Day 2 : Decision

51 3 1
                                    

(485 words)

🍁🍁

"Lantas selama ini apa yang membuatmu ragu padaku? hiks hiks." Dia masih terus terisak, hatinya hancur. Baru saja dia akan memberitahukan pada kekasihnya perihal ayahnya yang sudah menyetujui hubungan mereka. Namun apa yang terjadi kekasihnya sudah lebih dulu memberinya kabar buruk yang membuat tangisnya pecah.

Dengan wajah yang sudah penuh dengan sisa-sisa tangis dia menarik kerah kemeja kekasihnya. "Apa kau lupa perjuangan kita selama ini? Bahkan kau tidak pernah menyerah saat ayahku tidak pernah merestui kita. Tapi apa yang membuatmu buta hingga kau mau menikahinya Jung?"

"Maafkan aku, kita harus tetap mengakhiri hubungan ini.", gumam lelaki yang bernama Jungkook tersebut sambil melepas cengkraman tangan kekasihnya pada kerah kemejanya.

"Tapi aku harus tahu apa alasannya agar aku bisa melepasmu!" Dia kembali membasahi pipinya yang sudah memerah karena tangisnya.

"Katakan padaku, katakan padaku Jung! katakan kenapa harus gadis itu yang kau nikahi?"

Jungkook memutar bola matanya gelisah sepertinya dia tidak sanggup untuk mengungkapkan kenyataan pahit yang menjadi alasan dia harus melepaskan kekasihnya. Jungkook memegang bahu kekasihnya bermaksud menyalurkan ketenangan untuk jawaban yang akan dia utarakan pada pendengaran kekasihnya.

"Aku ingin memiliki anak dari seseorang yang mencintaiku.", ujarnya.

Seperti dihempaskan ke tembok. Tubuh kekasihnya begitu terasa remuk. Badannya bergetar hebat, rasa sakit begitu menyayat hatinya. Itu pernyataan sederhana namun sarat akan makna bahwa kenyataannya dia tidak--bisa--memberikan--itu untuk Jungkook.

Lagi, untuk kesekian kalinya air matanya turun kembali. Tapi kini lebih deras dengan isakan yang memilukan. Senja menjadi saksi tangisan pilu itu. Ditaman ini bahkan orang-orang tidak tahu bahwa ada seseorang yang impiannya telah di hancurkan karena keinginan pihak yang egois. Menghancurkan impian kebahagian yang sudah sering mereka rancang untuk masa depan mereka.

"Mereka bilang, kau akan bahagia jika orang yang kau cintai bahagia, namun aku berharap kau menderita sebab aku juga menderita. Mana mungkin aku bisa bahagia Jung, saat melihat kau bahagia dengan gadis itu."

Jungkook terdiam, namun sesaat kemudian..."Maafkan aku Tae, itu sudah menjadi keputusan akhirku. Jujur aku tidak ingin menyakitimu. Jadi aku mohon kau bisa menemukan lelaki lain yang akan lebih membahagiakanmu di banding aku."

"Aku membencimu Jung, aku tidak akan pernah memaafkanmu. Kau akan menyesali keputusanmu itu." Taehyung berlalu meninggalkan Jungkook yang kini berdiri mematung.

Tak berselang lama Jungkook melangkahkan kakinya untuk meninggalkan taman itu. Namun sebelum dia benar-benar meninggalkan taman, ponselnya bergetar. Ada pesan masuk dari seseorang.

From : Kim Taehyung
Selamat tinggal.

Dia mengatupkan mulutnya. Bingung haruskah dia membalas pesannya atau tidak. Namun saat dia masih berkutat dengan ponselnya, Jungkook mendengar suara jeritan orang di pinggir sungai yang tak jauh dari taman. Kemudian nampak kerumunan manusia yang kini memenuhi tempat jeritan itu berasal.

Jungkook terlihat gusar, perasaan begitu kuat menariknya untuk datang ke tempat kerumunan tersebut. Dia berlari menerobos kumpulan manusia yang sedang melihat sesuatu mengapung di atas permukaan sungai.

Dan irisnya melebar saat penglihatannya menangkap sosok yang kini telah mengambang di dinginnya air sungai yang tenang itu.

"Kim Taehyung, doamu terkabul. Kini aku yang menderita karena keputusanku."

fin

25 Days Of Flash FictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang