Satu kejadian di kelas tiga sekolah dasar yang ga akan pernah gue lupain.
Ada satu cowo yang gue ga ngerti kenapa dia ga suka sama gue. I mean mungkin dia punya semacam dendam atau apa gue ga tau.
Namanya Randa. Gue jarang banget ngomong sama dia. Saking jarangnya bisa diitung berapa total gue ngomong sama dia dalam sebulan.
Gue rasa dulu gue adalah anak cewe yang ngeselin dan seolah-olah pengen dijitak. I think Randa really hates me cause sifat gue yang nyebelin itu.
Suatu hari gue terlibat percekcokan sama Randa. Gue ga ingat persisnya cek-cokin apa yang jelas gue ngomong sambil teriak dan tiba-tiba Randa nendang kaki gue.
Yang gue tau setelah kaki gue ditendang Randa adalah gue terdiam. Ga beberapa lama kaki gue berdenyut. Dan gue memutuskan untuk melihat kaki yang tadi ditendang sama si Randa.
Kaki gue luka. Ah bukan. Kaki gue kulitnya terkelupas dan itu gede banget. Daging gue keliatan. Putih. I have no words to say.
Gue akhirnya duduk dan membiarkan luka gue terbuka. Gue ga kasi tau siapa-siapa. Gue terlalu takut untuk mengadu ke siapapun. Gue terlalu takut untuk diobati dengan umur yang masih umur anak kelas tiga sd. So I decided to menahan sakit dari luka di kaki gue hari itu.
Dan hal yang bikin hati gue nyesek adalah saat gue liatin itu kaki dan ternyata ada luka, Randa juga ngeliat itu. Gue liat apa yang dia liat.
Dia ga ngomong apa-apa. For God's sake. Gue sedih.
Bekas luka itu sampe sekarang masih ada.
Randa, gue tau gue adalah anak yang nyebelin di kelas tiga. Gue tau lo menyimpan semacam dendam ke gue. Tapi gue minta sama lo, jangan lakukan hal yang sama ke cewe-cewe lain.
Kaki gue emang luka. Hati gue juga terluka. But at least gue ga nangis. At least gue ga terlihat lemah walau sejatinya fisik gue emang lemah.
But now you know if you read this. That's okay with the scar. But it's absolutely hurting my heart karena gue yang merasa bersalah.
Dan sampai sekarang gue masih mencoba untuk memperbaiki diri gue.
