01.

2.1K 215 19
                                    

5 tahun kemudian...

Ruangan itu menjadi saksi bisu kemarahan Sehun selama 5 tahun ini, samsak menjadi sasaran empuk Sehun untuk meluapkan amarahnya.

"Tuan, nona Yeri memanggil anda."

Sehun menghentikan aktivitasnya dan menatap pelayan itu dengan tajam, "aku sudah bilang aku tidak mau diganggu." ucap Sehun sambil melepas sarung tangannya dengan kasar.

"Oppa!" teriak Yeri semangat.

Sehun menghembuskan nafasnya kasar dam mengelap keringatnya yang bercucuran, "ada apa lagi ?" ucap Sehun sambil menatap adiknya dengan kesal.

"Aish, kau lupa ? ini hari ulang tahunku, kau berjanji kan akan mengajakku ke pemakaman ayah."

Sehun memukul dahinya, ia lupa bahwa ini adalah hari ulang tahun adiknya, Yeri, "ah iya, selamat ulang tahun sayang, baiklah aku mandi dulu, lalu kita akan pergi." ucap Sehun sambil mengelus kepala adiknya dengan lembut.

"baiklah, aku tunggu dibawah ya." Yeri berlari kekamarnya sambil tersenyum senang, Sehun menatap punggung adiknya uang semakin lama semakin menjauh dan menghilang dari pandangannya.

Yeri, adiknya yang sudah berumur 12 tahun itu harus hidup tanpa bimbingan ayah ataupun ibunya lagi, bagi Sehun, Yeri adalah alasan dia untuk berjuang hidup dan meninggalkan kehidupannya yang gelap, ia tak mau kalau Yeri tau bahwa mereka adalah keluarga seorang mafia besar, sejak kecil Yeri ditaruh di asrama, namun saat menerima kabar ayahnya meninggal, Sehun memutuskan untuk membiarkan Yeri tinggal bersamanya.

Sehun mengelus bekas luka yang masih setia terukir di lengannya, yang selalu membuatnya mengingat betapa kejamnya cinta didalam hidupnya, wanita itu telah meninggalkan bekas untuk selama lamanya. Baginya tak ada lagi cinta, tak ada lagi wanita spesial, bagi Sehun wanita hanya untuk pemuas lalu dia tinggal mencampakkan nya begitu saja, tak ada yang spesial.

Setelah selesai berpakaian Sehun turun kebawah menemui adiknya yang ternyata sedang melihat lihat foto keluarganya.

"Yeri, ayo kita berangkat." ajak Sehun.

"Ayo!" Yeri menggandeng lengan Sehun dan berjalan dengan ceria.

Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk sampai ditempat tujuan, mereka membeli bunga dan langsung menuju kuburan ayahnya.

"Appa.." ucap Yeri sambil mengelus batu nissan ayahnya.

"Appa, hari ini aku berulang tahun, aku ingin menyuapimu kue ini, tapi kau pergi terlalu cepat." Yeri menatap kue kecil yang ia bawa dan segera menghapus air matanya.

Sehun menatap adiknya yang bahkan terlihat sedih dihari ulang tahunnya sendiri, hatinya terasa sakit jika melihat adiknya yang merasa kesepian, ia tak bisa selalu berada disamping Yeri karna perusahaan yang ia bangun setelah meninggalkan segala kegiatan berbau gangster atau mafia.

"ayo kita tiup lilinnya." ucap Sehun.

"Happy Birthday Yerii, Happy Birthday Yeri... " Perayaan sederhana di pemakaman itu sudah cukup membuat hati Yeri senang, bersama ayah dan kakak laki laki kesayangannya.

"Oppa, boleh aku bertanya sesuatu ?" tanya Yeri memecah keheningan didalam mobil antara dia dan Sehun.

"apa ?"

"Hmmm.. kenapa kau tak pernah menceritakan kenapa appa bisa meninggal ?"

Sehun menarik nafasnya perlahan, ia tau lambat laun adiknya akan segera menanyakan hal ini, "hmm, ayah dulu terkena penyakit parah, karna ia yakin bahwa hidupnya tak lama lagi, ia memutuskan untuk menyerahkan organ tubuhnya kepada orang lain." ucap Sehun berbohong.

Hard Heart (Hunrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang