Saat Kamu kembali

5.8K 263 3
                                    

Dini hari, saat hendak shalat subuh..

03.57
"Sayang, 2 jam lagi ya... ! Aku sampai.."

"Siap! Nanti kalo sudah sampe daerah perintis telfon ya biar ga nunggu lama,"

Setelah shalat subuh..
"Sayang, shalat subuh gih ntar telat loh!"

"Ini udaah selesai sayang..."

Dita POV
Entah kemana ini macan rimbaku! 30 menit sudah berlalu tapi belum ada konfirmasi kedatangan.

Terus menunggu sambil menggalkan mukena yang masih basah dengan air wudhu. Ku lihat jam diatas meja belajar, sambil merebahkan badan sejenak...

Dddrrrttt.. dddrrrttt... dddrrrrttt..

Getar hapeku membangunkanku dari ketidaksengajaan aku tidur. Hehe

"Hallo assalamualaikum.."

"Waalaikumsalam, sayang? Aku sudah sampai didaerah perintis hehehe... tadi mau kasih kabar lupa, ketiduran sih"

"Ya ampun sayang.. iya-iya.. aku berangkat ya, tunggu disana..."

Kututup segera hapeku. Segera kucuci muka dan sikat gigi, tanpa pikir panjang lagi, aku ganti pakaian tanpa mandi dan pastinya aku tebar parfume sebanyak-banyaknya kebadan dan jaketku.

Pamit pada ibu, ku pacu mobil putihku menuju terminal yang dimaksud siabang. Mungkin karena jalanan masih sepi, mana ada yang keluar rumah dipagi-pagi buta.

3 lampu merah sudah terlewati, dan aku sudah sampai ditempat tujuan "terminal bus". Tapi tak ada pemandangan taruna berseragam biru dengan badan tegap itu. Sekeliling kucoba cari lagi dan lagi. Kuangkat hapeku, dan calling...

"Sayang, kamu kelewat.. aku diluar terminal"

"Lha terus ini gimana? Aku keluar lagi?"

"Iya dong.. dibawah tenda biru ya sayang"

"Oh oh oke oke"

Rempong ya ini pacarku. Kenapa nggak nunggu ditempat penumpang aja. Kuputar stir dan gas pol keluar terminal. Clingak-clinguk dan belum ada tanda batang hidung si abang. Baru aku sadar, kalo aku udah ngelewatin posisi si abang.

Berhenti dan aku keluar dari mobilku. Tarunaku... berjalan dengan tegap. Membawa sebuah koper bertulis "AKADEMI ANGKATAN UDARA" dan sebuah tas punggung dengan nomer akademi. Terlihat makin kurus dan tegap. Berseragam pakaian dinas dengan topi putih cerah. Ya tuhan aku jatuh cinta lagi. Menatap ujung kakinya yang selalu bersepatukan mengkilat. Berlanjut hingga ujung kepalanya yang selalu plontos ala militer. Kusambut tangannya dan kucium punggung tangannya sebagai rasa hormatku padanya.

"Sayang, sini gantian aku yang nyetir"

"Engga usah sayang, kamu kan cape baru pulang"

"udaah gapapa sayang, liat senyum kamu itu capek aku udah hilang kok,"

"Ih gombal mulu deh, yaudah ini,"

15 menit perjalanan, sampailah dirumah abang. Ibunya membukakan pintu untuk kami, dan dengan sikap abang mencium kedua kaki ibunya dan memeluknya erat-erat. Subhanallah, ini pria yang akan menjadi calon imanku. Ini pria yang mencintaiku dan kucintai. Sempurnalah kamu abang.. karena sayangmu pada ibumu.

Mencintai Abdi NegaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang