Mobil CR-V hitam Javin sudah terparkir rapih di depan rumah Disha, pemilik mobilnya baru saja turun dan mengetuk pintu kediaman Bapak Gunandar ini.
Sayangnya yang menyambut Javin bukan Disha. Melainkan Angga, kakak laki-laki Disha.
Ini bukan pertama kalinya Javin ketemu Angga, jadi mereka sudah terbilang 'lumayan' dekat.
"Eh elu Vin." Sapa Angga setelah membuka pintu depan.
"Yoi bang."
"Nge-date mulu ah lo berdua." Ujar Angga sewot.
"Namanya juga remaja." Balas Javin santai.
Untung Disha segera turun ke bawah menghampiri kedua laki-laki yang ada di ruang tamu, sebelum mereka mulai ngobrol kesana kesini dan gak selesai-selesai.
"
"Mau cinnamon roll deh." Celetuk Javin. "Kamu mau gak?"
Disha yang awalnya sibuk menyambungkan ponselnya ke speaker milik Javin pun berhenti.
"Mau!" Saut Disha.
Salah satu hal yang Disha suka dari Javin itu, Javin bukan tipe cowo yang 'kamu mau makan dimana? terserah, aku ngikut kamu.'
Tapi, Javin lebih ke tipe cowo yang 'makan sini yuk, kalo gakmau saran tempat lain jangan terserah.' Jadinya ini masuk ke nilai plus Javin di mata Disha.
"Tapi kalo ke pim jauh amat deh, mager." Keluh Javin kepalanya sudah bergerak mengikuti beat lagu yang Disha putar.
"Di deket rumah aku ada tau, sama lagi cinnamon & cafe juga." Ujar Disha.
"Demi apa? Dimana-dimana? Aku meluncur nih." Tanya Javin semangat.
"Ada arah ke tol, nanti aku tunjukkin." Ujar Disha menunjuk arah yang harus Javin ambil.
"
"Ah gila, enak banget heran." Ujar Javin setelah puas makan.
"Mau kemana lagi nih?" Tanya Disha setelah mereka berdua duduk nyaman di dalam mobil.
"Udah ikut aja, nanti aku anter balik juga."
Kebiasaan Disha dan Javin yaitu tuker-tukeran playlist. Kadang Javin yang muter, atau bahkan Javin dan Disha live nyanyi di mobil, walaupun akhirnya mereka berdua ketawa karena suara mereka yang crack di ujung lagu.
"Ini 3am ya? Enak." Celetuk Javin tiba-tiba.
"EMANG! Tapi aku lebih suka yang warm on a cold night." Disha langsung memindahkan lagu yang baru ia sebutkan ke daftar lagu selanjutnya.
"Kalo aku lebih suka yang ini." Ujar Javin menunjuk Disha.
"Yee malah gombal lagi." Balas Disha, Javin hanya membalas perkataan Disha dengan senyum gigi andalannya.
"
Ternyata tempat yang Javin maksud ini adalah salah satu mall di daerah Bintaro.
"Tumben banget deh ngajak ke mall."
"Aku mau beli celana, celana aku dipake Hanif trus robek." Omel Javin.
"Lah kok bisa HAHAHAH? Badan dia kan panjang banget, ya badan kamu juga sih." Balas Disha. "Tapi tetep panjangan badan dia."
"Ya makanya robek, kesel dah. Celana kesayangan aku itu." Javin sibuk melihat berbagai jenis celana di section laki-laki.
"Celana yang mana sih?" Tanya Disha mengekor di belakang Javin.
"Yang chino coklat, yang dari kamu."
"HAHAHA PANTES! Pas aku beli itu kan ditemenin Kak Hanif juga, terus dia suka bahannya tapi gak ada size dia." Disha bercerita sembari melihat-lihat juga.
"Tapi aku gak pernah liat kamu pake itu Vin, aku kira kamu gak suka."
"Gak pernah aku pake depan kamu, tapi aku pake ngampus terus." Ujar Javin terkekeh. "Sampe Kevin ngomel gara-gara jarang aku cuci."
"Dih jorok!"
"Biarin, enak sih." Ujar Javin santai.
"Yaudah nanti aku beliin yang sama juga!"
"Jangan ah, nanti dirusakin si Hanif lagi."
Saat Javin akan mencoba celana yang sudah ia pilih di fitting room, Disha pergi ke bagian kosmetik. Namanya juga wanita.
"Gak mau ikut masuk aja?"
"Dih mesum!"
"HAHAHAHAH yaudah gih."
Disha pun memisahkan diri, sekalian mau liat-liat bagian parfum. Soalnya bentar lagi Angga ulang tahun, dan dia minta kado parfum yang bikin ganteng. Disha mau marah dengernya, untung abang sendiri.
"Make up mulu." Ujar Javin tiba-tiba muncul dari belakang Disha.
"Ehehe lucu ini lip cream-nya." Balas Disha masih fokus melihat-lihat produk lainnya.
"Lucuan kamu." Celetuk Javin.
"Dih gombal lagi, ke laut sana." Usir Disha.
"Hehehehehe."
Javin cuma senyum-senyum canggung soalnya sekarang mbak-mbak yang jaga counter-nya jadi cekikikan abis denger gombalan garing dari Javin.
"Vin! Cantikkan yang mana? Ini agak ke nude, kalo ini lebih dark gitu." Tanya Disha menunjukkan punggung tangannya.
"Cantikkan yang ini nih." Ujar Javin lalu menggenggam tangan Disha. "Yang punya tangan ini."
"Iya Vin iyaaa, nanti aku beliin celana kayak yang dirobek yaaa." Balas Disha malas, masalahnya sekarang mereka tidak cuma berdua.
"Ah yaudah, aku mau bayar, kamu bayar juga gak?" Javin ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini karena sekarang mbak yang jaga counter lagi bisik-bisik ke temennya sambil cekikikkan.
Javin kena second hand embrassment, tapi gombalannya keluar gitu aja dari mulut. Mau gimana lagi?
Ayo kenalan sama Angga
Sama Hanif juga!
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part.
Short StorySkenario singkat yang terjadi di lingkaran kehidupan Javin dan Disha. +lokal +au