End of a day

17 2 0
                                    

Yeon Woo sedang berdiri di depan foto pendeta yang dikelilingi oleh banyak bunga bunga. Di foto itu juga pendeta menunjukan senyuman hangat yang belum pernah pria tua itu tunjukan sebelumnya.

Yeon Woo hanya ingat wajah datar pendeta yang setiap hari hanya memarahinya, mengomelinya bahkan terang-terangan mengakui kalau pria tua itu sebenarnya sangat membenci Yeon Woo. Tapi Yeon Woo tahu itu hanyalah cara pendeta menunjukan kasih sayangnya, sejujurnya pendeta sangat menyayanginya. Hanya saja Yeon Woo tidak pernah memahami hal itu sebelumnya. Ia hanya membenci pendeta untuk beberapa alasan sampai akhirnya ia benar-benar menyesal.

Hari ini menjadi penyesalan yang terbesar baginya. Kini tinggal dirinya seorang diri di dunia ini. Semua orang yang ia sayangi telah pergi meninggalkannya. Jonghyun dan pendeta adalah rumah untuk Yeon Woo tapi ia telah kehilangan keduanya. Kemana lagi ia harus pergi sekarang?

Berjalan tanpa arah dan tujuan di tengah-tengah keramaian. Yeon Woo hanya menatap kearah jalanan di depannya dengan pandangan kosong. Menabrak setiap orang yang berjalan kearahnya, tapi ia tidak perlu repot-repot meminta maaf. Toh! Tak akan ada orang yang menyadarinya.

Tapi sepertinya tidak semua orang.

Anak itu menepuk-nepuk tangannya sambil tersenyum kearah Yeon Woo. Awalnya Yeon Woo mengira, anak berusia sekitar 3 tahun itu tidak sedang tersenyum kearahnya, melainkan kearah seorang wanita paruh baya yang berdiri di sampingnya.

Ia hanya tersenyum sekilas tanpa mengalihkan pandangan dari anak itu. Yeon Woo melambai kearahnya dan anak itu tersenyum kegirangan.

Wanita itu berjalan kearah anak tersebut tanpa berhenti melambaikan tangan. Dan benar saja anak itu bisa melihatnya, kemanapun Yeon Woo pergi pandangan anak itu selalu mengikutinya. Sampai kemudian perhatian anak itu teralihkan pada bola mainan yang ibunya berikan padanya.

Ia menghela nafas saat bayang-bayang tentang Jonghyun tiba-tiba melintas dalam benaknya. Ia mulai membandingkan Jonghyun dengan anak itu. Apa Jonghyun selucu anak itu saat masih kecil?

Apa saat masih anak-anak Jonghyun juga setampan sekarang?

Apa ya.... Yang Jonghyun lakukan sekarang?

Apa ia bahagia di atas sana?

"Tidak! Yeongum!!!!!" Terdengar suara teriakan yang sangat kencang, sampai menyadarkan Yeon Woo dari lamunannya. Lagi-lagi ia mendengar suara seseorang berteriak dengan cukup keras memanggil seorang anak kecil yang berdiri di tengah jalan raya tanpa menyadari sebuah mobil tengah melaju kencang.

Yeon Woo langsung berbalik dan berlari kearah anak itu untuk menyelamatkannya. Ia meraih anak itu dan menariknya menjauh sedangkan Yeon Woo sendiri masih terdiam kaku disana tak berusaha menyelamatkan diri dari mobil yang berjalan semakin dekat kearahnya.

Waktu berjalan sangat cepat. Kejadian itu hanya bagaikan waktu yang hilang yang tak pernah Yeon Woo lihat. Tapi rasa sakitnya akan selalu Yeon Woo ingat untuk selamanya.

"Yeongum......" Lagi-lagi ia mendengar nama itu. Nama anak yang tersenyum kearahnya beberapa waktu lalu. Namanya Yeongum.

Yeon Woo merasa lega saat ia melihat Yeongum sudah ada dalam pelukan ibunya dengan selamat.

│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫

Semalam aku bermimpi.....

Aku berjalan ditengah-tengah hutan dengan banyak salju yang turun.

Ini seperti mimpiku sebelumnya tapi kenapa aku memimpikan ini lagi?

"Apa kau menyukai tempat ini?" aku terkesiap saat seseorang tiba tiba mengajakku bicara bahkan orang itu kini sudah berdiri di sampingku. Kupikir hanya ada aku ditempat ini. Lagi-lagi aku terkesiap saat orang itu menanyakan pertanyaan yang sama. Apa aku menyukai tempat ini?

"Hmm......aku menyukainya"

Tapi tunggu!

"Apa kau bisa melihatku? Tapi bagaimana bisa?"

"Apa kau terkejut " orang itu seperti mengejekku melalui senyumnya. Tapi entahlah.... Saat kuperhatikan lagi senyum itu terlihat begitu menenangkan. "apa kau akan terkejut saat aku bilang kalau aku adalah malaikat"

Malaikat?

"Kau bercanda, kau ingin gigimu rontok hah!"

"Wow kau sungguh menakutkan Yeon Woo-ya"

"Kau tahu namaku? "

"Hmm....bukankah sudah kubilang kalau aku ini malaikat. Jadi aku tahu semuanya ."

"Kalau kau seorang malaikat apa kau bisa membawaku pergi?"

"Entahlah... Tapi aku bisa memberimu sedikit hadiah."

"Hadiah?"

"Hmm... Apa ada sesuatu yang kau inginkan?"

"Sesuatu.....apa ya?" Kupikir aku hanya ingin menjadi manusia itu saja. Tapi kemudian.... Sesuatu yang lain terpikirkan olehku. Aku memikirkan Jonghyun. "aku hanya ingin seseorang bahagia dimanapun ia berada."

"Kupikir kau akan meminta untuk dilahirkan sebagai manusia."

"Tentu saja aku menginginkannya, tapi untuk sekarang ini aku hanya ingin seseorang bahagia. Bisakah kau memberiku hadiah itu?"

"Jika itu yang kau mau, apa kau mau menukarnya dengan kebahagianmu?"

"Tentu saja aku akan melakukannya, bahkan aku mempertaruhkan keinginanku yang selama ini kuinginkan." Saat aku menoleh orang itu sudah pergi. Aku terus berjalan lalu seseorang muncul di depanku dia bilang dia sudah lama menungguku. "Jonghyun?"

Pria itu tersenyum dan meraih tanganku. Sejujurnya aku tidak tahu pasti siapa yang sudah menungguku. Tapi aku berharap dia benar-benar pria itu.

Aku tersenyum..... Karena aku benar-benar bahagia sekarang.

│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫ █ ♪│▌♫

Lampu itu menyala lalu mati dalam beberapa detik, lalu menyala lagi dan mati lagi. Yeon Woo memandangi lampu itu cukup lama dengan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya.

Orang-orang berkerumun di sekitarnya. Ada yang menatapnya kasihan bahkan ada juga yang menatapnya marah. Kenapa orang-orang itu melihatnya? Apakah mereka......

"Hey! cepat panggil ambulance."

Kenapa mereka memperlakukannya seolah-olah ia adalah manusia?

Perlahan-lahan mata Yeon Woo mulai terpejam.

"Sepertinya Sang Kuasa memberiku sedikit hadiah yang begitu indah. Di akhir hidupku ia memberiku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku melalui anak kecil itu dan mengabulkan doa yang selama ini kuinginkan, menjadi seorang manusia dimana orang-orang bisa melihatku.....untuk terakhir kalinya. Aku tidak menyesal ataupun mengeluh, Justru aku merasa bahagia saat ini. Karena aku akan pergi menemuinya. Bukankah sudah kukatakan kalau aku tidak akan membiarkannya sendiri. Sepertinya aku akan menepati janjiku itu sekarang.....tunggulah, sebentar lagi aku akan menyusulmu."

" JongHyun "

MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang