Pernah sekali orang tua Chanyeol berpesan. Sebaiknya Chanyeol dan Wendy tidak bertemu pada saat satu hari menjelang hari pernikahan dilangsungkan. Chanyeol yang lebih terang-terangan tertawa sedangkan Wendy hanya tersenyum kecil, tidak mau dipandang sebagai calon menantu kurang ajar. Chanyeol dan Wendy adalah sepasang manusia urban yang terbiasa berpikir rasional. Apalagi Chanyeol yang konsisten mengambil jurusan filsafat sampai akhir jenjang pendidikannya yang paling tinggi, dan kini sedang mencoba melahap ilmu-ilmu fisika dari awal kembali. Chanyeol percaya semua yang terjadi pasti memiliki sebab.
Seperti jika saja waktu itu Chanyeol tidak lupa membawa payung, pada suatu hari di bulan Juni tiga tahun yang lalu, pria itu tidak akan terjebak di halte Hyde Park dan bertemu dengan wanita yang akan ia nikahi besok. Wanita yang saat ini sedang sibuk memastikan kesiapan acara mereka. Wanita yang akan berganti nama marganya pada esok hari. Wanita yang membuat Chanyeol percaya dengan namanya keajaiban dan harapan, meskipun hanya sedikit.
Saat itu Chanyeol baru saja pulang dari tugasnya mengisi kuliah umum, kebetulan letak hotelnya menginap di London tertelak tidak jauh dari halte Hyde Park. Namun karena Chanyeol memakai mantel barunya yang ia beli sebelum berangkat ke London, pria itu enggan untuk mengotori salah satu barangnya yang memiliki harga sepadan untuk membiayai biaya makannya selama empat bulan. Jadi Chanyeol memutuskan untuk menunggu hujan reda sambil menikmati bagaimana Hercule Poirot menemukan orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan yang terjadi pada acara makan malam yang sedang ia hadari.
Chanyeol mematikan televisi ketika Wendy menjatuhkan tubuhnya disebelah Chanyeol. Sebuah tangan Chanyeol yang bebas, melingkar pada pundak Wendy, sedangkan tangan satunya memegang secangkir gelas berisi jus tomat.
"Kau kapan berangkat?" Tanya Wendy.
"Sehabis makan siang aku berangkat. Kau yakin tidak apa aku tinggal?"
Chanyeol akhirnya mengiyakan apa yang diminta oleh orang tuanya yaitu tidur di rumah sebelum hari pernikahan berlangsung. Itupun setelah dibujuk oleh Wendy dengan berbagai macam cara. "Pulanglah, setidaknya hormati sedikit orang tuamu. Dasar anak kurang ajar."
"Kau jadi menginap di rumah kakakmu kan? Aku akan mengantarmu dulu kalau jadi."
"Iya. Tidak perlu, Chan. Kita pergi masing-masing saja."
Chanyeol mengangguk, memilih untuk mengalah karena emosi wanita yang menyandarkan kepalanya pada pundak ini kurang stabil semenjak mengurus keperluan pernikahan. "Baik, setidaknya biarkan aku menemanimu sampai mendapatkan taksi."
"Sebelum menikah besok, sepertinya kau perlu mendengar ceritaku."
"Tentang apa?"
"Tentang kisah laki-laki yang datang sebelum dirimu, Chan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Guys Wendy has dated
Fanfic[Completed] Besok, Wendy dan Chanyeol akan menikah. Akhirnya Wendy memaksa Chanyeol untuk mendengarkan kisah cintanya terdahulu.