Laki-laki dengan rambut gondrong dan kaos putih yang dapat ditemui di warung dengan sebotol minuman isotonik di tangan kanannya, tas ransel hitamnya ia tenteng seperti sebuah plastik sampah, tidak lupa kunci motor Kawasaki W175 yang menyembul di saku jeans-nya.Begitulah cara Disha pertama kali mendeskripsikan Javian.
Disha yang sedang duduk bersama Nadya di halte menunggu ojek online-nya datang malah menilai penampilan laki-laki yang kini sudah mengendarai motornya meninggalkan lapangan parkir.
"Nad, arah jam 3 kawasaki item, jok belakangnya kosong kan?"
Nadya, gadis yang sedari tadi mengoceh tentang bagaimana ia keteteran mengejar tugas langsung terdiam. Netranya mengikuti arah jam 3, seperti apa yang Disha katakan.
"Lumayan sih, tapi gue gak yakin lo bakal betah sama yang modelan kayak dia."
"Ah gue cuma mau bantu ngisi jok belakangnya yang kosong doang kok."
Persetan dengan kata-kata wanita kodratnya menunggu, Disha bukan tipe perempuan yang seperti itu.
Lagipula saat ini Disha hanya penasaran saja dengan laki-laki tadi, tidak ada niatan serius sama sekali.
Mungkin?
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part.
Short StorySkenario singkat yang terjadi di lingkaran kehidupan Javin dan Disha. +lokal +au