Matahari Akan Kembali

98 10 0
                                    

Matahari sudah hilang, tidak selamanya tapi dia akan kembali besok
--
--Nady Bagus Nugraha--
--


AUTHOR'S POV

--

"Iyaa iyaa gue percaya, mau kemana emang?" tanya Dina kepada Nady perihal tempat yang dikatakan Nady sebagai tempat spesial.

"Udahh ikut aja okeyy" jawab Nady.

"Ookee" jawab Dina dengan senyumannya padahal masih banyak pertanyaan yang perlu dia tanyakan ke Nady.

--di parkiran

"Udah siap berangkat sekarang Din?"-Nady

"Bentar Nad, gue liat jam" Dina melirik jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan jarum pendek diangka tiga, jarum panjang diantara angka dua dan tiga, dan jarum tipis yang masih betah mengitari bundaran yang biasa disebut jam itu.

"Oke siap Nad"-Dina

"Jam berapa tadi Din?"-Nady

"Jam tiga lebih tujuh menit Nad"-Dina

"Ooh oke, kita berangkat sekarang yaa"-Nady

"Oke"-Dina

Nady mulai melajukan motornya, dan Dina mulai meletakkan tangannya ke kedua pinggang Nady.

Nady melirik sebentar kearah dimana Dina meletakkan tangannya kemudian tersenyum, dia menarik lembut tangan Dina untuk melingkarkan ketubuh gagah miliknya.

Untuk kesekian kalinya Nady dan Dina berada diantara angin dan duduk berboncengan di satu motor menuju suatu tempat, tetapi keadaannya masih sama.

Tidak ada satupun diantara mereka berdua yang mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya. Satu perbedaan dari keadaan sebelumnya, yaitu senyuman.

Senyuman itu kini tergambar di wajah keduanya, Dina pun tanpa sadar telah mengeratkan tangannya yang melingkar dibadan Nady yang sedah menngendarai motornya.

Sampai akhirnya mereka berhenti di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai dengan kendaraan. Dina hanya melongo dan tidak percaya dengan keadaannya sekarang, bukan karena Nady mengajaknya kepinggir jalan, tapi Dina memandang takjub pemandangan didepannya.

"Sejak kapan gue jadi orang kudet dan ngga tau daerah sini, sumpahh gue belum pernah liat tempat ini sebelumnya" ucap Dina takjub.

"Lo mau ngga gue ajak kesitu?" tanya Nady sembari mengarahkan jari telunjuknya ke arah luar pembatas jalan yang disitu terdapat sebidang tanah yang cukup untuk sekadar singgah dan terdapat pula kursi panjang yang entah siapa yang menyiapkannya.

Dina tidak menjawab pertanyaan Nady, dia hanya mengangguk dan tersenyum menandakan dia setuju dengan apan yang dikatakan Nady.

Nady dan Dina pun mulai membungkukkan sedikit badannya dan masuk melalui celah dibawah pembatas jalan yang cukup untuk dilewati.

Tanpa kata kata Dina langsung duduk dikursi panjang yang sudah tersedia dan di ikuti Nady dibelakangnya dan menikmati pemandangan yang ada didepannya.

Didepannya, terdapat jurang yang mungkin akan mengantarkan siapa saja yang ingin mengahiri hidupnya. Dibawah jurang terlihat sebuah pantai yang mungkin belum pernah terjamah oleh manusia. Tapi diujung sana terdapat beberapa jajaran bukit yang terlihat sangat dekat dengan tempatnya sekarang dan yang membuat Dina takjub adalah, senja.

Matahari yang sebentar lagi akan digantikan bulan terlihat mulai menampakkan sinar jingga yang tidak akan mengelakkan siapapun terpesona melihatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SERENDIPITY (Love And Friendship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang