Day 1

131 26 11
                                    

Hosh...hoshhh aku kelelahan sedari tadi aku mencari semua orang kemana perginya ibu, ayah dan kak reno. Aku terus menyisir rumah ini. Satu persatu ruangan aku kunjungi tapi hasilnya nihil tidak ada orang dirumah ini.

"Prankkk.."

Terdengar bunyi piring pecah aku segera  berlari kedapur takut takut ibu terkena pecahan beling.

"Ibu tidak pap..." Aku terbelalak kaget tidak ada siapapun di ruangan ini, kupastikan disekelilingku siapa tau itu adalah perbuatan kucing dan yak sesosok wanita melewati dapur aku melihatnya dari sini. Tidak terlihat jelas hanya samar samar ia melewati dapur ini, aku langsung mengejarnya dan sial aku kehilangannya. Aku terus berjalan dan kudapati suara seperti pisau yang diasah lalu terjatuh dilantai, terdengar dari kamar ibu. Aku langsung pergi kesumber suara dan membuka pintu kamar ibu. Mataku terbelalak kaget.
Ya tuhan apa ini... Dinding ibu penuh dengan cipratan darah kuperhatikan disekeliling tidak ada siapa siapa, hingga tiba tiba pisau yang jatuh di lantai itu bergerak sendiri ke arah ku. Terus bergerak kearah ku pisau itu mulai terbang dan mulai mencoba menusuk ku. Pisau itu terus kearah ku. Bagaimana ini aku harus bagaimana, yatuhan tolong aku. Aku berlari sekencang kencangnya terkadang menoleh ke belakang, pisau itu masih mengejarku aku membuka pintu depan lalu menutupnya kini aku berada di luar rumah. Aku menarik napas merasa bersyukur bisa terlepas dari hal yang barusan kualami, hingga detik kemudian pintu itu terbuka dengan kencang kini pisau itu bukan hanya satu bisa kuhitung sekarang pisau itu menjadi 7 dan melayang diudara serta mengarah padaku. Pisau pisau itu mulai menghampiri ku, tanpa membuang waktu aku terus berlari dan berlari tidak peduli dengan arah, aku pasrahkan pada kaki ku kemana ia mau melangkah. Tanpa sadar kini aku sudah berada di sisi sungai, ya ini sungai dekat rumah. Ya tuhan tolong aku pisau pisau itu benar benar tidak mengerti keadaan ku terus saja bergerak kearah ku pelan tapi pasti, hingga semua pisau itu berhenti tiba tiba satu pisau bergerak mundur dan tiba tiba saja melayang cepat ingin menusuk perutku sontak aku mundur dan ya aku rasa aku tertusuk dan kini aku tenggelam di sungai ini. Ku terus menatap ke atas sambil merasakan tubuh ini tenggelam, dan aku melihat wanita tadi samar samar yang sedang melihatku seakan puas aku tenggelam di sungai. Dan selanjutnya....

"Diana..diana hey bangun" kurasakan tubuhku tergoncang goncang. Kucoba membuka mataku ini yang serasa seperi dilem.

"Hah...aku masih hidup..aku masih hidup alhamdulillah terimakasih tuhan" ucapku sembari memegang perutku  yang tertusuk tadi

"Apaan sih lu nginggo lu ya...udah sana mandi tamu tamu papa udah pada dateng gc" ucap kak Reno sambil meninggalkan ku yang masih berusaha untuk berpikir waras.
Yatuhan terimakasih aku hanya bermimpi semalam tapi kenapa harus begitu mimpinya. Ah sudahlah aku tidak mau mengambil pusing ku lihat ke arah jendela dan benar saja matahari sudah menampakkan sinarnya, begitu cerah hari ini. Ku hampiri jendela yang terbuat dari kayu ini ku lihat kebawah dan benar saja kini halaman rumah ku sudah seperti tempat parkir banyak kendaraan yang terparkir disana, benar kata kak Reno ada teman teman papa datang. Mau ngapain mereka sebanyak ini memangnya muat apa di ruang tamu ku, aku pun langsung menuju ke kamar ku untuk  mengambil pakaian. Ah shit aku melihtnya boneka itu masih tergeletak di lantai kamar ku,, siapapun harus aku apakan boneka ini aku menyesal telah mengambilnya seandainya waktu bisa kuputar aku tidak akan mengambil boneka itu. Aku tidak mau menatapnya terlalu lama segera kubuka lemari pakaian ku dan mengambil pakaian ku. Ya walaupun sepertinya ada acara dirumah ku ini namun aku tidak ingin terlihat ribet jadi kuputuskan aku hanya memakai kaos biasa berwarna pink muda yang akan disandingkan dengan cardigan merah maroon serta rok coklat susu yang panjangnya selutut. Oke akupun langsung menuju pintu kamar hendak keluar dan menuju ke kamar mandi,, ah sial kenapa mataku terus melihat boneka itu cepat cepat aku melewatinya dan menutup pintuku.

"Byuurrrr...."

Aku sangat menikmati mandi ku sekarang. Betapa senangnya liburan akhir semester sudah datang dan dihari pertama liburku kuhabiskan dirumah baru dan ayah membuat acara disini. Aku suka rumah ini walaupun terlihat kuno tapi rumah ini hangat menurut ku ruangannya juga unik unik tidak monoton seperi rumah rumah di kota pada umumnya. Aku hanya penasaran saja dimana ayah memilih sekolahaan disini, ya aku agak sedih sih mengingat harus pindah sekolah dan harus beradaptasi ulang disini apalagi di daerah daerah begini, pasti juga kualitasnya kurang. Tapi tidakpapalah bentar lagi aku juga mau lulus, nah disini unggulnya di daerah sini banyak universitas universitas yang bagus dan ternama sejajar dengan kampus kampus yang ada di ibukota. Tak terasa aku sudah cukup lama mandi aku sudah kedinginan, tanpa kusadari dari tadi aku menikmati kucuran air dari shower. Aku segera mengeringkan badan dan memakai baju ku. Ku singkirkan hordeng kamar mandi ini dan mulai menatap wajah ku dicermin wastafel. Kurapihkan rambutku menyisirnya  kebelakang lalu menguncir rambutku. Setelah selesai menguncir aku mencuci tanganku di wastafel. Ya tuhan apa apaan ini boneka itu kini berada di pinggir wastafel tempat dimana saat ini ku cuci tanganku. Dengan cepat aku mengambilnya dan membawanya kekamar. Aku benar benar kaget siapa yang menaruhnya disisi wastafel apa jangan jangan ia bisa jalan juga. Boneka apa sebenarnya itu, aku tidak mau berpikir keras tentang boneka itu karena aku sudah memikirkan langkah apa selanjutnya yang akan ku lakukan terhadap boneka itu.

DianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang