"Kupikir aku tidak bisa melakukan semua ini lagi, aku ingin berhenti oppa" Sohee berucap, kali ini ia sungguh- sungguh mengatakannya. Jonghyun yang biasanya langsung berkomentar, memberi gadis itu semangat kini hanya bisa terdiam.
"Kalau kau lelah kau bisa berhenti Sohee-ya, tapi bukankah terasa sia-sia kalau kau berhenti begitu saja. Kau bilang kau ingin terkenal sepertiku"
"Tentu saja aku ingin. Tapi ini terlalu berat untukku, apa aku mati saja?"
"Kenapa harus mati?"
Sohee menggeleng, gadis itu bilang ia hanya asal bicara saja sambil menegak sojunya dalam sekali teguk lalu menuangnya kembali ke dalam gelas miliknya yang sudah kosong sampai penuh,"Oh ya oppa.....kau berjanji akan pergi denganku hari ini"
Jonghyun meletakan gelas sojunya dengan keras di atas meja, sambil menatap gadis yang terduduk di sebelahnya. Pria itu tersenyum samar, "Aku tidak bisa"
"Ah~wae?~~"
"Karena aku harus pergi ke suatu tempat hari ini"
"Eodi?"
Jonghyun hanya tersenyum lalu menyuapkan camilan yang ia beli, ke dalam mulut Sohee agar gadis itu berhenti bertanya. Tentu saja gadis itu langsung marah, ia memukul lengan Jonghyun cukup keras, tapi pria itu malah tertawa cekikikan.
│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫
Terdapat sebuah gereja tua di dekat pegunungan yang sudah beberapa waktu ini sering Jonghyun kunjungi. Beberapa menit yang lalu pria itu baru saja tiba dengan mengendarai mobilnya tanpa seorang manager yang biasa menemani dirinya.
Di dalam halaman gereja Jonghyun melihat seorang pria tua dengan usia sekitar 60 tahunan sedang menyapu halaman, Jonghyun mengenalnya sebagai seorang pendeta yang sudah cukup lama tinggal di tempat itu.
"Annyeonghaseo" Jonghyun menyapanya dari kejauhan. Pendeta itu langsung menegakkan tubuhnya, awalnya ia merasa sedikit terkejut dengan kedatangan Jonghyun yang tiba-tiba tanpa memberi tahunya lebih dulu.
Saat pria itu tiba di depan pendeta, Pria tua dengan usia hampir 60 tahun itu menepuk bahu Jonghyun, saat pria itu tengah membukuk memberi salam.
"Kau datang" ucap pendeta kala itu. Jonghyun tersenyum dengan begitu lebar, ia merasa sangat senang bisa bertemu lagi dengan pendeta. Orang yang paling ia percaya dalam hidupnya setelah sang ibu dan kakaknya.
"Aku senang kau datang" pendeta itu kembali berkata dan langsung membawa Jonghyun masuk ke dalam untuk berbincang-bincang dan agar Jonghyun bisa beristirahat setelah berkendara cukup jauh dari Seoul sampai ke tempat ini.
"Sudah sangat lama aku tidak datang kemari." katanya, dari suaranya saja bisa terdengar kalau pria itu merasa sangat bahagia bisa berkunjung ke tempat ini, setelah sekian lama ia tidak pernah datang karena terlalu sibuk dengan pekerjaanya.
"Masih sama dan tidak ada yang berubah, masih saja terasa begitu damai dan menyenangkan seperti dulu." akunya, menatap kearah pendeta dengan senyum sumringah. Anehnya pendeta merasa, kalau Jonghyun sedang tidak benar-benar bahagia. Ia hanya melihat kalau Jonghyun sedang memiliki masalah saat ini, tapi berusaha menutupi hal itu dengan senyuman di wajahnya.
"Apa terjadi sesuatu?"
"Ani...." jawab pria itu. Namun terdengar sedikit keraguan dalam suaranya.
"Sepertinya tidak begitu."
Jonghyun hanya terdiam dengan apa yang pendeta katakan. Pria itu tahu benar. Bahwa ia tidak akan bisa menyembunyikan hal ini selamanya, terutama saat ada di hadapan pendeta. Jadi ia mengakuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
FanfictionThis story is dedicated for - Kim JongHyun Berharap menjadi seseorang yang bisa bertahan untuknya dalam kesendirian yang menakutkan. berharap ia akan bertahan tapi semua itu tinggallah harapan, ketika ia sudah pergi hanya tinggal penyesalan yang ak...