Bagian 1

36 10 20
                                    

"Mencintai memang bisa saja hanya memerluak waktu beberapa menit. Tapi untuk melupakan, bahkan bertahun-tahun pun belum tentu bisa."
🍀🍀🍀

Bel istirahat memang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu, tapi Kiki memutuskan untuk tetap di kelas. Sebenarnya Milka sih yang memaksa Kiki untuk menemaninya di kelas. Milka masih menyalin catatan milik Kiki. Karena tiga hari terakhir Milka tidak masuk sekolah karena sakit.

Memang Milka sudah meminjam buku Kiki semalam, tapi masih ada beberapa halaman yang belum sempat ditulis oleh Milka.

"Yes... Akhirnya selesai." Milka menutup buku-buku yang ada dihadapannya."Sepuluh menit lagi sebelum bel. Kayaknya kita masih sempat ke kantin deh. Lo mau ke kantin nggak?" Tanya Milka sambil menyodorkan buku Kiki ke arah Kiki.

"Nggak usah deh. Gue lagi males kemana-mana nih." Kiki hanya fokus ke arah ponselnya.

"Ya udah deh kalo gitu." Milka hanya pasrah, tapi dia sedikit penasaran. Apa yang sebenarnya sedang dilakukan Kiki. Soalnya, Kiki nggak bakalan nolak kalo diajak ke kantin, walaupun bel tanda masuk sudah berbunyi.

"Iih... Apaan sih?" Kiki mulai menyadari gelagat mencurigakan dari Milka.

"Lagi ngapain sih? Fokus banget dari tadi. Lagi chat sama doi ya?" Milka mulai menggoda Kiki.

"Kepo...." Kiki mencoba menjauhkan ponselnya dari Milka sambil menampilkan senyumannya.

Tapi tak berapa lama, Milka berhasil mendapatkan ponsel Kiki.

"Iih... apaan nih?" Milka mulai nyengir-nyegir nggak jelas. Dia tertawa puas melihat ponsel Kiki dan sesekali melihat respon dari Kiki.

"Milka..udah dong. Balikin hp gue ya!"  Kiki mulai salah tingkah.

"Tapi kalo dilihat-lihat fotonya jelek juga ya? Gue hapus aja deh. Nyampah kalo disimpen-simpen." Milka mencoba menyulut emosi Kiki.

"JANGAN..." Teriakan Kiki berhasil menarik perhatian teman-teman satu kelasnya. Tapi Kiki tidak mempedulikan mereka. Teman sekelas Kiki sudah maklum dengan keributan yang sering dibuat oleh dua sekawan ini.

Alhasil Milka bisa tertawa puas melihat kegelisahan Kiki.

"Fotonya bakalan gue hapus. Tapi, iih banyak banget foto At-"

"Reza..." Teriakan Kiki berhasil membungkam mulut Milka. Kiki takut  teman-teman sekelasnya akan tahu kalau Kiki menyukai Atha. Padahal hampir seluruh siswa di kelasnya mengetahui itu.

Milka meregangkan genggamannya. Sehingga Kiki bisa dengan mudah mengambil kembali ponselnya. "Rezanya mana Ki? Kok gue nggak bisa liat ya?" Milka masih mencari keberadaan Reza.

"Perasaan tadi gue ngeliat Reza deh. Gue yakin kok gue ngeliat Reza lewat dari dengan kelas." Kiki hanya sibuk memeriksa galerinya apakah foto Atha sudah dihapus oleh Milka atau belum. Kini Kiki telah duduk kembali ketempat duduknya. Meja yang terletak pertama dari pintu dan ketiga dari papan tulis. "Tapi gue ngeliatnya tadi pagi." Sambung Kiki tak berapa lama setelah dia merasa puas mengerjai Milka.

"Wah... Ngajak tempur nih dianya." Milka mulai mengeluarkan aura yang menakutkan. Tatapannya sangat tajam mengarah ke Kiki. Tapi Kiki justru membalas dengan cengiran khasnya.

Milka mulai mendekat ke arah Kiki. Milka tahu betul apa hukuman yang sangat cocok untuk Kiki. Milka mulai menggelitik Kiki. Dia merasa puas sekali melihat Kiki yang tersiksa sekarang.

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang