KATA PEMBERANI

90 16 1
                                    

"Iya sih cantik" otak Nady membayang bayang kan apa yang tadi telah dia tulis kan di ponsel nya.

---Nady Bagus Permana---


----

"Iya din,, jadi yang gue maksud cowo basket ituu... " jawab Zalfa menggantung.

"Yaaa" ucap Dina yang masih menunggu jawaban dari Zalfa.

"Ahhhh bodo, ntar gue cerita kalo udah pas waktunya"

"Pas waktu nya gimana maksud lo"

"Yeyyy udah sampe, yuk masuk"

"Aishhhh kepo kan gue jadi nya.."

Zalfa meninggalkan Dina didalam mobil yang masih sibuk dengan pertanyaan diotak nya tentang apa yang akan diceritakan Zalfa tadi, tapi si empu nya malah cengengesan melihat Dina yang kebingungan.

"Ayolah Din masuk, entar gue ceritain janji dehh.. Haha" teriak Zalfa dari luar mobil.

"Auu ah lo udah bikin gue kepo" jawab Dina sembari membuka pintu mobil dan berjalan mendekati Zalfa.

"Haha ampun bu, entar tak ceritain sumpah"

"Kapan.. " jawab Dina dengan wajah yang masih ditekuk.

"Entahh... Haha"

"Koved lo"

"Yeeee jangan murka dong, kapan waktu nya bakal tak ceritain sumpah, ayooolah masuk.. "

Zalfa dan Dina berjalan menuju pintu rumah Tante Zalfa, dengan raut wajah Dina yang masih ditekuk karena perbuatan Zalfa tadi

"Tok.. Tok.. Tokk... Permisi Tante ini Zalfaa"

"Iya sebentarr" suara seorang perempuan terdengar dari balik pintu rumah besar didepan Zalfa dan Dina.

"Ehhhh Zalfa.. Sama temen ya, ayo masukk"

"Iya tante" jawab Zalfa dan tersenyum

"Ayo Din masuk" ucap Zalfa kemudian.

-------

"Makasih ya Din, gue pamit" ucap Zalfa dari dalam mobil nya setelah sampai di depan rumah Dina, dan Dina nya sudah keluar.

"Iya Zal, Hati-hati yaa" jawab Dina tanpa mengharapkan respon dari Zalfa karna ia tau mobil Zalfa sudah melaju.

Dina membuka gerbang rumah nya dan tak lupa menutup nya kembali, lalu berjalan masuk kerumah nya, dia melirik benda yang menempel di dinding ruang tamu nya dan benda tersebut memperlihat kan jarum panjang nya yang sudah berada di angka tujuh dan jarum pendek nya berhenti di antara angka empat dan lima, sedangkan jarum tipis disekitar nya sibuk mengitari bundaran besar yang biasa disebut jam.

Dina mengendap-endap masuk ke kamarnya yang ada di lantai dua, guna menghindari amarah ibu nya karna dia pulang Terlambat.

Tapi usaha nya sia-sia setelah seorang wanita berumur hampir empat puluh tahun sedang berdiri di depan pintu kamar nya dan meletak kan kedua tangan nya di depan dada tanda dia sedang kesal.
"Ehhhhh mama, nungguin Dina pulang ya" ucap dina dengan senyuman gugup nya.

"Kenapa jam segini baru pulang" jawab ibu Dina dengan nada datar.

"Maaf ma, Dina habis nganterin temen Dina kerumah tante nya, terus disana disuruh duduk dulu sama tante nya temen Dina, masa iya Dina mau nolak" jelas Dina.
"Kamu tau ngga mama khawatir banget sama kamu, jam segini baru pulang" jawab ibu Dina kemudian memeluk putri nya dengan lembut

SERENDIPITY (Love And Friendship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang