"Kenapa mendengarkan kata-kata itu langsung dari mulutmu membuat hati ku sakit?"
Kiki
🍀🍀🍀Atha beranjak meninggalkan tempat duduknya mencoba meredam kekesalannya.
"Cukup gue aja yang dibully di sekolah ini, jangan sampe ada korban yang lain lagi. Mungkin ini karma buat gue dan mungkin ini cara gue nebus semua kesalahan gue." batin Atha.
"Jiah... Gue sekarang harus apa dong? Marah? Masa iya gue marahin Atha? Seneng? Seneng sih, banget malah tapi kan nggak mungkin gue teriak kegirangan? Soalnya nih bakso rasanya aneh banget, kayak makan muntahan." Kiki terlihat kebinguan dan hanya menatap ke arah Atha.
"Widih... Ada yang jadi pahlawan kesiangan nih." Sindir Alva sambil membersihkan bajunya yang terciprat kuah bakso.
"Abang sok sweet deh..." ejek Roy dengan suara lembut sambil mengedipkan matanya beberapa kali.
Atha berbalik dan menarik tangan Kiki, membawanya meninggalkan kantin.
"Yah... kita ditinggalin." Rengek Denis.
***
Atha membawa Kiki ke lapangan indoor."Maksud lo apaan sih?" bentak Atha pada Kiki.
Kiki memilih untuk bungkam dia menundukkan kepalanya dan menatap ke arah sepatunya.
"Emang lo siapa? Mau jadi pahlawan? Sok nolongin gue, lo pikir gue bakalan berterima kasih sama lo?" Atha terus melontarkan pertanyaan. Namun, Kiki tetap terdiam.
"Lo sebenarnya siapa sih? Bahkan gue nggak kenal sama lo." Kalimat kali ini benar-benar mencabik-cabik hati Kiki.
Kok sakit banget ya denger kata-kata itu dari mulut lo. Padahal selama ini gue juga tau kalo lo nggak pernah nganggap gue ada.-Kiki
Baru saja Kiki membuka mulutnya berniat untuk menjawab semua pertanyaan Atha, pria itu langsung memotongnya.
"Tunggu dulu... lo cewek yang di taman itu kan?" Kata Atha saat bisa melihat wajah Kiki berhubung Kiki baru saja mengangkat wajahnya.
"Gak usah sok akrab deh lo. Kita baru kenal sebentar aja tapi lo udah sok banget mau nolongin gue."
Flashback on...
Minggu sore
Seperti biasa Kiki akan setia menyemangati Atha berlatih basket. Ya menyemangati tapi hanya dari dalam hati.
Memang awalnya Kiki ingin melupakan Atha, tapi mau bagaimana lagi? Ini soal hati, Kiki tidak bisa berbuat apa-apa.
Dengan bermodalkan earphone untuk jaga-jaga Kiki memilih duduk di bangku taman yang terletak di bawah pohon yang sangat besar.
Kiki terus menatap ke arah Atha. Keringat mengalir di wajahnya bahkan rambutnya juga basah karena keringat. Kiki hanya mendengarkan sebuah lagu yang terus diputar di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
Teen FictionApakah masih ada sedikit ruang di hatimu untuk ku isi? Atau apakah kau mau mengosongkan sedikit tempat di hatimu untuk ku isi? Sungguh pertanyaan ini menyiksaku. Sungguh kenyataan ini menyakitiku. Cinta itu misteri Ketika kita sibuk mengejar satu c...