Nama

47 11 18
                                    

Cinta membuat kita merasa bahagia seaakan disurga, tapi cinta juga dapat membuat keperihan seaakan dineraka

-----------------

"Namanya Aisya Nur Ramadhani, anak X MIPA 4"

Aku ber-oh pendek sambil memperhatikan punggung Aisya yang semakin menghilang dari pandanganku.

"Anak hits?"

"Tidak lah"

Benar juga sih, dari penampilannya saja dapat ditebak kalau dia bukan anak yang hits. Kalau diperhatikan baik-baik dia sebelas duabelas dengan Nadia.

"Cantik yah?" tanya Hanif

"Jaga mata oy" potong Daniel ketika Aku ingin menjawab pertanyaan dari Hanif.

"Ayo masuk" ajak Daniel sambil membuka sepatu nike hitamnya.

Oh iya kami ke perpustakaan untuk belajar, bukan untuk membahas cewek.

Daniel dan Hanif masuk duluan, aku menyusul dibelakang mereka.

Perpustakaan. Yaa tempat ini akan menjadi tempat belajar kami kurang lebih satu bulan lebih tepatnya sampai OSN Kabupaten dimulai. Ruangannya bertehel dan tertata rapi, tepat setelah pintu masuk terdapat rak buku yang isinya majalah dan koran-koran. Disampingnya terdapat sebuah kaca berukuran besar yang sampai sekarang aku tidak tau apa faedah sebuah kaca di perpustakaan seperti ini.

Setelah rak majalah, terdapat 6 meja panjang tapi pendek, sehingga setiap siswa yang ingin membaca harus duduk melantai diatas permadani hijau yang halus. Ruangan ini mempunyai dua AC dan dua-duanya rusak. Keberadaan AC digantikan oleh dua baling-baling yang menempel seperti cicak diplafon, memberikan angin yang membuat pembaca merasa sejuk.

Dan bagian paling belakang berjejer rak-rak yang berisikan ratusan atau bahkan mungkin sampai ribuan buku, tapi sayang diantara buku-buku itu tidak terdapat satupun novel atau buku-buku cerita, mungkin ini juga menjadi penyebab perpustakaan ini sepi akan pengunjung.

Aku cukup kaget ketika melihat telah banyak siswa yang duduk belajar. Aku memperhatikan mereka satu persatu. Sepertinya anak emas dari tiap-tiap kelas berkumpul disini, tapi itu tidak membuatku menjadi pesimis. Bagiku ini sesuatu yang seru, karena aku berkumpul dan akan belajar dengan orang-orang yang mempunyai semangat belajar dan tentunya aku akan bersaing dengan mereka.

Aku mengeluarkan buku dan pulpenku dari tas.

"Ambil pelajaran apa san?" sambil mencoba duduk didepannya.

"Kimia, kamu pasti Matematika"

"Iya" dengan tertawa kecil.

Hasan melanjutkan mengerjakan soal. Aku memperhatikan sekitarnya. Dikanan dan kiriku semuanya belajar Kimia.

"Kayaknya aku salah tempat yah"

"Iya, matematika kayaknya disana" sambil menunjuk dua orang perempuan yang sedang duduk di meja paling kanan.

"Okelah, aku mau kesana dulu"

Aku berjalan menuju meja yang ditunjuk Hasan. Dua orang pesaingku tahun ini adalah anak kelas sepuluh.

"Disini matematika yah?"

"Iya, kakak matematika juga?" tanya salah satu perempuan.

"Iya" jawabku sambil duduk didepan mereka.

"Kakak Ka Akbar kan?"

"Iya" jawabku singkat. Aku heran kenapa mereka tahu namaku, perasaan aku belum memperkenalkan diri.

DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang