file 04: let it die

72 2 0
                                    


Kesibukan hanggar, robot yang saling berkomunikasi, tidak ada kesenjangan antara yang bisa bertempur dengan konstruksi. Sebuah pemandangan yang tak asing bagi Springfield, dia melihat begitu banyak droid generasi lama melambaikan tangannya pada gadis T-doll itu. Setelah kejadian tak menyenangkan kemaren membuat beberapa droid hancur tak bersisa bahkan salah satu gadis mengalami syok berat.

Walau kini gadis berambut coklat yang terus dia hibur akhirnya memilih berangkat ke akademi untuk ujian semesternya, dan sekarang dia membantu para builder yang kembali membuat tetter trap lagi untuk kemungkinan serangan lanjutan.

"aku tidak mengerti, kenapa andro itu terlalu sempurna." Salah satu droid konstruksi memberi pesan suara pada sesamanya yang lagi merapikan kawat baja yang kusut.

"terlalu sempurna sampai hanya Boxu yang bisa membedakannya sekali lihat, aku tadi hampir drop melihatnya. Kukira manusia sudah kembali." Cammelion generasi tiga itu lalu menaruh kawat baja yang tersisa kedalam kotak.

Lalu Springfield berjalan kearah dua droid itu dan mengetuk hardchasing mereka, dua benda itu langsung berpaling dan mundur teratur.

"ada bisa saya bantu kali ini." Spring memasang senyum paling indah untuk kedua droid itu.

"i..ini pekerjaan kami para builder, andro tidak perlu turun tangan." Dengan canggung droid konstruksi itu langsung kabur meninggalkan rekannya yang mematung tak wajar.

"hmm hai."

Boxu menginterupsi AI cammelion yang tertinggal tepat didepan Springfield, sejak dari tadi server itu sudah mengawasi berbagai tingkah laku T-doll itu karena dia penasaran. Karena dia tak pernah melihat andro yang semulus dan sesempurna itu sampai builder pangling melihatnya.

"ha... halo, maaf sudah membuat kalian tak nyaman." Boxu menggeleng dengan tubuh droid itu, sepertinya Spring tidak tahu kalau dia hanya numpang ditubuh yang dia pakai.

"tidak masalah, mereka memang suka canggung kalau berhadapan dengan robot baru yang aneh."

"aneh." Spring memiringkan kepalanya bingung.

"ummm, aku jadi ingin memeriksa isi kepalamu itu."

"egh?!" gadis berpakaian ala prajurit inggris itu semakin tidak mengerti.

"diam disana."

Spring langsung mengalami pusing yang hebat, karena baru kali ini dia 'ditempeli' server maka beban processornya bertambah. Sistem keamanan T-doll itu tak mampu melumpuhkan Boxu dan dia dengan sempurna terhubung dengan LAN.

"adduh... apa yang terjadi?"Spring meringis. Cammelion itu sudah kembali jadi dirinya lagi, namun dia melihat gadis andro itu dengan tatapan kasian.

"Springfield ya."

Suara Boxu yang ramah walau sedikit mengintimidasi terdengar dikepala Springfield, Springfield kebingungan dan mencari asal suara.

"hei, aku dikepalamu kau tahu. aku sedang mengintip semua berkas memorimu haha, kalian tidak dibekali dengan firewall anti server."

"aa... keluar dari sana." Springfield merasa tubuhnya kali ini tak mematuhi perintahnya,Boxu merasa beruntung kalau T-doll ini lemah terhadap server.

Boxu sedari tadi terus mengawasi dan menilai andro cantik itu, dia terus menganalisa apakah dia bisa mengambil informasi tanpa menghubungkan dirinya dengan Spring. Namun, nyatanya tak bisa dan dia terpaksa melakukan ini.

"oke sangvis ferri, terus shadow...ah program aneh soal senjata kayu lama."

"jangan intip memoriku lagi, Boxu." Spring mengucapkan nama server itu secara spontan, membuatnya mulai berpikir lagi.

Phantasm her0: traveler (crossover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang