you're always in my heart

5.6K 230 2
                                    

     Pukul 7 lebih 15 menit, malam. Si abang entah mau bawa aku kemana, maklum kita berdua jarang apel malam minggu. Biasanya kalo abang masih ada dilemdik, paling mentok ya videocall-an itupun kalo sempet, nah kalo engga? Yaudah nunggu sampe lumutan deh, hehe. Namanya juga pacaran jarak jauh, pastinya ngga bisa ketemu terus. Hanya bisa ngasih kabar lewat chat media sosial, telepon atau sms. Tapi kalo sudah merasa kangen dan rindu, untuk mengatasinya paling bisa videocall dan sebagainya. Memang terdengar agak ribet dan ngenes sih, tapi kalo memang kenyataanya begini ya harus gimana lagi?

     Sudah sekitar 5 menit berlalu, kemana ini siabang doi? Gatau apa kalo 'fans'-nya ini kangen dan pengen berduaan?

      Bbbbruuuumm...bruumm

     Ada mobil yang masuk ke halaman depan rumah dan ternyataa... itu adalah siabang. Abang turun dengan mengenakan seragam PPM (Pakaian Pesiar Malam). Ya tuhan jujur aku jatuh cinta lagi padanya. Dia menyalami mamahku, mengobrol sebentar dan meminta ijin agar aku diperbolehkan pergi dengannya.

      "You're always beautiful,"

      "Gombal mulu deh, ayok berangkat ntar kemaleman,"

      Sekitar 30 menit perjalanan, sampailah kami ditempat makan saat kita pertama kali jadian.

     "Yang, mau pesen apa?"

     "Sama kek setahun yang lalu saat pertama kali kita makan disini,"

      "Es krim mocca, lemontea, sama steak ayam kan?,"

      Ya tuhan, dia masih ingat menu yang aku pesan setahun yang lalu. Sungguh hal ini membuatku semakin tak mau berpisah dengannnya.

     "Ehhh... iya iyaa.."

                              *************         

      Jeng-jeng-jeng! Makanan pun datang. Tidak seperti biasanya, siabang hanya memandangiku yang sedang menyantap makanan ini.

     "Yang, kok ngga makan?,"

     "Udaah kamu duluan ajaaa,"

     "Yaudah deh,"

     "Kita itu lucu ya yang? Ketawa bareng, makan bareng, tapi gak pernah bener-bener bareng buat waktu yang lama. Tapi aku yakin that someday we will ya!,"

     " harus. Pokonya ntar kita bakalan bareng-bareng untuk waku yang lama,"

     Tiba-tiba siabang menggengam tanganku.

      "Jika bukan karena rindu yang telah lama menyiksaku, aku tidak akan pernah berjuang separah ini agar aku bisa bertemu denganmu,"

     Sontak aku terkejut. Buru-buru aku mengambil lemontea ku dan segera meneguknya. Sungguh aku terharu dengan perkataanya. Aku tidak menyangka dia akan mengatakan hal itu.

     "Setidaknya, ketika kita terpisah antara kewajiban dan tugas negara, ingatlah bahwa ada sosok setia yang menunggumu untuk lekas pulang,"

     Sungguh aku ingin menangis saat abang menatapku seolah-olah tidak ingin berpisah denganku. Abang tetap patuhi kewajiban dan beban yang ada dipundak abang, karena negara dan bangsa menanti dharma bhaktimu.

     " Setiap kali aku bertemu denganmu, ku tatap wajahmu, tersirat kelelahan yang amat sangat dan beban yang teramat banyak dimatamu. Karena itu setiap kali ku bertemu denganmu, ku simpan lelahku yang tak seberapa dibanding dengan lelahmu. Ku kokohkan pundakku agar menjadi tempat bersandar ternyaman untukmu. Ku lebarkan senyumku agar menjadi penghibur bagimu. Saat kamu kembali ke sana, maka aku harus kembali menunggu. Dan yang selalu ku ingat saat menunggumu adalah jika menunggu itu berat bagiku maka ini akan semakin berat bagimu" - Teh Lisda

Mencintai Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang