enam

113 47 53
                                    


Kedai ice cream

Reza datang menghampiri Reina dengan memebawa dua cone ice cream dan beberapa dessert.

"Nihh Re punya lo" ucap Reza sambil menyodorkan ice cream rasa strawberry dengan toping blackcurent.

"Thankyou", dengan senyum ciri khasnya.

"Thankyou", dengan senyum ciri khasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bayangin aja kalo itu Reza, hehe.

Mereka berdua sangat menikmati es cream tersebut hingga keheningan itu pecah saat Reina melihat seorang gadis yang berada di depan kedai ice cream tersebut.

'Sarah sama Naufal di sini?', batin Reina.

'Ah tentu saja ini kan tempat umum', batinnya lagi.

Reza pun langsung mengikuti ke mana arah mata Reina, dan hatinya langsung memanas dengan apa yang ia lihat.

"Rei pergi yukk, cari tempat lain", ajak Reza yang mulai risih.

"Mau kemana?, kan makanan gue belom abis", tanya Reina yang masih mengunyah roti bakar tersebut.

"Udahh nanti beli lagi yang lebih enak, yukk", tanpa menunggu jawaban dari Reina, Reza pun langsung menarik tangan Reina dan membawanya ke luar kedai.

Saat mereka berada di ambang pintu kedai, mata Reina dan sarah bertemu. Lalu di putus kan dengan senyuman sinis dari Sarah, dan Reza pun langsung nenggenggam erat tangan Reina dan membawanya pergi.

"Ehh Za mau kemana? Makanannya kan tadi belom abis?", geruru Reina

Reza mengedikkan bahunya dantai,
"Gampang kapan - kapan kita makan lagi".

"Ehh siapa bilang gue mau makan lagi sama lo?"

"Siapa bilang gue mau ngajak lo makan lagi?"

Skakmat 1-0 buat Reza. Reina tampak gelagapan, Berulang kali ia membuka mulutnya namun menutupnya kembali karena ia tidak tahu apa yang ingin di bicarakan.

"Apa? Lo ngarep makan bareng gue lagi?", Reza tersenyum jahil sambil menusuk pelan pipi Reina.

Reina langsung menepis tangan Reza dengan kesal meskipun kedua pipinya kembali memerah karena menahan malu yermakan ucapannya sendiri.

"Bangun, jangan mimpi ketinggian." Cibir Reina.

"Lo nyuruh gue mimpi?
Bilang aja lo ngajakin gue tidur bareng."

Plak!

Reina memukul Reza dengan tasnya tampa ampun. Reina tidak perduli dan terus memukuli Reza meskipun beberapa orang mulai menatapnya.

"Aduhh! Jangan muka gue dong, nanti gue nggak ganteng lagi".

"Bodo amat! Hama kaya lo harus di musnahkan!" Reina masih memberikan pukulan bertubi - tubi di wajah Reza. Dengan sigap Reza merain tangan Reina.

Love that FadedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang