9. Membenci mu

6.5K 297 27
                                    

"Biasa aja keponya, Ca. Selow selow sabar baybe." ucapku yang membuat Eca menatapku tajam. Ya gak setajam silet sihh. Golok juga enggak mungkin setajam piso dapur ehh ga deh kater mungkin. Yaudah terserahlah apa maunya dia mau setajem apa.

_________________
_______

Seperti biasa sesudah pulang sholat isya Ayah dan Arfan langsung menuju dapur yang hmmm.. Aromanya sudah Wangi sekali. Wangi disini bukan karna parfum ya tapi karna ikan asin yang ahh author juga ikut laper kalo ngebayangin. "Laparrrr.... " kata cacing diperut.

"Assalamualaikum." Ucap Arfan dan ayah bersamaan.

"Wa'alaikumsalam." Ucap Eca dan mimi bersamaan juga.

"Haduhhh mih bau ikan asinnya kok bikin keroncongan deh." Ucap ayah manja.

"Kalo aku sih udah dangdutan yah daritadi haha." Arfan ngelawak but ini terlalu garing.

"Iya, Yah. Sabar lahh ini juga udah mateng. Ca ambil sayur asem ya!! sama tempe goreng trus sambel, nanti mimi yang ambil nasinya." Ucap mimi sambil meniriskan ikan asin yang baru saja dia angkat.

"Wokehhh, mihhh." ucap Eca sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Selesai makan malam bersama akhirnya ayah membuka pembicaraan yang tadi siang janjikan.

"Ayah buka pembicaraan tadi siang ya, Ca?" tegas ayah.

"Iya, yah." ucap Eca yang semangat siap mendengarkan.

"Kamu kenal pak Ryandi?" Ucapku yang membuat Eca sedikit bingung dan berfikir keras.

Eca POV

Pak Ryandi? Pak Ryandi? Pak Ryandi? Haduhhh siapa dahhh bingung sendiri kalo gini.

"Emang siapa yah? Maaf Eca lupa hehe." cengir Eca.

Ayah menarik nafasnya dan melepaskannya dengan teratur. "Hmm.. Pak Ryandi yang putranya pernah sekelas denganmu Ca. Apa kamu ingat? Dia rekan kerja ayah dikantor benar kan Fan?"

Bang Arfan hanya mengangguk seperti pajangan dasbor mobil. "He'em ohhh... Si Fatah. Emang kenapa sama papahnya?" ucapku tenang tanpa sedikit curiga.

"Kemarin abang meeting dengannya Ca, trus ayah ditelepon katanya penting banget, akhirnya ayah dateng dan disitu juga ada abang kok." Ucap bang Arfan yang mengundang tanya.

Lahh trus hubungannya sama aku apaan?

"Singkat saja, Fatah ingin mengajakmu ta'aruf!!" tegas Ayah.

"APA??!!" ucapku tak percaya.

"Aku harap Ayah gak nerima dia!!" Sambungku.

"Loh kenapa, Ca??" Ucap ayah.

"Jadi ayah mau menjodohkan ku dengan si manusia es? Wahh gak beres inimah yah pokoknya Eca gamau." Tolakku.

"Ca pikirkan dengan kepala dingin dulu kamu sudah dewasa, nak." Lirih mimi.

"Mih Eca gamau, Eca aja baru mau masuk kuliah masa udah mau nikah aja!!" tolakku dengan nada yang sedikit naik dan aku langsung bangun meninggalkan mereka.

YaAllah ampuni aku.

"ECA!!!" Tegas ayah yang menghentikan langkahku.

"Duduk sini!! Ayah belum selesai berbicara!!" Tegas ayah kembali. Aku menghela nafas panjang dan membuangnya kasar.

"Maaf, yah." Ucapku sambil duduk kembali di meja makan.

"Coba biasakan dengan tenang, ayah tidak memaksamu untuk menerima ta'aruf tersebut, terserah kamu!!" Tegas ayah.

AFAF1 : ISTIQOMAH BERSAMAMU | ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang