Irene membantingkan badannya diatas kasurnya yang empuk itu, sudah seminggu ini dia berada di flat yang baru ia beli itu, tapi baru hari ini ia bisa merasa lega setelah memenuhi perlengkapan yang ia butuhkan.
"aku rindu kalian." ucapnya sambil mengelus bingkai foto yang berisi foto ia ayahnya dan Mark, adiknya.
Drrttt..Drttt..
"Halo nona Irene."
"oh, halo, bagaimana kabar kalian disana ?"
"kami baik baik saja nona, butik juga berjalan dengan baik." ucap Lee Taeyong.
"hmmm, kenapa kau menelfonku ?"
"aku hanya khawatir, apa kau yakin tidak mau kembali ke Paris ? aku merasa tidak nyaman jika melepaskan kau sendiri disana."
"tenanglah, aku ingin memulai kehidupanku yang baru, aku sudah membeli flat, dan akan mencari pekerjaan."
Irene dapat mendengar hembusan nafas berat dari sebrang sana, ia tau bahwa Taeyong sangat khawatir padanya, setelah kepergian ayahnya, Taeyong dan istrinya berperan penting dalam hidup Irene, mereka sudah seperti orang tua bagi Irene, "jangan khawatir, aku akan meminta uang jika aku benar benar membutuhkannya, tolong jangan seperti ini."
"baiklah, kabari aku jika kau merasa kesulitan, bye."
"bye." Irene mematikan handphonenya dan menatap langit langit kamarnya, sekarang ia hanya sendiri, tidak ada lagi yang melindunginya, karna ia harus melindungi dirinya sendiri, tidak akan ada fasilitas mewah, karna ia sudah meninggalkan itu semua.
Irene meraih kotak panjang yang ada di samping tempat tidurnya, dan membukanya secara perlahan, kotak itu berisi pistol pistol, dan 2 pisau lipat miliknya.
"aku harus berhenti menggunakan kalian, aku sudah muak dengan hal hal ini." gumam Irene, air matanya jatuh tanpa ia minta membasahi pipinya yang lembut itu.
Irene menutup kotak itu kasar dan memasukkannya kedalam laci bawah tempat tidurnya.
"sekarang aku akan menjadi Bae Irene, hanya orang biasa, bukan anak mafia, bukan anggota mafia, aku hanya masyarakat biasa." ucap Irene sambil menatap dirinya dicermin.
*
"Yeri, sudah waktunya tidur." ucap Sehun sambil menghampiri Yeri yang sibuk mendandani boneka barbienya.
"baiklah." ucap Yeri.
Sehun menemani Yeri sampai ia masuk ke dalam kamarnya, tak lupa ia memberi kecupan di kening adiknya itu sebelum tidur.
"huh, melelahkan sekali, aku baru tak menyangka kalau akan sesulit ini menjaga anak kecil." ucap Chanyeol sambil meminum minumannya.
"tenaganya benar benar kuat, kau tau ditaman tadi aku mengejarnya sampai nafasku sudah mau habis, dan dia masih bisa tertawa." Tambah Kai yang hanya dibalas kekehan kecil oleh Sehun.
"dia benar benar lincah seperti tuan Oh Yeon Seok." ucap Chanyeol.
"pola pikir mafia mengalir dalam pikirannya kau harus tau itu." ucap Sehun sambil menggelengkan kepalanya pelan.
"WOAH! pacarku bekerja dengan baik." ucap Kai.
Sehun menatap Kai dan menaikkan salah satu alisnya, "ada apa ?"
"Kurasa takdir mengizinkan kau untuk balas dendam hun, lihat ini, Irene melamar pekerjaan di Yeun's Groups." teriak Kai.
Sehun semakin mengembangkan senyumannya, bukan senyuman bahagia, tapi senyum liciknya, Irene akan merasakan apa yang ia rasakan, dia akan menuai apa yang ia tabur, mengkhianati seorang Oh Sehun adalah jalan untuk mencapai neraka dunia.