Guys Wendy has dated

white noise

"I can't see you but I can hear you. After closing my eyes, all I have to do is find you. Among all the noise in the world"

Astaga, Chanyeol mendesah dalam hati. Keanehan apa lagi ini?. Chanyeol anggap Wendy sedang mengalami demam pernikahan—apakah dua kata itu sebenarnya ada dan memiliki arti?—karena ada saja hal-hal aneh yang Wendy lakukan menjelang menipisnya hari menuju pernikahan mereka. Sudah disebutkan diawal, Chanyeol mencoba menabahkan hatinya dan mengikuti keinginan wanita yang berhasil mencuri hatinya tanpa sisa. Sialan, pikir Chanyeol lagi, kini aku yang dibodoh-bodohkan oleh cinta.

Selama menjalin hubungan Chanyeol tidak pernah mencoba mengulik kisah Wendy dengan mantan-mantannya. Pernah mungkin sedikit, tapi hanya sebatas sampai menyebutkan nama-nama mereka. Bagi Chanyeol, yang berlalu ya biarkan saja berlalu. Chanyeol tidak mau mengorek luka lama yang telah mengering, biarkan saja dirinya sibuk mengobati luka-luka tersebut sampai tidak meninggalkan bekas.

"Ceritakanlah, lagi pula kau punya mantan berapa ya? Sepertinya tidak banyak."

Wendy menyeringai sambil kedua tangannya melingkar pada leher Chanyeol. Dikecupnya lembut pipi Chanyeol. "Selamat menikmati bagian dari diriku yang belum pernah kau sentuh, Park Chanyeol."

———

Cinta pertama Wendy berlabuh pada lelaki bernama Kim Taehyung, atau yang lebih akrab disapa Tae oleh kebanyakan orang. Kim Taehyung adalah tetangganya, namun lebih dari sekedar tetangga lelaki itu adalah sahabat Wendy. Memang, ide lelaki dan perempuan bersahabat adalah ide yang buruk karena akhirnya Wendy belajar bahwa lelaki dan perempuan tidak akan pernah bisa bersahabat. Hanya ada dua pilihan menjadikan lelaki sebagai kekasih atau hanya sekedar teman biasa. Bohong jika ada yang mengaku dapat menahan timbulnya rasa cinta untuk sahabat lelakinya.

Andaikanlah segala perumpamaan yang objeknya tidak dapat dipisahkan untuk menggambarkan persahabatan Wendy dan Taehyung. Sejak taman kanak-kanak sampai sekolah menengah pertama mereka selalu berada di dalam sekolah yang sama. Berangkat dan pulang bersama dengan menggunakan sepeda mereka masing-masing. Tidak jarang mereka sering melakukan kompetisi, siapa yang lebih dulu sampai di gang perumahan akan mendapatkan sepuluh koin bermain di toko bermain yang tertletak dua blok dari rumah mereka.

Hangat. Itulah yang selalu Wendy rasakan jika mengenang kebersamaannya dengan sahabatnya itu setiap kali menikmati cokelat panas pada musim gugur di Toronto. Suara teriakan Taehyung memanggil namanya dan cubitan lelaki itu pada hidung Wendy terkadang masih sering terasa nyata. Terkadang Wendy suka melantur, tiba-tiba saja dirinya mendengar suara Taehyung meneriakkan namanya dari kamarnya di Toronto.

Kenapa di Toronto?

Wendy dan Taehyung harus berpisah karena keluarga Son harus pindah ke Toronto. Kepala keluarga Son akhirnya naik jabatan namun dipindahtugaskan pula ke cabang perusahaan yang ada di Toronto. Mau atau tidak, suka atau tidak, mau Wendy berusaha memberi seribu satu alasan untung tetap tinggal, ia tahu usahanya untuk tetap tinggal akan sia-sia. Maka dari itu Wendy mencoba untuk senang dan melupakan apa yang harus ia tinggalkan, termasuk Taehyung.

Ketika Wendy mengatakan apa yang mereka hadapi, Taehyung tampak tenang. Bohong, Wendy dapat melihat air muka Taehyung berubah namun dalam satu kedipan mata lelaki itu berusaha untuk bersikap tenang.

"Toronto ya? Jauh juga. Sulit juga ya Wan, aku kan takut ketinggian."

"Tetap berhubungan ya, Tae? Aku ajari bagaimana caranya menggunakan surel."

Pada awalnya Wendy dan Taehyung rajin untuk membalas surel masing-masing. Paling lama untuk Wendy menunggu balasan dari Taehyung adalah tiga hari. Wendy memakluminya karena Taehyung pasti perlu menyisihkan uang jajannya untuk menyewa sebuah komputer di warnet. Tak lupa ketika pulang ke Korea Selatan, Wendy selalu memaksa orang tuanya untuk mengantarnya ke rumah Taehyung. Pasti Wendy akan menyisakan dua hari untuk menginap di rumah keluarga Kim.