»Two of us«

21 2 3
                                    

●Adam POV●

Malam ini benar-benar membosankan, rumahku lebih terasa seperti kuburan. Tidak ada salahnya untuk hanya di kamar dan bermain game mobile, walaupun aku sadar bahwa aku noob. Aku tidak tahu di manakah sekarang Kak Resha, Nesya, dan ayah, setahuku skrg mereka sedang makan malam di luar, dan memang salahku sendiri menolak ajakan pergi.

Ada seseorang yg men-telfon ku ditengah permainan game ku, aku sangat tidak menyukai ada siapapun yang menggangguku di jam malamku. Aku lihat nama kontak seseorang tersebut. Carissa, untuk apa??? Malam malam gini. Mau tidak mau aku menjawabnya.

"Hai adam....", sapanya dengan nada sok imut yang sering kali iya keluarkan.

"Ngapain lo nelfon gue malem-malem gini sih?", aku menunjukkan kekesalanku lewat nada bicara.

"Pengen tau kabarnya adam aja"

"Lo lebay bgt sih, pake 'lo' 'gw' gitu lho, jijik gw digituin"

"Kamu kok jahat sihhhh"

Dasar makhluk laknat.

"Apa-apaan sih lo manja banget dah, klo mau manja jangan ke gue, nanti gue berasa pacar lo banget"

"Hah?"

"Gue tau lo suka sama gue, tapi maap car, gak ada gunanya gue suka sama anggota gengnya Sierra, lo tau kenapa? Gak sudi gue car, golongan yang sok cantik, sok kaya, sombong, pinter juga gak banget, ke sekolah aja make up 5cm, asal lo tau, cowok-cowok pada jijik sama lo bertiga, nih gue kasih tau lo karena lo bertiga kagak peka-peka, emangnya lo bertiga selama ini mikir gimana? Percaya kalo lo bertiga itu paling dipuja puja se-SMA? Udah deh, lo gak usah telfon telfon gue lagi, percuma gue gak mau sama lo". Akhirnya lega, setelah sekian lama aku sangat ingin mengatakan hal yang bisa dibilang pedas dan menyentaknya. Tanpa jawaban carissa, aku menutup telfonnya dan menghapus kontaknya sekaligus agar ia tak akan menggangguku lagi.

Ting tong ting tong

Rupanya ayah, kak Resha, dan Nesya sudah pulang, wajar saja karena waktu menunjukkan pukul 21.00, dan kami terbiasa untuk tidak pulang terlalu larut. Astaga besok sekolah!

~School~

Ia duduk di taman dengan teman temannya, dan terlihat sangat bahagia. Aku mulai tersadar bahwa aku menyimpan sebuah perasaan padanya, tapi apakah ini benar?. Aku melangkahkan kedua kakiku dan mendekatinya untuk menanyakan kabarnya.

"Gutten morgen Rossa", aku menghentikan tawanya dan mengubahnya menjadi sebuah senyuman khas nya.

"Hai dam, sendirian aja nih", jawabnya dengan maksud bercanda

"Hai kalian", seseorang datang bagai kilat, secara tiba tiba dan tak disadari.
Sepertinya aku mengetahuinya. Ohh dia Abyan drummer kan pastinya.

"Byannn, tumben gak telat", ujar Rossa sambil memetik bunga.

"Sekali kali lah haha, eh lo Adam bassist kan ya?", ia memulai pembicaraan denganku.

"Iya, lo Abyan drummer kan?", tanyaku memastikan.

"Iya, eh lo mau ke kelas gak? Bareng gue aja", sepertinya ia mencoba untuk berteman denganku, apa salahnya kan.

"Boleh deh bareng ke kelas, yuk!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang