19. Pindah Rumah

6.6K 268 6
                                    


"Kok bengong lagi si honey." Ucap Fatah mengusap pipiku lembut. Berasa ada magnet kalo dia nyentuh bagian tubuh ku.

________________
_______


"Gapapa, sayang." lirih ku sambil mengusap bahu Fatah yang terlihat khawatir denganku. Fatah menghela nafas kemudian tersenyum.

"Yaudah kamu makan yang bener, apa perlu aku yang suapin?" Ucapnya sambil mendekatkan wajahnya denganku.

Akupun memberanikan diri untuk berbicara. Seandainya aku tidak diizinkan juga tidak apa-apa yang penting aku sudah mencobanya.

"Fatah!!" Ucapku sambil mencari matanya yang kebiruan. Fatah menatapku, pandangan kami saling bertemu.

"Iya honey?" Ucapnya menyadarkan ku dari pandangan mata biru itu. "Hmm.. Boleh tidak kalo kamu bekerja trus aku main kerumah mimi gak lama kok, mungkin seminggu sekali saja." Ucapku langsung tertunduk.

Kemudian ada dua lengan kekar menyentuh bahuku. Dan aku mendongakkan kepalaku. "Sayang, jadi daritadi kamu mikirin hal itu? Kamu takut kalo aku ga izinin kamu?" Ucapnya sambil menatap mataku lekat.

Aku mengangguk bertanda menyetujui perkataannya.

"Baiklah, kalo kau mau seperti itu. Aku tidak ingin mengekangmu honey. But, aku masih trauma dengan kejadian dulu kamu diserang orang. Jadi aku mohon izinkan aku untuk menjagamu dengan beberapa bodyguardku. Aku berjanji dia tidak akan menggangumu. Mereka akan kusuruh mengamatimu saja. Dan jangan pernah kau pergi tanpa supir atau diam-diam karna setiap detiknya para bodyguard ku memberi tahu keadaanmu. Setuju?" Ucap Fatah sambil mengacungkan jari kelingkingnya.

Aku pun menyambut jari kelingkingnya dengan jari kelingkingku. Aku tersenyum dan mengangguk senang. Fatah tersenyum manis. Ohh seandainya senyum itu gula maka aku akan terkena diabetes akut setiap detiknya.

Kamipun menyelesaikan makan kami. Gina yang sedari tadi merengek minta eskrim lagi ke bang Arfan. Oh no!! Bumil gitu amat ya bayangkan udah beberapa cup eskirm tertumpuk dimeja makan kami.

Bang Arfan mulai disibukkan dengan Gina. Haha calon ayah. Gina sebenarnya baru hamil 2 minggu. Tapi nafsu makannya kaya orang belum makan 3 hari.

"Abang mau lagi es krimnya." Ucap Gina merengek seperti anak kecil. Bang Arfan hanya menghela nafas singkat dan bangun untuk memesan beberapa cup eskrim lagi.

Namun resenya si bumil setelah ada 4 Cup es krim dihadapannya. Tiba-tiba.....

"Buat abang saja aku sudah kenyang." Cengirnya seperti tak bersalah.
"Bang Arfan harus menghabiskannya katanya, aku sudah kenyang." sambungnya sambil mengelus-elus perutnya. Aku terkekeh geli melihat sepasang manusia ini.

"Loh kan kamu yang minta sayang." Ucap Banga Arfan sambil menghela nafas pelan. Gina hanya tersenyum kecil dan bang Arfan? Ya sudah jelas wajahnya yang malas. But, dia harus melakukan apapun itu demi calon buah hatinya dan tentunya saja ibu dari calon anak-anaknya.

"Gin kamu tega banget sama bang Arfan disuruh ngabisin 4 cup sekaligus haha!!" Ucapku terkekeh geli. Bang Arfan hanya menatap ku tajam dan sesekali memasukkan eskrim ke mulutnya.

"Gin aku minta ya?" Ucapku. Ok sekarang ada peraturan baru bagi aku dan Gina setelah menikah. Aku dilarang manggil lo gue ke Gina karna kata bang Arfan ga sopan sama kakak ipar.

Setelah ucapanku tadi bang Arfan tersenyum semangat karna aku ingin membantu makan eskrim.

"GAK BOLEH!! itu semua biar bang Arfan yang habiskan. Ya kan bang?" Ucap Gina terus menoleh ke bang Arfan tersenyum. Bang Arfan melongo dan senyum yang tadi dia berikan kepadaku seketika hilang.

AFAF1 : ISTIQOMAH BERSAMAMU | ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang