Day 2

122 25 19
                                    

"Ibu...ibu..."
Aku mencari ibu kemana mana ku kukunjungi setiap toko baju yang ada disini.

"Permisi mbak...apa mbak melihat wanita memakai blouse coklat rambutnya panjang sebahu lebih dikit"
Aku bertanya pada penjaga toko baju ini tapi kenapa dia hanya menoleh saja. Tidak mengucapkan sepatah kata pun lalu pergi meninggalkan ku menuju meja kasir. Apa apaan ini dasar tuli tidak tahu apa aku sedang berbicara padanya, aku gondok dan keluar dari toko ini masih mencari ibu, tadi aku berbelanja di mall ini bersama ibu, tapi ibu hilang tiba tiba. Aku pun memanggil ibu sambil menoleh kesana kemari. Sepertinya ada yang ganjil denga mall ini kenapa semua pengunjung disini berjalan layaknya mayat hidup dengan tatapan kosong seperti bingung dengan arah tujuannya tapi mall ini ramai, cuma ya begitu pengunjungnya, kenapa jadi aneh begini. Hingga akhirnya kulihat sesosok satpam, kuhampiri satpam itu berharap bisa membantuku.

"Permisi pak apa bapak lihat wanita kurus memaki blouse cokelat serta rambut yang panjang sebahu lebih dikit"
Satpam itu menoleh kearah ku menatapku tajam, mata kami saling bertatap hingga sesuatu hal yang aku sadari mata satpam itu berubah menjadi putih semua dia merogoh kantongnya mengeluarkan pisau lipat dan mengarahkan padaku.

"Tidak..tidakk anda itu satpam pak kenapa malah ingin membunuh saya " aku meragukan kata satpam karena sedari tadi matanya tetap putih dan kini mulut satpam itu meneteskan darah. Aku berlari mundur dan mundur. Kini aku beralari sekencang kencangnya, kemana orang orang kenapa seketika mall ini menjadi sunyi aku tak paham ini semua aku terus berlari hingga kutemukan lift. aku pun masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai dasar yatuhan bantu aku.

"Tringg"

Pintu lift terbuka aku berlari keluar menoleh kesana kemari, satu kata untuk mall ini sepi. Kemana sih semua orang kenapa mall ini menakutkan apa nama mall ini yatuhan aku harus bagaimana. Tiba tiba saja sesosok wanita persis seperti saat aku bermimpi kemarin lewat diseberang ku, masih terlihat samar wajahnya aku pun mengejarnya rasa penasaran ku sungguh tinggi hingga kudapati dia berhenti terdiam membelakangiku dan ditangan kananya ia memegang pisau berlumuran darah aku bisa melihat itu dengan jelas. Aku berdoa didalam hati napasku tersengal sengal.

"Kreeeeek..."

Kulihat ia ingin menoleh kearahku seketika ku pejamkan mataku sambil membaca doa dan memohon pertolongan.

1

2

"Tap...tap....tap..."
Terdengar suara kaki yang semakin mendekat kearahku.

1

2

3

4

5

Hening....

Aku masih belum berani membuka mata, aku takut sangat takut. Mataku masih terpejam tidak terdengar lagi suara dentakan kaki menghampiriku.

"Diana...sayang hei bangun nak "
Kubuka mata ku kini kudapati ibu yang sedang membangunkan ku dari tidurku. Aku langsung memeluk ibu kueratkan pelukanku sungguh mimpi itu terasa memukulku.

"Ada apa sayang...kayaknya kamu mau minta sesuatu deh peluk peluk ibu " ucap ibu sambil tertawa geli.

"Sudah sana mandi anak gadis bangunnya siang siang mulu sih..ibu tunggu di meja makan ya"
Ucap ibu yang pergi meninggalkanku bunyi deritan pintu tertutup pun terdengar. Kini aku menguncir rambutku dan ah sial aku lupa membuang boneka itu dia masih ada di nakas ku. Aku langsung menuju ke kamar mandi merapihkan diri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang