4 - Kepsek otak udang

50 5 0
                                    

Satu hal yang kupikirkan saat aku berada dalam perjalanan menuju ke ruang kepsek pagi itu. Siapa orang sialan yang menuduhku melakukan tindakan yang keren namun tidak terpuji itu?! Aku mencoba untuk menebak-nebak siapakah itu. Kemungkinan besar adalah Pak Barito itu sendiri. Sudah menjadi rahasia umum kalau Pak Barito adalah kepsek sok berkuasa tukang perintah yang cinta uang. Mungkin kalau anak-anak SMA Persada Luhur adalah mahasiswa trisakti, kami akan langsung menggulingkan kekuasaan Pak Barito saat itu juga, sayangnya kami ini cuma anak-anak didikan udang. Kepala sekolahnya aja udang. Duh aku merasa gak sopan ngomong seperti itu.

Perjalanan dari kelasku hingga ruang kepsek membutuhkan waktu yang cukup lama. Sekolah ini sangat besar, satu angkatan saja bisa menampung 203 anak dalam 6 kelas. Belum termasuk ruangan-ruangan berisi fasilitas yang sangat mencukupi. Makanya spp perbulannya juga sangat besar, mungkin kalau aku bukan dilahirkan dari keluarga kaya, aku pasti tidak akan bisa merasakan rasanya sekolah ditempat ini.

Tuh kan, tadinya kan aku mau menjelaskan kekesalanku, kenapa aku jadi bersyukur. Sepertinya memang benar kata bunda, kalau aku itu anak yang mudah sekali berubah suasana hatinya, seperti mood swing kalau jaman sekarang. Yah, pokoknya perjalanan yang kulalui sangat panjang, soalnya ruang kepsek ada dilantai 2, sedangkan kelasku sendiri ada dilantai 5. Untungnya disediakan lift disetiap lantai, jadi aku tidak perlu memperbesar betis dengan naik turun tangga.

Aku didampingi oleh Pak Irno. Dia daritadi hanya diam sambil berjalan didepanku. Pak Irno sebenarnya guru yang baik, kalau saja dia tidak menjadi kaki tangan Pak Barito aku pasti akan memasukkannya dalam daftar salah satu guru favoritku.

Saat kami sudah sampai didepan ruang kepsek, Pak Irno segera membuka pintu. Aku masuk kedalam dengan perasaan yang tak menentu. Akan diapakan aku?

Oh, ngomong-ngomong ruang kepsek sudah tidak seberantakan tadi. Benda hijau seperti slime sudah tidak ada dilantai. Kertas dan dokumen-dokumen sudah dirapikan dan disusun kembali kedalam rak. Yang masih terlihat bekas kasus cuma didinding-dinding nya. Coretan-coretan dan doodle-doodle penuh warna yang patut diancungi jempol masih ada disekitar dinding ruangan itu. Siapapun CS yang membersihkannya patut untuk dipertahankan.

Aku disuruh tunggu didekat pintu masuk, sementara Pak Irno masuk keruangan yang lebih dalam. Aku yakin kalau Pak Barito melakukan korupsi untuk memperindah ruangannya semakin bagus. Lihat saja ruangannya sangat luas, yang tadi difoto oleh beberapa anak hanya ruangan luar saja, dimana hanya ada ruang duduk yang biasa digunakan Pak Kepsek untuk menyambut tamu. Didalamnya? aku belum tahu bagaimana bentuknya.

Sementara aku menunggu, aku mulai membaca-baca pesan yang ditulis dengan spidol. Dasar kepsek tukang tipu! lalu Kepsek gak bener, kerjaannya ngambil uang murid! terus ada juga yang membuatku menganggukan kepala setuju Dasar kepsek otak udang! Tapi ada salah satu kata-kata yang menarik perhatianku. Tulisannya kecil tapi warna spidol yang digunakan hitam, sangat kontras dengan spidol dan pilox warna-warni yang digunakan untuk meramaikan dinding ruangan itu. Tulisannya selamat bersenang-senang (Teman lama) Teman lama? Maksudnya apa?

Sebelum aku bisa berpikir lebih jauh, suara Pak Irno menyadarkan ku.

"Aluna, kamu sudah bisa masuk kedalam."

Wow. Sepertinya ini masalah personal. Pak Barito sampai menyuruhku masuk kedalam kantornya yang elit. Aku bahkan tidak yakin kalau Pak Barito pernah membawa siapapun masuk kedalam kecuali Pak Irno.

Aku mengangguk. Sambil menghembuskan nafas sekali lagi aku berjalan menuju ruangan elit Pak Barito dengan langkah patah-patah.

Aku tidak bisa menahan mulutku untuk tidak menganga saat melihat ruangan itu. Wah, ruangan ini bahkan lebih besar daripada ruang kelasku. Terdapat pembuat kopi pribadi didalamnya, kulkas, sebuah pantry pribadi, meja dan kursi dari kayu yang terlihat antik ada didalamnya, belum lagi dilangit-langitnya ada lampu kristal menggantung, menambah kemewahan ruangan ini.

Brain StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang