Prolog

14.3K 386 10
                                    

Dita POV

Dua tahun yang lalu, tepatnya. Aku memilih untuk menjadi pendamping dari seorang taruna Akademi Angkatan Udara. Ya, seorang pria biasa yang disempurnakan dengan seragam cokelat muda berbaret coklat tua.

Entah mengapa saat itu sangat berat untuk mengatakan bahwa ;
'Sebenarnya aku tak berani dan belum siap mendampingimu, dibalik kerasnya cinta jarak jauh. Belum lagi, aku harus dipisahkan oleh tebalnya tembok lemdik yang membatasi semua komunikasi dan gerakmu.'

Mungkin ini yang Tuhan ciptakan dengan nama CINTA. Sama sekali tak mengenal logika dan pilihan lain. Ketika hati berkata "ya, aku cinta dia," tak kuasa hati untuk menolak apa yang diberikan dan diminta olehnya.

Entah apa yang membuatku luluh saat aku melihatnya dulu, tapi banyak orang mengatakan ;
"Karena seragam cokelatnya,"
"Karena gagah tegapnya dengan kadga yang super kinclong itu,"
"Karena dia calon perwira TNI,"
"Karena dia abdi negara dengan pesona pemimpin,"
Dan bla-bla lainnya.

Tapi dengan tegas aku katakan ;
"Aku mencintainya karena dia bukan sekedar taruna...!!! Dia pria yang begitu sayang pada ayah dan ibunya. Dia pria yang takut akan tuhannya. Dia pria yang bertanggung jawab akan cita-cita dan kewajibannya. Dia pria yang membuatku jatuh cinta tanpa alasan yang jelas"

Benci, ketika beberapa orang menganggapku cinta dia karena statusnya sebagai taruna. Sedih, ketika perempuan lain mengatakan bahwa aku adalah perempuan gila taruna. Menangis, ketika disaat semua orang mencelaku seperti itu dan aku tak berani mengadu apapun padanya. Karena aku harus tegar dengan apa semua pilihanku dan juga segenap resikonya.

Tolong, aku memohon pada kalian yang telah mencelaku, menghinaku, dan mencemohku, tolong hargai keputusanku untuk mendampingi taruna negara, karena aku mencintainya. Sungguh.




Bhakti POV

     Dua tahun yang lalu, tepatnya. Aku mendapat pendamping hidupku, Andhini Anindita namanya. Seorang siswa sma dari kota lunpia. Ya seorang perempuan biasa yang disempurnakan dengan balutan seragam paskibra.

     Entah mengapa berat saat aku mengatakan, bahwa aku mencintainya. Ya, karena kita sebelumnya tidak saling kenal. Kita hanya kenal melalui sosial media.

     Aku memilihnya karena dia perempuan yang ulet, rajin, penyayang. Bukan karena parasnya yang cantik, tapi karena paras hatinya yang baik.

    Tapi, semuanya akan berakhir. Akan berakhir ketika aku pergi meninggalkan dia yang aku sayang karena aku pergi menghadap sang ilahi. Ya, aku mengalami  kecelakaan saat latihan terjun di klaten. Saat itu parasut yang aku gunakan tidak bisa mengembang. Saat detik-detik terakhir yang aku ingat hanyalah dita, wanitaku yang sedang menungguku dirumah.

     Maafkan aku sayang, tidak bisa memelukmu untuk terakhir kalinya. Maafkan aku yang pergi tanpa pamit. Aku mencintaimu tanpa alasan apapun.

Mencintai Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang