Kampret: Orang itu duduk apa jongkok mbah?
Mangun : Ora penting, yang penting itu tangannya!
Kampret: Loh... maksudnya?
Mangun : Gunakan matamu! Bukan otakmu!... Bukankah kamu menanyakan orang itu?
Kampret: Iya
Mangun : Otakmu kemana saja sampai bertanya maksudku?
Kampret: Ora mudheng mbah...
Mangun : Yang penting itu keseluruhan beserta prosesnya, termasuk tangannya, bukan bokongnya saja.
Kalau dia pegang gergaji, berarti dia nukang, kalau dia pegang tandur, berarti dia ndaut, kalau dia pegang kepala berarti dia pusing!
Kampret: Oooooo
Mangun : Ya!
Kampret: Kalau dia pegang ini mbah?
Mangun : Berarti dia sedang begini!......... Ha ha ha......
Kampret: Jadi?........ Harus teliti ya mbah?
Mangun : Harus!... Jangan hanya lihat tampangnya, tapi secara keseluruhannya. Karena tampang itu bisa menipu
Kampret: Kalau orang diam mbah?
Mangun : Lihat expresi mukaknya dan tarikan napasnya,..
Kampret: Katanya diam itu emas mbah?
Mangun : Ahh.... Itu ungkapan suami istri yang sedang bertengkar saja! Biar tidak tambah ramai.
Kampret: Kalau diam meditasi mbah? Katanya baik.
Mangun : Kata siapa?
Kampret: Orang-orang,... menurut simbah?
Mangun : Aku ndak tahu!
Kampret: Kok ndak tahu?
Mangun : Karena terlalu banyak orang cerita tentang meditasi mungkin, jadi saya bingung sendiri, meditasi itu apa.
Kampret: Terus saya belajar apa sekarang mbah?
Mangun : Lihat saja dan perhatikan secara seksama, apa yang kamu lihat. Pikiranmu diam saja,... jangan terlalu banyak 'apabila, jika, kalau, seandainya'.
Kampret: Lah,.. Apa yang saya dapatkan mbah?
Mangun : Loh,.... Baru mau belajar kok sudah menghitung untung dan ruginya,... bukankah tahu tentang sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu itu sudah cukup bagus?
Kampret: Ah... saya pulang saja mbah, tidak usah melanjutkan belajar. Mari mbah,.....
Mangun : Kampret!... Kok?
Kampret: Saya sudah tahu apa yang sebelumnya saya tidak tahu mbah!..........

YOU ARE READING
Serial Kampret
EspiritualPerbincangan lucu dan mendidik antara Kampret dan mbah Mangun. Bacaan ringan pelepas lelah