file 11: short conflict

4 1 0
                                    

Disebuah koridor yang panjang dan dibanjiri berbagai organ tubuh dan darah, Maki menggendong Eri didepan tubuhnya berlari dari sesuatu yang mencakar dinding dan membuat beberapa tiang rubuh. Dan siapa sangka shadow demon tidak mempan sama serangan warp miliknya.

"semenjak ada Nathan kok kita sial mulu." Eri sambil dibawa terguncang-guncang masih menyuarakan opininya.

"aku juga berpikir hal yang sama." Maki setuju rupanya.

Rasanya bagi Maki sudah terasa dua kilometer dia berlari namun tak ada jalan keluar yang cukup aman dan terpaksa dia mengalihkan makhluk sebesar dua meter itu. Kalau saja Maki tidak sedang bawa makhluk hidup sudah dari tadi dia kabur ketempat check point.

"Eri, si Momon bagaimana?" Maki bertanya lagi.

"dia kesasar." Eri menjawab seadanya.

Maki berbelok tajam kekanan dan shadow demon itu tak sempat mengerem larinya dan terjerembab lurus kedepan tak sempat belok. Maki tak menurunkan kecepatan hingga dia berhasil lepas dari monster aneh itu dengan kabur kelorong yang masih aman.

"baiklah, kita susun rencana dulu." Maki menurunkan Eri dan mulai berpikir sejenak. Dia membuka map miliknya dan sudah mencoba memetakan dimana letak musuh yang dia ketahui berada distadion ini dan kabar buruknya adalah bagian lapangan dan kursi penonton sudah diinvasi oleh makhluk hitam tidak jelas tersebut.

"kemungkinan satu kota sudah begini, dan kita tak mendapat bantuan sama sekali." Maki melihat salah satu machine doll tergeletak mati dan ada sebuah gunlance yang nganggur label tipe api tertempel jelas dibagian gagang gunlance tersebut. Setidaknya senjata tembak disaat seperti ini adalah hal bagus jadi dia mengambil benda tersebut.

"Eri, gunakan ini sebagai pertahanan diri." Ucap Maki singkat, dia tak bisa menggunakan senjata yang memakai sihir sebagai energi utamanya karena dia adalah sebuah robot dan robot tidak mungkin mempunyai mana sihir.

"ee..eh, api bagaimana? aku tak pernah pakai ini." ucap Eri agak bingung setelah diberi benda berat tersebut.

"arahkan, kunci target, tekan pelatuk dan tembak." Maki memberi penjelasan singkat dan pelan karena dia tidak bisa memberikan penjelasan jelas disaat seperti ini sedangkan dia juga bisa mendengar suara langkah kaki besar yang lumayan dekat beberapa lorong dari sini.

Maki sedikit mengintip dan melihat bayangan hitam ada diujung lorong, Eri mendengar suara hentakan besar dan hampir teriak jika mulutnya tak ditutup oleh tangan robotik Maki. Droid itu mengisyaratkan Eri untuk diam dulu dan menunjuk kearah belakang Eri.

Dengan isyarat tangan untuk pergi ketempat yang ditunjuk Maki, Eri mengangguk dan kemudian berjalan perlahan menjauh dari lokasi. Sangat perlahan agar tidak menimbulkan suara bahkan mereka berdua merapat kedinding agar posisi mereka berada diblindspot jika makhluk besar hitam itu menoleh kearah kiri.

Sampai pada akhirnya mereka berdua sedikit lagi sampai dilorong utama dan melihat banyak scout hitam-hitam seperti dilempar dan terkapar lalu hilang. Bagus kata Maki dalam brainwarenya karena kini dia mendeteksi tiga suhu tubuh pada thermal vision miliknya.

"tunggu, ada tiga..." Maki tidak tahu siapa yang disana tapi yang jelas Nathan ada disana karena Maki tahu pria itu punya suhu tubuh lebih panas ketimbang orang disekitarnya.

Hingga Maki mendapat peringatan dini setelah ada sekumpulan shadow berbagai ukuran sudah mengetahui posisi mereka. Menyadari itu Eri langsung lari bersama Maki dengan kecepatan diatas rata-rata orang normal walau jarak kelorong utama lurus rasanya seperti tujuan mereka jauh sekali, sampai pada akhirnya Nathan tak sengaja berada tepat jauh didepan mereka yang lari dari musuh dan kenyataan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Phantasm her0: traveler (crossover)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang