Chapter 6 : Kebenaran

10.5K 1K 33
                                    

Naruto berjalan memasuki sebuah gedung apartmen tua dan menaiki tangga kayu yang sudah agak lapuk menuju apartemen seseorang yang pernah begitu ia rindukan selama bertahun-tahun.

Tak seperti biasanya, kali ini ia tak melangkah dengan antusias seperti sebelumnya. Pikirannya berkecamuk sejak ia mengemudikan mobilnya dan memutuskan untuk pergi ke rumah Karin. Ia bahkan sedikit memaksakan dirinya untuk menemui Karin karena sebelumnya telah berjanji untuk datang dan membawakan oleh-oleh.

Entah kenapa Naruto kembali terngiang dengan ucapan Sasuke mengenai Karin dan ia mulai ragu untuk menemui wanita itu. Bagaimana jika ucapan Sasuke memang benar dan wanita itu benar-benar 'membuang' dirinya dan berniat memungutnya kembali demi uang?

Di sisi lain, bagaimana jika Sasuke berbohong? Atau jika memang Karin sempat berpikir untuk memanfaatkannya, mungkin saja wanita itu sekarang sudah berubah. Naruto merasa kasihan melihat kehidupan kedua anak Karin yang menurutnya benar-benar buruk, bahkan jika dibandingkan dengan kehidupannya sebelum diadopsi oleh Sasuke.

Naruto berhenti di depan sebuah pintu dan menatap sekeliling sebelum menekan bel. Apartemen itu merupakan apartemen tua yang kurang terawat. Bahkan apartemen itu terletak di pinggir kota dan terletak tak jauh dari distrik kumuh yang terkesan tidak aman.

Pintu terbuka beberapa saat kemudian dan Naruto mendapati Karin dihadapannya dengan mata yang terlihat bengkak. Namun wanita itu segera tersenyum dan menyambutnya dengan ramah.

"Konbawa, Karin-nee," ucap Naruto dengan ramah. Ia menatap sekeliling rumah dan mendapati Shin dan Rika berada di bagian atas tempat tidur susun. Kedua anak itu tersenyum dan melambaikan tangan padanya sebelum bergegas menuruni tempat tidur dengan tangga.

"Shin-kun, Rika-chan," sapa Naruto seraya memeluk kedua anak itu dan mengusap kepala mereka. Ia meletakkan begitu saja dua kantung besar berisi oleh-oleh yang ia beli untuk Karin dan anak-anaknya.

Kedua anak itu tersenyum lebar dan tampak senang dengan kedatangan Naruto. Naruto segera memungut kantung besar yang tadi ia letakkan begitu saja dan memberikannya pada kedua anak Karin.

"Aku membawa oleh-oleh untuk kalian bertiga, nih. Kuharap kalian menyukainya. Aku bahkan membawakan jimat-jimat dari kuil terkenal," ucap Naruto sambil tersenyum.

Karin dan anak-anaknya serempak mengucapkan terima kasih. Anak-anak Karin membawa kantung itu dan mengecek satu persatu isi kantung itu, merasa senang dengan hadiah-hadiah yang jarang mereka terima.

"Aku merasa tidak enak menerima semua ini, Naruto-kun. Seharusnya kau tidak perlu repot-repot membawa begitu banyak oleh-oleh," ucap Karin seraya melirik kedua anaknya sekilas.

"Tidak masalah, Karin-nee.Kuharap kalian bertiga akan menyukai oleh-oleh yang kubawakan."

Karin menatap barang-barang yang dibawa Naruto. Ia yakin Naruto mengeluarkan uang puluhan ribu yen hanya untuk membeli begitu banyak barang untuk dirinya dan anak-anaknya. Ia penasaran bagaimana bisa Naruto membeli banyak barang dan memberikannya dengan mudah. Ia harus berusaha mencari informasi lebih banyak mengenai Naruto dan menentukan langkah yang tepat.

"Omong-omong, tidak apa-apa nih membeli begitu banyak barang untukku? Aku khawatir Uchiha-san tidak suka jika kau memberikan banyak barang untukku."

Naruto menganggukan kepala. Ia bahkan membeli barang-barang itu saat berpergian bersama Sasuke dan lelaki itu sempat keheranan karena Naruto bahkan membeli mainan dan pakaian untuk anak-anak. Sasuke bahkan sempat bertanya dan Naruto menjawab dengan jujur jika ia membelinya untuk Karin dan anak-anaknya. Namun Sasuke tak melakukan apapun dan membiarkan Naruto membeli apapun yang ia inginkan dengan uang saku yang diberikan Sasuke.

Daddy's BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang