My Ice Queen

5 0 0
                                    

Bila dirimu adalah penggemar senja dan kopi, maka ijinkan aku mencintaimu tanpa jeda dan tetapi.

🍁🍁🍁

"Eh, Div. Lo udah ngerjain tugas sejarah?" tanya Aga sambil panik.

"Belum," jawab Diva dengan santai.

"Kok lo santai-santai aja sih? Sedangkan gue, Rachel, dan Key bahkan bingung banget mau gimana. Apalagi katanya, jawabannya itu bisa 3 lembar. Anjir!!" ucap Aga panik.

"Kita tinggal lakuin kebiasaan kita yang biasa lah," jawab Diva sambil tersenyum miring.

"S...serius, Div? Biasanya lo paling males untuk urusan kaya gini?" ucap Rachel tak percaya. Key yang disebelah Diva pun melongo tak percaya.

"Serius,gue. Mau gak nih?" tawar Diva sambil melipat tangannya di dada.

**********************

Di sinilah mereka. Di tengah teriknya panas matahari yang membuat keringat bercucuran. Panas? Ya iyalah, siapa yang bilang dingin? Tapi disini kebahagiaan The Dark.

Mereka bukanlah geng dingin, jutek, sulit berbaur, sombong, seperti yang dikatakan oleh banyak orang. Tapi nyatanya, inilah The Dark yang sebenarnya.
Jahil. Pembuat onar. Bahkan bisa dibilang bad girl.

Semua karna Varo. Varo yang membawa perubahan bagi Diva. Setidaknya, itu yang Aga, Rachel , dan Key pikirkan.

"Hey guys, tadi si botak gak suruh kita buat hormat kan ya? Cuma sekedar berdiri di tiang lapangan sampe jam istirahat?" tanya Rachel Sambil meletakkan tangannya di pinggang.

"Itu artinya......" ucap Diva menggantung.

"Kita......GODAIN SETIAP ORANG YANG LEWAT!!! Yeahh!" ucap The Dark bersamaan.

"eh...eh liat deh, ada cowo lewat noh" ucap Key sambil menunjuk cowo di sebrang lapangan.

"Eh, ada co...."

"Ekhhmm" suara itu sontak membuat mereka ber-empat menoleh bersamaan.

"Ada cowo apa, Div?" tanya cowo itu yang ternyata...... The Viva!!

Ya, The Viva. Varo, Ian, Vino, Arvin.

"Eh, Varo. Lo ngapain disini? Bukannya sekarang jam pelajaran?" tanya Diva sambil menyengir kuda.

"Ada cowo apa, Chel" kini giliran Arvin yang bersuara.

"Eh Arvin, engga kok. Tadi cuma ada co....co...ah iya coklat jatuh disana. Dari tadi aku lagi pengen coklat aja" ucap Rachel berbohong.

Bagaimana bisa, The Dark dan The Viva di hukum secara bersamaan? Ini pasti sengaja!

Sementara Aga dan Key masih bisa bernafas lega karna mereka tidak ketauan dengan pacar mereka. Punya pacar juga engga, ngapain takut. Jomblo bebas.

*******************

Sungguh penyiksaan! Ini namanya penganiayaan! Niat Diva, Aga, Rachel, dan Key di hukum supaya bisa bersenang-senang. Tapi sekarang bukannya palah bersenang- senang, mereka seperti sekelompok buronan yang selalu diawasi.

Bagaimana tidak, empat cowo di depannya mereka ini membuat mereka risih. Bahkan sekedar bergerak pun ragu. Bagaikan kawanan kangguru yang hendak di terjang oleh para singa-singa kelaparan.

"Ihs, udah kek liatin nya. Risih tau gak" ucap Diva membuka obrolan pertama kali.

"Iya, udah pengen gue colok tuh mata" kini giliran Rachel yang memberontak.

"Arvin, udah dong. Ngapain sih liatin aku terus kaya gitu." ucap Rachel dengan menunjukan muka memelasnya.

"Sumpah, tau gitu. Gue gak mau di hukum. Kalo di hukumnya bareng kalian, gini" ucap Aga sambil menunjuk Varo dkk.

Diva yang dari tadi pagi belum sarapan, mulai terasa pusing. Tapi ia tahan, karna ia tidak ingin membuat Sahabat-sabahatnya cemas.

"Div, lo gak ke.....astaga! Muka lo pucet Banget,Div!" teriak Aga histeris. Varo yang tadi lagi mengecek ponselnya pun langsung menuju ke arah Diva.

"Kamu sakit?" tanya Varo dengan cemas.

"A...apaan sih, engga kok" ucap Diva berusaha mengelak.

"Tapi lo pucet banget, Div" kali ini Rachel yang mulai histeris. Ia Tau, Diva tidak kuat jika menahan panas terlalu lama. Ia tau, Diva tidak sekuat yang orang-orang pikir.

"Div, kita ke UKS aja yu" ajak Key yang melihat Diva seperti hendak pingsan.

"Div, ke UKS sekarang atau...." ucap Vino menggantung.

"Tapi gue gak papa, Vin." ucap Diva meyakinkan. Vino tau, Diva tidak sekuat yang ia pikirkan.

"Gue se......"

"DIVA!!!!!"

**********************

Ruangan putih dengan aroma obat-obatan langsung menyambut Diva, ketika matanya terbuka.

"Div, lo gak papa kan?" ucap Vino dan Varo bersamaan. Dan langsung saling tatap satu sama lain.

"Gue gak papa" jawab Diva Singkat sambil memegang kepalanya.

"Div, gue khawatir banget sumpah sama lo. Lo sih dibilangin ngeyel" cerocos Key yang langsung berada di tepi ranjang.

"Keras kepala" ucap Vino sambil menatap Diva.

"Vin," ucap Diva seolah mengisyaratkan sesuatu.

***************************

"Fer, gak usah di bahas. Gue gak papa kok. Lo tenang aja," ucap Diva menelfon orang di sebrang sana.

".........."

"Engga...engga. Lo tau gue kan? Gue gak mungkin selemah itu"

"........."

"Fer, percaya sama gue."

"..........."

"Iya, bye. Gue juga sayang sama lo" ucap Diva mengakhiri obrolan.

------------------------------------






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My FreedomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang