Hai masa lalu - 22

624 16 1
                                    

"jangan tinggalin gue sendirian dong" ucap Gia.

Tanpa ia sadari ternyata Arga berjongkok membelakanginya.

"Naik" ucap Arga.

"Naik apa?" Tanya Gia bingung.

"Ayo gue gendong ampe parkiran aja, lo nggak mungkin bisa jalan sendiri dengan kondisi kaki lo yang kaya gitu" ucap Arga.

"Gue berat loh kak" ucap Gia ragu.

"Lo lupa, siapa yang gendong lo dari lapangan ke UKS pas lo pingsan dulu? Udah ayo naik"

Dengan ragu, Gia pun akhirnya naik ke atas gendongan Arga. Arga pun menggendongnya menuju parkiran. Untungnya sudah malam. Jadi, orang-orang sudah mulai sepi. Yaa meskipun ada beberapa orang yang melihat mereka dengan pandangan iri.

Merekapun sampai di dalam mobil. Arga pun mulai menyalakan mesin mobilnya meninggalkan tempat itu menuju rumah Gia.

"Kak Arga marah?" Tanya Gia.

"Enggak. Ngapain marah?"

"Tadi kan gue udah nggak nurut omongan lo"

"Santai aja. Btw, maaf kalo tadi gue agak tegas. Gue khawatir sama lo. Nanti kalau udah dirumah, cepet-cepet dipijit ya kakinya biar sakitnya hilang. Kalo sekarang soalnya gue nggak jago mijit, ntar malah salah urat lagi. Makanya lo harus liatin gue  terus" ucap Arga.

"Kenapa gue harus liatin lo kak?" Tanya Gia.

"Buat pereda rasa sakit" ucap Arga sambil tersenyum ke arah Gia.

Gia yang mendengar itu pun hanya tersenyum dan memandang kearah jalan sesekali menengok ke arah Arga.

Entah mengapa rasanya ia begitu senang hari ini. Rasanya ingin tersenyum terus. Sepertinya Ia mulai membuka hatinya untuk Arga. Apakah saat ini memang hatinya sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Arga? Apakah hatinya siap untuk menerima kehadiran Arga di hidupnya?

"Kenapa senyum-senyum?" Tanya Arga memecah lamunan Gia.

"Siapa yang senyum"

"Lo tuh. Ampe udah nyampe depan rumah juga ngga sadar"

Gia memandang sekitar. Benar, ia sudah di halaman rumahnya. Gia hanya tersenyum canggung.

"Makasih ya, udah bikin seneng hari ini" ucap Gia.

"Terimakasih kembali" balas Arga.

"Duluan ya kak, mau mampir?" Tanya Gia.

"Udah malem. Btw lo bisa jalan?" Tanya Arga.

"Bisa kok, tadi pas lo pijit udah mendingan dikit, yaudah gue masuk ya ucapnya yang kemudian membuka pintu mobil dan berjalan menuju ke dalam rumahnya.

Arga yang kelupaan sesuatu pun langsung memanggil Gia.

"GIA" panggil Arga.

"Iya?"

"Ini Gaga ketinggalan" ucap Arga sambil memberikan boneka beruang besar milik Gia.

"Oh iya lupa, hehee. Yaudah gue masuk ya"

"Eh bentar" panggil Arga lagi.

"Apalagi kak" tanya Gia.

"Sorry" ucap Arga yang mendekat ke arah Gia dan memasangkan sebuah kalung  bertuliskan huruf A untuk Gia.

Gia yang berada sangat dekat dengan Arga pun hanya bisa menahan detak jantungnya. Ia merasa ada perasaan aneh yang mulai hadir di hatinya.

"Ini tadi gue liat kalung di pasar malem. Ada huruf A nya. A, untuk Audrey dan Arga. Kalung ini biar lo bisa selalu inget sama gue. Sementara gue cuma bisa kasih kalung ini dulu ya, nanti kalau kita nikah baru gue kasih yang aslinya" ucap Arga.

Hai Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang