Kurasa ini sudah siang, sinar matahari sudah menembus dari jendelaku dengan semangat yang tinggi kubuka mataku untuk memulai hariku. Kenapa ini, kenapa kamarku berantakan begini semua barang barangku berceceran tak karuan. Aku memanggil ibu ku siapapun anggota rumah ini namun tidak ada yang menjawab. Kutampar pipi ku beraharap ini bukan mimpi lagi dan pipiku terasa sakit. Aku langsung pergi keluar meninggalkan kamar, ku cari di setiap sudut ruangan pada kemana orang rumah kenapa sepi sekali. Aku terus berjalan menyisir ruangan-ruangan yang ada dirumahku saat ku sampai di ruang tamu depan aku mendengar deritan pintu terbuka aku langsung mengumpat di balik lemari menunggu siapa yang akan masuk ke dalam rumah ku.
1
2
3
4
5
Tidak ada yang masuk kedalam rumahku aku langsung menuju ke pintu dan tiba tiba pintu itu tertutup sendiri. Aku tersentak kaget jantungku mulai berdegup tiba tiba saja aku mendengar suara anak kecil perempuan tertawa seperti sedang bermain dan benar saja saat ku tengok kanan dan kiri aku mendapati sesosok anak kecil perempuan waktu itu dan berlari sambil tertawa. Dia berlarian sendiri dan tidak melihat ku. Sedetik kemudian suara itu lenyap beserta anak itu sudah tidak terlihat lagi. Aku frustasi ada apa ini, aku pergi menuju kamar ku, kubuka pintu dan ya Tuhan apa apaan ini anak itu sedang berbaring di ranjangku kini ranjangku penuh dengan darah dia tertidur berlinangkan darah. Aku teriak sejadi jadinya sungguh aku bingung dengan ini semua. Aku duduk menangis lalu anak itu tiba tiba bangun dan matanya melotot kearah ku dan terus menghampiriku. Aku mundur, yatuhan rasanya sulit sekali menelan salivaku napas ku tersengal sengal anak itu lalu mengarahkan pisau kearah ku. Sedetik kemudian aku melihat dia menggores gores wajahnya dengan pisau itu dan darah pun mulai berkucuran. Aku teriak sejadi jadinya sambil memejamkan mataku.
***
Beberapa menit kemudian aku membuka mataku secara perlahan berharap anak itu sudah enyah dan yang kudapat adalah aku sendirian disini masih berbaring di ranjang. Kamar ku tidak berantakan seperti tadi, ku cermati kasur ku tidak ada darah sama sekali ah sial aku mimpi lagi, kenapa mimpi ku belakangan ini selalu seperti ini. Aku tidak mau pusing mungkin ini efek aku kelelahan atau mungkin apalah, aku tidak mau berpikir yang aneh-aneh. Aku langsung turun dari kasur dan melihat ah sudah pukul set 9 aku bergegas keluar dari kamar, saat hendak ingin menutup pintu, aku mendengar seperti suara goresan dari krayon diruang sebelah. Kulirik ruang sebelah pintunya terbuka sedikit aku pun pergi kesana, saat kumasuki ruangan itu ternyata tidak ada siapa-siapa. Namun aku melihat satu kertas aku pun mengambilnya dan benar dugaan ku bunyi krayon. Di kertas itu terpampang gambar denah entahlah aku rasa itu denah walaupun terlihat sperti kotak kotak saja. Siapa yang menggambar ini aku tersontak memikirkan itu, aku tidak mau ambil pusing kuletakkan gambar tadi diatas nakas dan berlari menuruni tangga. Aku menuju ke meja makan disana hanya ada kakakku, dia sedang asik melahap makanannya.
"Makan dulu Diana " ucap kak Reno menghentikan langlahku
"Iya, ayah ibu kemana?" Tanya ku seraya meraih kursi untuk ku duduki.
"Kerja lah, mereka gak libur tau"
Sarapan pagi kupun dimulai kak Reno selesai duluan jadi dia pergi meninggalkan ku dan sepertinya dia menuju ruang santai untuk melakukan aktivitasnya, ya apalagi kalo gak main ps. Setelah selesai makan kucuci piring ku beserta piring kak Reno lalu menuju ke kamar mandi untuk merapihkan diri ku. Setelah itu akupun mengenakan pakaian dan siap untuk pergi mencari bahan bahan. Aku bosan sekali dirumah terus liburan kali ini sepertinya ayah tidak mengajak kami jalan jalan mungkin karena kerjaannya masih banyak begitu juga dengan ibu. Jadi kuputuskan untuk membuat kue hari ini.
"Kak anterin gue yuk,,, mau beli sesuatu"
"Beli apaan lagi udah nyetir aja sendiri bisa nyetir juga lu"