Hinata makan malam dengan tenang. Shisui melirik Hinata sejenak, memastikan bahwa ia memakan makanannya.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Shisui
"Ya, aku baik-baik saja. Kenapa?"
Shisui mengerutkan keningnya sejenak kemudian menggeleng pelan. Hinata tampak tenang, tidak seperti biasanya. Shisui bisa tahu apakah Hinata tengah gelisah atau kecewa tapi tidak kali ini, ia tampak begitu tenang.
"Apa terjadi padamu hari ini?" Tanya Shisui
"Aku sudah berusaha tenang tapi kau bisa mengetahuinya juga" Gerutu Hinata
"Jika kau terus menyembunyikan semua ini dariku, kau akan membuat hatimu dan adik bayi tertekan" Ujar Shisui serius
Hinata terkekeh dan melirik perutnya sembari mengelusnya. Dia menggigit bibir bawahnya, sekuat apapun ia takkan bisa melawan rasa cemasnya.
"Sakura menemuiku" Lirih Hinata
"A-apa?! Bagaimana bisa?" Tanya Shisui
"Aku tidak tahu dia bagaimana ia bisa tahu kita tinggal disini"
"Apa yang dia lakukan padamu?" Tanya Shisui dengan wajah yang sangat panik
Hinata terkekeh. Melihat ekspresi lucu dari Shisui membuatnya tak kuat menahan gelak tawa.
"Tidak lucu" Gerutu Shisui
"Haha maaf maaf"
"Sekarang ceritakan padaku!"
Hinata menghela nafas dan mulai menceritakan semuanya pada Shisui, seseorang yang tetap bersamanya hingga saat ini.
"Jadi.... Dia datang kerumah?" Lirih Shisui yang mulai mengepalkan tangannya, Hinata mengangguk perlahan.
"Kau tidak menghubungiku?" Tanya Shisui lagi
Perlahan Hinata mengangkat wajahnya, sorot mata Shisui mengatakan bahwa ia begitu kecewa, marah dan diselimuti emosi.
"M-maafkan aku" Lirih Hinata
"Jadi apa yang bisa kulakukan untukmu?! Seolah aku tak bisa melindungimu. Kumohon berikan aku ruang untuk menjadi seseorang yang berguna bagimu!" Bentak Shisui, air matanya mengalir. Dia sangat kecewa.
Shisui keluar dari apartemen dengan bantingan pintu yang sangat kencang. Hinata menggigit bibir bawahnya, ia mulai terisak, menyalahkan dirinya sendiri.
"Aku... Tidak kuat lagi berada didunia ini" Isaknya sembari menjambak rambut panjangnya
***
"Apa kau yakin ini tempat tinggal Hinata, Sayang?" Tanya Kushina ragu
"Aku yakin, ayo kita masuk"
Naruto menelan ludahnya. Kakinya gemetar, ia takut akan kenyataan bahwa Hinata akan menolaknya mentah-mentah. Dia sadar bahwa ia telah meninggalkan luka yang begitu dalam di hati Hinata.
Mereka berdiri disebuah pintu yang mereka yakini adalah kediaman Hinata. Minato menghela nafas kemudian mengetuk pintu.
Nihil.
Tak ada respon.
"Apa ia sedang tidak dirumah?" Tanya Minato
"Apa kalian mencari Hinata?"
Minato, Kushina, dan Naruto tersentak mendengar suara yang asing. Seorang nenek berdiri diambang pintu sebelah apartemen Hinata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hidden Heart
FanfictionAku dan Hinata adalah teman masa kecil. kebersamaan kami sejak dulu tak dapat diremehkan, kami selalu bersama dan bersama tanpa terpisahkan. Hingga suatu saat gadis itu menyatakan cintanya padaku, berusaha menggapaiku lebih dari seorang sahabat. mem...