Mengantar kepergianmu

4.6K 194 4
                                    

     2 bulan sebelum kelulusanku dari sma dikota kelahiranku. Aku mengantar taruna untuk kembali. Ya, kembali untuk berjuang dan berusaha untuk melewati beban yang sudah berada dipundaknya.

     "Abang pergi dulu ya sayang, jaga hati dan dirimu baik-baik , jangan suka nangis kalo lagi kangen, ingat aku akan kembali untukmu,"

     "Iya sayang"

     Oh tuhan mengapa ini cepat sekali berlalu, baru kemaren kita quality time , tapi sekarang? Sudah akan berpisah lagi untuk waktu yang lama. Seperti biasa, aku menangis jika akan ditinggal abang kembali lagi.

     Abang merengkuh bahuku, mendekatkan wajahnya ke wajahku.

     "Jangan nangis ya sayang, kalo kamu nangis, aku malah sedih, udah ya jangan nangis,"

     Ku peluk erat tubuhnya yang berbalut jaket bertuliskan taruna dan namanya. Ku cium aroma wangi dari tubuhnya yang membuatku nyaman dan tenang. Sementara dia, dia juga memelukku erat, mengecup kening dan menciumi puncak kepalaku

     Oh tuhan aku tidak ingin melepaskan pelukan ini. Aku ingin bersamanya. Selalu.

     "Jangan takut oleh jarak? Karena jarak yang mempertemukan kita"

     "Aku akan berhenti mengeluh tentang perbedaan jarak dan waktu, karena aku tau, kamu akan segera kembali untukku"

     Abang memelukku semakin erat. Oh tuhan jangan pisahkan kami.

     "Asal kamu tau, aku ingin menjadi pria terbaik untukmu, setelah ayahmu,"

     "Aku akan menunggu, mencintaimu, mengkhawatirkanmu dari jarak yang tidak pernah kamu tau,"

     'Pengumuman, pesawat Garuda Airlines dengan nomor penerbangan AK5 - 7808 berangkat dari Semarang ke Jogjakarta akan segera take off. Dimohon kepada para penumpang agar segera bersiap-siap.. Announcement..'

     Abang melepaskan pelukanku.

     "Sayang abang berangkat dulu ya, jaga hati sayang,"

     "Inshaallah sayang, jika tuhan merestui,"

     Ku raih tangannya dan kucium punggung tangannya sebagai rasa hormatku padanya. Dan sekali lagi, dia mencium kening dan puncak kepalaku, lalu berbalik arah dan meninggalkan aku.

     Aku menatap siluet tubuhnya yang sedang menyeret koper akademi angkatan udara yang semakin jauh dariku dan tubuh itu hilang dari pandanganku.

     Aku berjalan dengan langkah gontai, menuju parkiran. Masuk ke mobil kemudian menyalakan mesin mobil dan pergi.

     Saatnya menjalani kehidupan seperti biasa.

Mencintai Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang