Hai masa lalu - 19

456 22 0
                                    

Sudah satu bulan berlalu, Gia masih belum bertemu Arga. Entah mengapa dirinya merasa kurang lengkap tanpa Arga. Arga memang orang baru yang datang dalam hidup Gia. Tapi entah mengapa, Arga sudah seperti kakak kedua bagi Gia.

Gia sendiri merasa khawatir. Bara bilang Arga sakit. Bara juga bilang, memang Arga sudah sering tidak masuk sekolah karena terapi, tapi tidak pernah selama ini katanya. Bara pun tidak tahu apa penyakit yang diderita Arga. Karena Arga orangnya tertutup. Bara pun tidak mau memaksakan kehendak sahabat nya itu. Apa penyakit Arga penyakit yang parah? Ayolah, Gia sangat khawatir.

"Kak, kok kak Arga lama banget sih gamasuk nya?" Tanya Gia pada Bara yang sedang duduk santai di ruang keluarga.

"Gatau gue juga, dia ngga ngasih kabar sama sekali. Aneh dah tuh anak, sakit apa kali"

"Apa kak Arga punya penyakit yang parah? Emang di surat izin ya gaada keterangan sakitnya gitu kak?"

"Gatau, gua juga nanya ke wali kelas, tapi Arga terlalu tertutup orangnya, lo keliatan khawatir banget, suka lo ama dia?" Tanya Bara.

Gia menggeleng pelan " ngga tau, gue cuma ngerasa sepi aja"

"Kalau lo suka, bilang. Jangan lo gantungin anak orang sembarangan. Hati cowok ngga sekuat apa yang kalian para wanita pikir"

Gia menoleh kaget ke arah Arga. Darimana Arga tahu? Bahkan Gia tidak pernah cerita.

"Gue tau semuanya. Arga suka sama lo, dan dia ngungkapin perasaan nya ke lo kan, tapi lo sendiri bingung sebenernya perasaan lo ke Arga itu apa. Jangan tanya gue tau dari siapa"

Gia tampak berfikir, bukan berfikir tentang darimana Bara tahu. Tapi Gia berfikir, kalau dia sudah menyakiti hati Arga secara tidak langsung. Tapi entah mengapa, memang Gia sendiri masih bingung dengan perasaan nya sendiri. Ditambah, Gilang yang semakin hari semakin dekat dengan Gia.

Gia terdiam. Entah mengapa dia merasa sepi. Meskipun Gilang sekarang semakin dekat dengannya, tapi, entahlah Gia hanya merasa ada yang hilang.

"Udah lo gausah khawatir, doain aja yang terbaik buat Arga" ucap Bara sambil tersenyum ke arah Gia. Gia terperangah, jarang sekali kakaknya perhatian dengannya.

Gia tersenyum "tumben"

"Baik salah, kagak baik salah, serba salah dah gue" ucap Bara kesal.

"Hehee, kak Bara kok gue pengen peluk lo" ucap Gia polos.

Bara tersenyum miring "uluuh tayang tayang, cini ama abang" ucap Bara sambil merentangkan tangannya. Gia pun menghamburkan pelukan ke Bara. Mungkin rasa hangat pelukannya ini mampu membuat rasa rindunya pada Arga sedikit menghilang.

Dibalik pelukan Gia, diam diam Bara tersenyum tipis. Ia bisa merasakan bahwa adiknya ini merasa kehilangan, ia merasa adiknya ini mulai merasakan apa yang sahabat nya rasakan. Memang Bara kurang paham apa itu cinta, namun melihat kisah adiknya ini bara sendiri ikut merasa senang namun takut. Takut rasa kehilangan yang sebenarnya terjadi.

***

Gia kembali ke sekolah seperti biasa. Hari ini Gia berangkat bersama Gilang. Ya hubungan mereka semakin dekat asal kalian tahu.

"Gia temenin gue ke kantin, gue laper" ucap Gilang ketika baru sampai di sekolah.

"Lo tadi belom sarapan?" Tanya Gia.

"Belum, ya Gia temenin gue?"

"Oke deh"

Sesampainya di kantin ternyata disana sudah ada para sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Karel, Galih, Rena, dan Naya.

Hai Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang