

Naruto tertegun dengan permintaan Sasuke. Ia tak menyangka jika Sasuke juga cukup menyukainya hingga memintanya menjadi kekasih lelaki itu. Ia bahkan sedikit meragukan pendengarannya sendiri.

"A-apa?"

Biasanya Sasuke merasa jengkel jika harus mengulang apapun yang telah ia ucapkan. Namun kali ini ia tidak keberatan, bahkan jika ia harus mengulangnya serratus kali sekalipun.

Sasuke sudah tak lagi peduli dengan persepsi orang lain jika mengetahui hubungannya dengan Naruto. Ia bahkn berniat memutuskan hubungan antara ayah dan anak adopsi sehingga ia bisa bersama Naruto dan memiliki hubungan yang lebih serius bersama lelaki itu suatu saat nanti.

Sasuke juga tak peduli dengan latar belakang Naruto yang merupakan seorang yatim piatu sebagai calon kekasihnya. Sasuke menyukai segala hal mengenai Naruto, termasuk kekurangan lelaki itu.

"Maukah kau menjadi kekasihku, Naruto?"

Tak biasanya Sasuke menyebutkan nama Naruto. Dan Naruto tak mampu menahan diri untuk tak tersenyum ketika mendengar suara lelaki yang dicintainya memanggil namanya.

Naruto menganggukan kepala, "Tentu saja. Aku bersedia menjadi kekasihmu, Uchiha Sasuke."

-The End-

Author's Note :

Akhirnya fanfict ini selesai setelah lebih dari 1 tahun. Terima kasih buat para readers yang udah meluangkan waktu baca karya author.

Awalnya chapter ini mau diupdate setelah tahun baru. Cuma berhubung lagi ada waktu luang, akhirnya diupdate sekarang.

Maaf kalau ending cerita ini mungkin kurang memuaskan & terkesan gantung. Sebenarnya author sengaja buat ending yang terkesan agak gantung di fanfict ini. Jadi ga akan ada epilog juga untuk fanfict ini.

Untuk selanjutnya, author fokus menyelesaikan beberapa fanfict yang masih on going.

Daddy's BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang