Setelah Pertunjukkan Ballerina
"Kau les musik?" tanyaku sambil memakan popcorn.
"Tidak," jawab Chase singkat. "Aku belajar sendiri, dari teman-teman, dan ayahku sedikit bisa bermain."
Aku mengangguk paham.
"Tapi kamu jenius tau,"
Chase hanya tersenyum kecil. "Jadi ini ya kebiasaan temannya Alva,"
"Apa?"
Chase kemudian berdiri dan melihat ke langit,
"Kamu ini pujiannya terlalu berlebihan. Pulang yuk, udah mau hujan, aku nggak ada payung."
"Chase,"
Chase menoleh ke arahku. "Yap?"
"Aku bingung kenapa kita bisa berteman begini, padahal kan dulu tidak kenal."
Chase berjalan di depanku, belum ada jawaban.
"Mungkin karena kita sama-sama temannya Alva, ya?" Chase malah bertanya balik padaku.
"Ah, pertanyaanmu susah nih, aku jawab kapan-kapan. Emang kau tidak senang ya jadi temanku?" Chase bertanya lagi.
Aku menggeleng. Chase itu adalah seorang yang baik, mana mungkin aku tidak senang dia jadi temanku.
"Eh? Senang kok, aku senang punya teman sepertimu."
Chase menjentikkan jarinya. "Nah, ya sudah. Pertanyaanmu kujawab kapan-kapan saja."
Chase hanya tertawa dan menyuruhku untuk berjalan lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hermosa : Story of Chase
Historia CortaIni adalah sebuah catatan kecil tentang seseorang yang baru saja kutemui dua jam yang lalu. Dia masih ingat aku tidak, ya? © 2017 by thymesya cover illustration from pinterest