06.

1.6K 222 12
                                    

Mungkin benar, cinta lebih berkuasa diatas segalanya, kadang kita bisa melupakan bahwa sesuatu yang berlebihan malah akan menimbulkan sesuatu yang buruk, sama seperti yang kualami sekarang, mungkin kalian menganggap ini berlebihan, menjijikan, tapi percayalah, menerima wanita ini kembali dalam hidupku sangatlah sulit.

Dia adalah yang pertama kali membuat jantungku berdetak cepat hanya saat menatap matanya, aku menjadi lemah saat dia menantangku, bahkan saat dulu dia meletakkan pistol itu dikepalaku, aku tak bisa melakukan apapun.

Jam baru menunjukkan pukul 5.30, masih pagi, matahari juga belum menampakkan diri seutuhnya, tapi seorang Oh Sehun sudah berdiri dibalkon sambil menyesap kopi hangatnya, seperti yang sudah dijelaskan, ia mengidap Insomnia selama 6 tahun ini semenjak kemarian ayahnya, ia akan merasa buruk setiap ia memejamkan matanya, ia hanya akan tertidur saat ia benar benar lelah, itupun hanya 2 sampai 3 jam saja.

"Hoaammm..." Irene meregangkan tubuhnya, rasanya sangat segar setelah bangun tidur sepertinya, matanya langsung menelusuri setiap sudut ruangan, semua berbeda, ini bukan kamarnya.

Irene memukul kepalanya pelan, bagaimana ia bisa tertidur dirumah Sehun, ia beranjak dari tempat tidur dan pergi keluar kamar, yaps ! itu dia Oh Sehun, sedang berdiri dibalkon.

"kau tertidur nyenyak." Sehun membalikkan badannya menghadap Irene yang sedang berdiri sambil menatapnya.

"pekerjaan sudah selesai, kau bisa tidur lagi bukan ?" ucap Sehun, terdengar sedikit menyindir.

Irene hanya menundukkan kepalanya, ia merasa tidak enak, bagaimana ia bisa tertidur saat ia sedang bekerja, benar benar memalukan, ia terlihat sebagai seorang pekerja yang tidak profesional.

"maaf sajangnim." ucap Irene sambil menggigit bibir bawahnya dan menutup matanya saat Sehun berjalan menghampirinya, tamatlah riwayatnya, pasti Sehun akan menghabisinya sekarang.

"kenapa menggigit bibirmu ? kau ingin menggodaku ? baiklah."

Sehun segera melumat bibir Irene dengan rakus seakan tak ada hari esok lagi, Irene mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu ia menutup matanya dan terhanyut dalam buaian Sehun, tidak ada paksaan, tak ada ciuman menuntut, Sehun hanya melumatnya pelan dan memuaskan rindu yang selama ini ia tutupi dengan dendam, jujur tak hanya Sehun, Irene pun merasakan hal yang sama.

Irene menjauhkan wajahnya dari Sehun seelah kehabisan pasokkan oksigen, dahi mereka masi menempel, bahu mereka naik turun sambil meraup oksigen dengan rakus.

"a-apa yang kau lakukan ?" tanya Irene ragu.

Sehun menggaruk kepalanya, "mungkin ini gairah pagi hari, sudah beberapa minggu ini aku tak pernah bermain dengan wanita."

Hati Irene mencelos, mendengar ucapan Sehun, ia merasa sesak didadanya, sejenis sakit hati atau kecewa, tapi ia yakin ia sudah tak memiliki rasa apapun, "bermain ?" tanya Irene berusaha menetralkan perasaannya.

"iya bermain.." Sehun mendekatkan bibirnya kedekat telinga Irene, "diatas ranjang." ucapnya dengan sensual, membuat bulu kuduk Irene merinding.

Entah roh apa yang merasuki Irene, ia merasa sangat kesal, ia ingin marah, namun apa haknya, mereka bukan pacar, bukan sahabat, bahkan bukan teman, lalu kenapa ia harus kesal.

"menjijikan." desis Irene.

Sehun menatap Irene dengan heran, "bukankah itu biasa ?"

Irene mendecak pelan, "aku tak menyangka kau se brengsek itu, mempermainkan seorang perempuan, cih." Irene berusaha menahan emosi tak jelasnya itu, dan bersikap santai, walaupun wajahnya memerah menahan kesal, bahkan Sehun dapat melihatnya dengan jelas perubahan mimik wajah Irene.

Hard Heart (Hunrene)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang