Malam itu terasa dingin, tapi meski begitu ia tidak mengambil pakaian yang tebal dan hangat untuk menutupi tubuhnya melainkan pakaian dengan jenis kain yang tipis, yang hampir setiap saat ia pakai menjadikan pakaian itu menjadi pakaian favoritnya tidak peduli musim apapun itu Yang pasti Yeon Woo sangat menyukai pakaian itu.
"Kau pasti bertanya tanya kenapa aku sangat menyukai pakaian ini?"
Pakaian atas berwarna putih dengan dasi hitam sebagai hiasan serta bawahan merah yang nampak kontras dengan bajunya menjadi kombinasi yang sempurna untuk Yeon Woo.
"Aku mendapat pakaian ini sebagai hadiah pertamaku. Dia memberiku pakaian ini agar aku selalu mengingat kejadian itu."
"Dia memberikan pakaian ini untuk mengingat kebaikan dan keburukanku. Kupikir ini sangat buruk, sampai akhirnya waktu terus berjalan dan aku mulai terbiasa dengan semua ini"
"Hatiku masih terluka meski waktu telah lama berlalu."
Yeon Woo berjalan keluar mengamati kunang-kunang yang sejak tadi menarik perhatiannya. Ia berpikir kalau kunang- kunang itu sangat cantik. "Aku tertawa untuk satu alasan yang tak pasti."
"Suatu perpisahan tidak membuatmu bertemu dengannya lagi. Untuk semua waktu yang ku lalu, aku telah menelan semua kenyataan pahit itu." Gadis itu berjalan-jalan di sekitar rumah menikmati udara malam yang segar sekaligus menimati pemandangan malam yang indah bersama kunang- kunang yang berterbangan di sekitarnya.
Langkahnya berhenti saat ia mengingat sesuatu, bahkan suara itu seolah-olah masuk kembali ke telinganya meski tak ada orang lain dan hanya dirinya seorang. "seseorang bertanya padaku, apakah aku ingin hidup?"
Di sebuah ruangan yang sedikit gelap karena hanya ada cahaya dari lentera yang gadis itu gunakan untuk penerangannya. Gadis itu duduk di sebuah meja dengan wajah sedikit tertunduk serta tatapan sayu saat ia menatap meja kosong di hadapannya.
"Mereka mengatakan musim semi akan datang lebih cepat dari tahun lalu. Tapi musim dingin yang dingin dan beku masih di sini."
Sebuah lonceng yang diletakan di luar halaman berdeting akibat angin yang berhembus. Membangunkan kembali kesadaran Yeon Woo setelah beberapa saat gadis itu hanya diam di posisinya.
"Jangan khawatir tentang apa yang harus dilakukan. Aku baik-baik saja, musim semi juga akan datang padaku." Tangannya bergerak mengambil salah satu buku yang tertata rampi di samping ia duduk. Yeon Woo menarik selembar kertas dari dalam buku itu dan mulai menulis sesuatu di atasnya.
"Kita bisa bersama di ruang ini, sementara berada di sisi lain bumi. Kita bisa bersama kapan saja, tidak hanya pada jam 12....." Yeon Woo berhenti menulis, karena kata- kata yang baru saja ia tuangkan dalam kertas itu.....Yeon Woo sadar, bahwa ia masih mengingat kata-kata pria itu dengan jelas.
Bahkan di luar kepalanya ia mengingat ucapan pria itu dengan baik. Perlahan air mata mengalir keluar membasahi pipinya.
"Hi sudah lama rasanya...." gadis itu tak kuasa menahan air matanya.
"Kamu benar-benar tidak berubah. kamu selalu berada di tempat yang sama
dengan pintu yang dingin. Kamu akan tidur dengan nyenyak seperti dulu
aku berdoa dari dasar hatiku kamu berhak menjadi lebih bahagia." Yeon Woo mengambil selembar perangko yang telah ia siapkan, memberinya sedikit lem dengan ujung lidahnya, agar bisa ia tempelkan pada amplop yang yang berisi suratnya.Disana juga tertulis alamat yang tak jelas tempatnya dan juga nama seseorang. Sesaat Yeon Woo memandang kearah luar, ia melihat cahaya bulan yang bersinar terang. "aku menutup mataku kapan pun aku bisa dan pergi ke tempat terjauh, karena aku merasa kamu akan pergi ke tempat yang tak bisa dijangkau. Aku selalu merindukanmu."
Gadis itu berjalan ke dekat jendela, ia ingin melihat langit malam dengan lebih dekat dan berharap ia bisa menemukan satu bintang yang akan menemaninya malam ini.
"Aku selalu merindukanmu dan terus merindukanmu." mata gadis itu kembali berkaca-kaca. Mengingat apa yang terjadi, Meskipun Yeon Woo sedikit marah dengan yang terjadi. Namun ia tetap mensyukurinya.
"Betapa beruntungnya aku karena dipertemukan denganmu yang mengagumkan, andai kita bersama sekarang betapa indahnya."
"Malam ini, akan aku kirimkan cahaya dari kunang-kunang pada jendela yang ada di dekatmu. semoga kau bermimpi indah."
FIN.....

KAMU SEDANG MEMBACA
Melody
FanfictionThis story is dedicated for - Kim JongHyun Berharap menjadi seseorang yang bisa bertahan untuknya dalam kesendirian yang menakutkan. berharap ia akan bertahan tapi semua itu tinggallah harapan, ketika ia sudah pergi hanya tinggal penyesalan yang ak...