"In a single day, all at once. These feelings aren't something that can be broken that quickly. I feel it painfully, wherever it may be, I come to you"
Chanyeol kini mengerti kenapa Wendy memiliki semua album penyanyi Jeon Jungkook itu, plus tanda tangan dengan sedikit pesan singkat. Pernah sekali Chanyeol bertanya darimana Wendy mendapatkannya dan jawaban yang ia dapatkan adalah: "Kita teman baik." Oh ya, kini Chanyeol juga sadar sesuatu. Wendy menganggap semua mantan kekasihnya adalah teman baik. Chanyeol tidak tahu harus berbangga hati dengan sikap dewasa Wendy atau justru harus khawatir.
"Kenapa tidak sampai tuntas?" Chanyeol memperbaiki posisi duduknya dan menatap Wendy. Mau atau tidak, Chanyeol jadi penasaran juga. Cerita Wendy mengambang dan menimbulkan pertanyaan bagi Chanyeol yang tidak menyukai sesuatu yang tidak pasti.
Wendy memberikan jawaban, "Cobalah untuk merelakan. Kau harus belajar itu sayang."
"Ah, sial." Hal yang paling tidak disukai Chanyeol dari Wendy adalah terkadang ucapan atau tindakannya yang sering menimbulkan tanya. Atau justru sebenarnya itulah yang membuat Chanyeol terus mengikuti kemana Wendy berjalan.
Wendy menepuk pipi Chanyeol pelan lantas tersenyum. "Ini yang terakhir, kau senang?"
—————
Wendy pikir berteman dengan alkohol akan sedikit meredam rasa nyeri di dadanya. Wendy patah hati. Ya, sekiranya apalagi yang bisa membuat wanita itu jadi tidak karuan selain urusan hati?. Wendy harus mengakui bahwa cinta memiliki kekuatan sebesar itu untuk mengendalikan seseorang.
Sebuah tangan merenggut gelas dari tangan Wendy yang sudah kehilangan setengah kesadarannya. "Cukup Wen! Kau mau membunuh dirimu sendiri hah?!"
"Mau bergabung denganku?" Wendy tertawa, bermaksud mengejek, ketika netranya telah menangkap dengan jelas siapa yang mengusiknya. Sebenarnya dengan mendengar nada suaranya saja Wendy tahu siapa pemilik suara tersebut. Bagaimana cara membentaknya tadi masih sama seperti apa yang Wendy ingat. "Permisi, tolong berikan aku satu gelas lagi!"
Yoongi memberikan tatapan mematikan kepada bartender yang sudah siap menuangkan wiski ke dalam gelas baru. "Sudah cukup, Wen. Jika kau suka sekali mabuk, rawat jiwamu untuk mabuk esok hari. Ayo kuantar pulang."
Wendy mendorong Yoongi. Lelaki itu terhuyung beberapa langkah ke belakang, tidak menyangka tenaga Wendy akan sebesar itu meskipun kewarasannya sudah raib. Dengan langkah yang tidak stabil, Wendy berjalan keluar bar. Belum ada niat untuk pulang ke rumah sama sekali.
Setelah melewati proses negosiasi yang alot, Wendy akhirnya memutuskan pulang ke Toronto. Sore itu, Wendy sedang pusing-pusingnya menutup pembukuan. Muncul notifikasi pesan masuk dari Yoongi. Yoongi mengatakan ingin melakukan video call dengan Wendy, katanya ada hal penting yang Yoongi ingin bicarakan. Karena Wendy sangat buruk dalam menahan rasa penasarannya, wanita itu langsung membalas pesan Yoongi.
"Jadi begini Wen. Salah satu temanku sedang mencari tenaga kerja akuntan—"
"Seoul?"
"Toronto."
"Kau tahu kan aku sekarang ada di Seoul?"
"I know, tapi tawaran yang datang padamu dari Perusahaan Kantamorine."
Mata Wendy membelalak.
"Terdengar sangat bagus kan? Makanya jangan potong aku, dengarkan sampai tuntas oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Guys Wendy has dated
Fanfiction[Completed] Besok, Wendy dan Chanyeol akan menikah. Akhirnya Wendy memaksa Chanyeol untuk mendengarkan kisah cintanya terdahulu.