Hujan Deras

290 40 9
                                    



"Kan daritadi pagi aku udah bilang, ramalan cuaca hari ini tuh buruk. Kamu gak dengerin aku." Keluh Disha, tangannya menggenggam tas kertas berisi cd player milik Tiara.

"Padahal coba aja kita keluar lebih cepat 5 menit, pasti kita gak kejebak hujan kayak gini."

Gadis dengan ankle boots yang harga shipping-nya melebihi barang itu sendiri terus mengomel. Laki-laki di sampingnya hanya tersenyum kecil sembari memainkan kunci mobilnya.

"Aku juga baru cuci mobil kemaren, eh taunya dicuciin lagi sekarang."

"Lah kan aku udah bilang kalo musim hujan gini cuci mobilnya kurangin aja." Disha kini ikut duduk di kursi hitam panjang.

"Kamu bisa gak sih gak ngomel sekalii aja." Javin kini mencubit kedua pipi Disha gemas.

"Ya gak bisa! Kamunya minta aku omelin terus!" Disha menghentak-hentakkan kakinya kesal.

"Aku ada payung, jangan ngomel mulu makanya." Javin mengeluarkan payung lipat dari tas jansport hitamnya.

"Kenapa gak bilang daritadi sihhhh?"

"Ssst udah sini." Javin merangkul Disha dan menarik bahunya agar mendekat, keduanya memiliki tubuh yang jenjang sehingga menyulitkan mereka untuk berada di bawah satu payung kecil seperti ini.

"Gak ada yang lebih gede payungnya?"

"Kamu kira tas aku itu toko kelontong?"

"Ih Javin ini bolong, kok bisa bolong sih?"

"Aku parkir gak jauh kok, daripada kita stuck di lobby lama-lama kan?"

Pertanyaan demi pertanyaan mereka keluarkan tanpa mendapat jawaban, entahlah topik pembicaraan hari ini mungkin akan seperti wawancara yang tidak mendapat jawaban.

Best Part.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang