Undangan Ulang Tahun

27 5 2
                                    

"Kak Lano", panggil seseorang dari arah belakang.

"Eh, ada apa?" ucap Alano kepada gadis itu.

"Ini ka, nanti malem datang ya", ucap gadis itu kepada Alano sambil menyerahkan surat undangan ulang tahunnya. Setelah itu, ia beralih menepuk pundak Alano dan berlalu dari hadapannya.

"Oke", ucap Alano sebelum gadis itu benar-benar pergi.

Setelah itu, ia berjalan menuju kelasnya dan duduk di samping sahabatnya. Alif.

"Lif, lo dapet undangan ngga dari adik kelas?" ucap Alano setelah menduduki kursinya.

"Iya dapet tadi. Kenapa emang?" ucap Alif sambil memakan camilannya. Alif Agung Hendarto lengkapnya. Lelaki itu kerap disapa dengan panggilan Alif, kadang juga disapa dengan panggilan Darto. Dia adalah sahabat Alano selain Alea, sebenarnya masih ada beberapa lagi sahabat Alano. Namun, mereka bersama hanya setelah jam sekolah. Main.

"Dia ngundang satu sekolah apa gimana?" ucap Alano sambil mengambil camilan dari tangan Alif.

"Katanya sih gitu. Oh ya, lo dateng sama sapa?" tanya Alif.

"Ngga tau, emang harus dateng ya?" ucap Alano sambil terus memakan camilan milik Alif.

"Haha, bego lo. Diundang ya harus dateng, lah. Lo bawa Lea aja", ucap Alif.

"Emang harus sama cewe?" ucap Alano terlihat polos.

"Ya kali lo bawa cowo. Mau dikata homo, lo?" ucap Alif sambil merebut kembali camilan dari tangan Alano.

"Masalahnya, kalo Lea ngga mau gimana?" ucap Alano sambil menghadap ke arah Alif

"Ya lo bujuk, lah. Masa gitu aja nanya", ucap Alif.

"Oke, lah. Gue coba", ucap Alano seraya berdiri.

"Eh, tapi..", ucap Alano sambil menarik lagi kursinya untuk ia duduki.

"Ya Allah.. Apa lagi, Al?" ucap Alif terlihat sabar.

"Hehe, bujuknya gimana, Lif?" ucap Alano sambil menatap Alif dalam.

"Ya pokoknya lo bujuk, lah. Lo nyogok dia juga gapapa. Contohnya lo mau beliin dress buat ke pesta nanti, terus lo mau beliin sepatu lah, apa lah biar kira-kira dia mau dateng sama lo, tapi gue rasa Lea itu anaknya enakan. Jadi kalo lo ajak pasti langsung mau", ucap Alif.

"Ooh, oke. Terimakasih, Alif sayang", ucap Alano sambil menciumi pipi Alif kemudian berlalu pergi sebelum kena semprot oleh Alif.

"Woy, Lano. Dasar gila", ucap Alif setengah berteriak sambil berdiri. Setelah itu, ia mengambil duduk dikursi yang tadi. Dia tersenyum geli mengingat kelakuan Alano barusan.

***

Sudah hampir 15 menit lelaki itu mencari Alea. Entah itu ke taman, ke perpustakaan atau kantin yang biasa Lea datangi. Namun, hasilnya nihil. Hanya satu tujuan terakhir, kantin belakang sekolah. Memang kantin disekolahnya dibagi menjadi dua. Yang pertama kantin dibagian tengah sekolah didekat lapangan, dan yang kedua, kantin dibagian belakang yang dekat dengan danau belakang sekolah. Kantin itu memang tak seramai kantin ditengah sekolah. Namun, tetap saja makanannya sama.

"Le", panggil seseorang dari arah belakang.

Setelah mendengar suara itu, Alea segera menengokkan kepalanya ke sumber suara.

"Ada apa, Al?" ucap Alea saat melihat Alano duduk disampingnya.

"Gue cariin juga. Taunya disini", ucap Alano.

"Hehe, pengen kesini aja", ucap Alea sambil nyengir.

"Lo kesini sama sapa?" tanya Alano.

"Sama Anisa", ucap Alea sambil terus memakan baksonya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang