Ku terbangun di sebuah ruangan entahlah aku tidak paham ruangan apa ini, yang aku tau ruangan ini hanyalah gelap. Aku tidak bisa melihat apa apa. Aku bangkit meraba raba di sekitar dan sepertinya saat ini aku sedang meraba meja dan yeay aku mendapati senter. Segera kunyalakan dan sial tempat apa ini. Banyak sekali sarang laba laba dan tulang belulang serta benda benda yang aku tidak tahu itu apa.
Seperti benda benda peninggalan nenek moyang kelihatannya. Aku terus mengitari ruangan ini aku mendapati sebuah buku tua berwarna coklat kemerahan dan ada darah kering disitu. Tak lama ruangan ini baunya tidak enak seperti bau besi tua dan bau anyir. Aku terus meneliti buku ini aku tidak berani membukanya karena aku berada di tempat misterius ini, padahal aku ingin sekali membukannya. Namun aku sedikit cemas pasalanya buku itu sepertinya bukanlah sembarang buku. Disitu tertera tulisan yang aku tidak tahu itu tulisan apa serta simbol yang aku tidak paham makna apa dibalik simbol itu lagipupa buku ini pun berdebu dan tampilannya seram jadi aku mengurungkan niat ku untuk membukannya.Tiba tiba saja aku melihat pantulan bayangan dari cahaya senterku. Aku sangat terkejut ketika mendapati sesosok seperti pria yang sedang memegang pisau. Bukan hanya seorang pria namun juga terdapat bayangan anak kecil. Aku masih terfokus pada mereka berdua dan kini pria itu mulai mengacungkan pisau kearah anak itu, ada apa ini kenapa anak itu diam saja terduduk.
1
2
3
"Croooottt..."
Tuhan tidak, pria itu menusuk kepala anak kecil itu dengan pisau. Lagi dan lagi aku bisa melihat cipratan darah itu terpantul dari cahaya senter ku. Aku benar benar terkejut melihatnya sontak aku berteriak kencang. Dan sepertinya pria itu mendengar teriakkan ku. Tidak tidak dia menghampiri ku aku bisa melihatnya walapun gelap aku mencoba meraih senterku tiba tiba
"Prakkk"
Pisau sudah diarahkan ke meja untungnya tangan ku tidak terkena, aku langsung mengumpat dibalik meja tadi aku gagal mengambil senter ku. Yatuhan tolong aku, aku benar benar ketakutan. Kini dia mengitari meja tempat ku bersembunyi. Dan ya tuhan dia ada di depan ku. Dia mulai menodongkan pisau dan langsung menusuk kearahku. Sontak aku berteriak dan.....
***
"Aaaaaaaaa"
Sial aku mimpi lagi, kenapa harus begitu terus mimpinya sungguh ada apa dengan aku ini sebenarnya. Aku benar benar bersyukur hanya mimpi namun kenapa harus seperti ini terus mimpi ku, aku lelah tidur. Aku beranjak dari kasurku dan membasuh wajah ku. Aku menatap cermin lekat lekat wajahku sungguh berantakan. Aku benar benar gelisah walaupun itu cuma mimpi namun seperti nyata dan terus menghampiriku. Setelah selesai aku meunuju meja makan dan sarapan bersama keluarga ku.